44 || 44

44.1K 2.4K 4.1K
                                    

Hallo

Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.

Don't forget to give a feedback🙌

Jangan jadi silent readers please.

RAMEIN SETIAP KALIMAT MANIEZZZ.

🪐🪐🪐

Shaka langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ruang bawah tanah yang Shaka ciptakan, di sana terdapat penjara bawah tanah yang sengaja Shaka buat.

Memang berada di dalam rumahnya, tapi akses masuk itu tentu berbeda, semua keluarganya tidak ada yang mengetahui jika di dalam rumahnya terdapat penjara bawah tanah. Hanya Shaka yang tau akan isi ruang bawah tanah itu.

Shaka menatap orang kepercayaannya, Max.

"Bagaimana?" Tanya Shaka menatap lurus ke depan sana.

"Sulit menemukan identitasnya, dia sengaja merubah identitasnya," jelas Max.

Kuku Shaka mengetuk-ngetuk kursi, "lalu?" Tanya Shaka.

"Dia satu sekolah dengan Tuan muda," balasnya.

"Saya sudah mengecek seluruh cctv yang Tuan muda lalui hari itu, di mulai ketika pagi hari menuju apartemen, lalu menuju sebuah tempat yang saya kira itu perkumpulan anak muda, tapi ternyata itu adalah sebuh markas geng motor, dan terakhir Tuan muda berada di area balap yang tidak terdapat cctv." Jelas Max.

"Selidiki terus mengenai Ziro." Ucap Shaka.

Shaka memijat pelepisnya, "saya rasa Tuan perlu meluruskan kejadiaan ini pada Tuan muda." Jelas Max.

Shaka menatap Max, "bukankah saya akan terlihat pengecut di mata anak saya?" Tanya Shaka.

Max langsung menggelengkan kepalanya, "tidak, bagaimanapun mereka perlu mengetahui apa yang Tuan lakukan kala itu untuk menyelamatkan Nyonya." Jelas Max.

Pandangan Shaka lurus ke depan sana, mengingat kejadian yang mungkin tidak akan pernah Shaka lupakan.

Kejadian yang terjadi setelah Shaka memukul Rayden, acara jamuan di rumah baru Shaka.

Shaka menatap lurus ke depan sana, tidak, Shaka akan tetap tutup mulut, Shaka tidak ingin istrinya mengingat kejadian itu kembali.

Lebih baik dirinya di benci oleh putranya, daripada membuka luka lama itu.

🪐🪐🪐

Rayden menghela napas melihat Syana yang terus berdiri di samping ranjangnya, tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, "lo keluar deh, gue mau tidur," usir Rayden pada Syana.

"Kak?" Panggil Syana masih tak menatap Rayden.

"Gara-gara aku ya kak?" Tanya Syana kembali.

"Gue harus bilang berapa kali kalo ini bukan salah lo?" Tanya Rayden.

"Gue cowok, tapi gue emang lagi apes aja, yang kayak gini udah biasa buat cowok." Jelas Rayden.

"Kak?" Panggil Syana.

Rayden menghela napas kasar, "kenapa lagi?" Tanya Rayden.

"Mending lo pulang, enakan di rumah, ngapain ke sini?" Tanya Rayden.

"Disuruh Mommy jagain kak Rayden," balas Syana.

"Gak mungkin," cibir Rayden.

"Kak Rayden tau cowok yang aku maksud kan? Ini ulah dia kan kak? Jawab jujur!" Titah Syana menatap Rayden dengan tatapan teduh.

RAYDEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang