51||51

37.6K 2.3K 4K
                                    

Hallo

Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.

Don't forget to give a feedback🙌

Jangan jadi silent readers please.

RAMEIN SETIAP KALIMAT MANIEZZZ.

🪐🪐🪐

Rayden melepaskan pelukannya dengan Alora, mengusap air mata Alora, Rayden terus menatap Alora, "mau cerita sama gue?" Tanya Rayden.

"Kalo lo gak mau cerita, gak papa, gue gak akan maksa lo buat cerita." Ucap Rayden.

"I don't know how to explain what i'm feeling right now," ujar Alora masih terisak dengan Rayden yang terus menatap Alora, "tapi ini sakit banget kak," lanjut Alora.

Rayden kembali memeluk Alora, "gak papa, ada gue, lo punya gue," ujar Rayden mengelus rambut Alora dalam pelukannya.

"Bunda kemarin kecelakaan," ujar Alora masih terisak.

"Bunda sekarang belum siuman, aku takut kak, aku cuma punya Bunda." Lanjut Alora.

Rayden menajuhkan pelukannya dengan Alora, "tante Ziya itu orang yang kuat, gue yakin tante Ziya bakal bertahan." Ucap Rayden.

Rayden mengusap pipi Alora, "nanti anter gue ke sana ya," ujar Rayden.

Rayden beralih untuk membuka kunci rumah, "mending lo bersihin diri, gue tunggu lo di sini," ujar Rayden yang langsung di turuti Alora tanpa sepatah kata apapun.

Rayden terus menatap Alora yang berjalan dengan lesu.

Rayden menunggu Alora dengan menatap sekeliling rumah Alora, Rayden memutuskan untuk beranjak, melangkahkan kakinya ke arah dapur.

Rayden akan memasak untuk Alora, melihat Alora yang terlihat lesu membuat Rayden yakin jika gadis itu tidak memikirkan dirinya sendiri.

Rayden membuka kulkas yang hanya terdapat telur dan beberapa sayuran, mau tak mau Rayden mengolah bahan-bahan yang ada untuk mengisi perut kosong Alora.

Rayden sudah menyelesaikan masakannya, Rayden duduk di kursi meja makan menunggu Alora, cukup lama Rayden menunggu Alora hingga Rayden melihat Alora yang sudah rapi.

Rayden yang melihat Alora terburu-buru langsung menghampiri Alora, meraih tangan Alora, "mau ke mana?" Tanya Rayden menatap Alora.

"Mau ke rumah sakit lagi, kasian Bunda sendiri." Balas Alora.

Rayden menarik tangan Alora menuju meja makan, "tante Ziya bakal sedih kalo anaknya sakit," ujar Rayden.

Rayden mempersilahkan Alora untuk duduk, "sekarang makan dulu, nanti gue anterin lo ke rumah sakit, gue temenin lo." Ucap Rayden.

"Kenapa?" Tanya Rayden melihat Alora yang masih diam.

Rayden menarik kursi untuk duduk di sebelah Alora, Rayden beralih meraih piring itu, "biar gue suapin," ujar Rayden.

"Aku gak nafsu makan kak," ujar Alora.

"Di paksain, gue gak mau lo sakit," ucap Rayden memaksa Alora.

"Nurut ya Lora, nanti gue di marahin kalo lo sakit sama tante Ziya, lo mau gue kena amukan tante Ziya?" Tanya Rayden.

Alora perlahan menerima suapan Rayden, "Syana juga masuk rumah sakit," ujar Rayden membuka suara.

"Kenapa?" Tanya Alora.

"Kecelakaan sama cowok brengsek." Balas Rayden.

"Gue lupa janji sama lo gara-gara Syana yang waktu itu hilang, gue cari-cari Syana sampai gue lupa kalo gue punya janji sama lo, gue jahat Lora sama lo." Ucap Rayden.

RAYDEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang