Hallo
Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.
Don't forget to give a feedback🙌
Jangan jadi silent readers please.
***
Alora terus terjaga, menatap Ziya yang terlelap, Alora menghela napas kasar.
Alora keluar dari kamar Ziya, Alora memilih untuk duduk di teras rumahnya.
Alora menatap handphonenya yang terus berbunyi, Alora masih berharap Rayden mengiriminya pesan, tapi nyatanya tidak.
Alora terkekeh melihat pesan itu dari Grace, pesan itu berisi Rayden yang mengirimi Grace pesan, dan Grace mengirim pesan itu padanya.
Alora membuka room chatnya dengan Rayden, tapi tidak ada satupun pesan yang Rayden balas.
Kak Rayden :
Aku iri sama mantan kamu, walaupun dia selingkuhin kamu, kamu tetap memperlakukan dia dengan sangat baik.
Alora mengirim pesan itu pada Rayden, Alora tau jika Rayden tidak akan meresponnya, tapi Alora tetap mengirim pesan itu.
Alora menatap sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya, Alora tetap berada di posisinya, Alora tau jika itu adalah Sangga.
"Alora?" Panggil Sangga.
Alora tersenyum menatap Sangga yang datang menghampirinya, "Bunda udah gak papa om." Ucap Alora.
Alora sempat menghubungi Sangga setelah Ziya mengamuk, tapi rupanya Sangga malah mendatanginya.
"Om Sangga?" Panggil Alora tanpa menatap Sangga. "Om kenal Om Shaka gak?" Tanya Alora.
"Ya, memangnya kenapa?" Tanya Sangga. "Berarti Om Sangga kenal Om Felix?" Tanya Alora.
"Tolong ceritakan tentang Om Felix." Ucap Alora.
Sangga duduk di samping Alora, "Saya sempat mengenal Shaka, termasuk Felix. Tapi di sana tidak ada Ziya, Alora." Ucap Sangga.
"Saya tidak tau apa yang Ziya alami bersama Felix." Jelas Sangga.
"Shaka, kamu kenal Shaka bukan? Coba tanyakan pada Shaka." Ucap Sangga.
Sangga menatap Alora yang sedari terus diam, Sangga mengelus rambut Alora pelan, Sangga tersenyum ketika Alora menatapnya, "sabar ya nak, Tuhan memberikan semua masalah itu padamu karena Tuhan yakin kamu bisa lewatin semuanya." Ucap Sangga.
Sangga beranjak, "kalo terjadi sesuatu, kamu bisa langsung hubungi saya atau Karel, tidak perlu merasa tidak enak." Pesan Sangga.
"Kenapa Om Sangga baik sama Alora dan Bunda?" Tanya Alora.
Pertanyaan itu selalu memenuhi benak Alora ketika Sangga terus menerus membantunya padahal mereka bukan keluarga.
"Saya hanya ingin membantu, saya suka membantu, dan kebetulan Ziya sudah lama bekerja dengan saya." Balas Sangga.
"Saya pergi dulu." Pamit Sangga meninggalkan Alora.
Alora membuka handphonenya ketika berbunyi, di sana Grace mengirim fotonya dengan Rayden.
Alora menghela napas kasar, Alora mulai lelah dengan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYDEN (END)
Teen Fiction[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan membawa bencana untuknya. Bermula dari Alora yang takut akan tatapan intens Kakak laki-laki temannya...