38 || Sweetness

52.3K 2.9K 4K
                                    

Hallo

Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.

Don't forget to give a feedback🙌

Jangan jadi silent readers please.

RAMEIN SETIAP KALIMAT MANIEZZZ.

🪐🪐🪐

Rayden menghela napas, mengusap pelan jari jemari Alora, "sorry kalo gue buat lo gak nyaman." Ucap Rayden.

Rayden mengacak pelan rambut Alora, "gue cabut," pamit Rayden.

"Gue tunggu lo nanti pulang sekolah." Ucap Rayden sebelum pergi meninggalkan Alora.

Rayden memang sangat sulit untuk mengontrol emosinya, Rayden belum bisa melakukan itu.

Rayden pada akhirnya memilih untuk menuju basecamp daripada mengikuti jam pelajaran hingga jam terakhir.

Rayden memilih untuk menuju parkiran, menunggu Alora.

Rayden menyandarkan tubuhnya di motor, dengan menundukkan kepalanya.

"Tas lo."

Rayden menangkap lemparan Fael dengan cukup sempurna tanpa mengatakan apapun.

Fael berdiri di sebrang Rayden dengan menyalakan rokoknya, "kenapa? Kayak gak ada gairah hidup," ujar Fael diiringi tawa laki-laki itu.

"Katanya mau jalan sama Alora? Gak jadi?" Tanya Fael.

"Aura gelap kayak gini nih berpengaruh sama orang-orang lingkungan sekitar lo den, kalo lo kayak gini energinya bisa sampe ke orang-orang di sekitar lo." Jelas Fael.

Fael menginjak puntung rokoknya, menepuk pelan bahu Rayden, "ada cewek lo, gue cabut." Pamit Fael meninggalkan Rayden.

Fael tersenyum singkat menatap Alora yang menghampiri sahabatnya.

Rayden menatap Alora yang sudah berada di hadapannya, gadis dengan rambut cepol asal, cardigan yang begitu pas dengan gadis itu.

"Maafin gue," ujar Rayden menatap Alora.

"Tadi kamu udah minta maaf, kenapa minta maaf lagi?" Tanya Alora.

"Maaf karena gue ngekang lo, emosian, kasar." Ucap Rayden.

Alora menganggukkan kepalanya seraya tersenyum ke arah Rayden, "gak papa." Ucap Alora.

Pada akhirnya Rayden memilih untuk berusaha menjadi lebih baik, demi mempertahankan hubungannya dengan Alora, Rayden tidak ingin kehilangan gadis itu, Rayden tidak bisa.

Rayden memasangkan helm untuk Alora, "lo nyaman gak kalo gue bawa lo pake motor?" Tanya Rayden.

Alora mengernyitkan keningnya mendengar itu, "kenapa?" Tanya Alora.

"Kalo lo gak nyaman, gue mau ganti bawa mobil." Balas Rayden.

Alora hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar itu, "kamu lupa aku siapa ya?" Tanya Alora.

"Aku dari kecil udah biasa pake motor sama Bunda, jadi gak papa." Jelas Alora.

"Gue takut lo cari yang lebih dari gue," ujar Rayden. "Kalo ada yang kurang dari gue, lo mending ngomong." Lanjut Rayden.

RAYDEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang