60||60

28.6K 2.3K 5K
                                    

Hallo

Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.

Don't forget to give a feedback🙌

Jangan jadi silent readers please.

RAMEIN SETIAP KALIMAT MANIEZZZ.

***

Rayden memutuskan untuk pergi ke sekolah seperti biasa, di saat-saat seperti ini Rayden sangat membutuhkan Alora, tapi dirinya harus menahan diri.

Rayden menahan langkah kakinya ketika melihat Alora, Rayden memilih jalan lain, meskipun itu lebih jauh.

Rayden ingin mengadukan semuanya pada Alora, tapi Alora andil dalam masalah itu. Rayden sangat tidak bisa menerima hal itu.

Rayden ingin pura-pura tidak tau tentang semuanya, tentang apa yang ia lihat di mading, tapi nyatanya ia tidak bisa.

Rayden melihat Daddynya sendiri sedang melampirkan jas pada kekasihnya sedangkan kekasihnya sendiri menggunakan baju yang begitu tidak pantas.

Apalagi keluarganya tengah di landa masalah, Mommynya menduga Daddynya berselingkuh, dan foto itu muncul di saat yang begitu pas.

Rayden sangat membencinya, bahkan ia tidak ingin mengetahui alasan Alora, walaupun Alora akan menjelaskan tentang foto itu.

Rayden terlalu takut, takut jika apa yang ia duga benar, dan itu akan membuatnya lebih sakit. Bukan hanya dirinya, tapi Mommynya.

Rayden menuju gudang yang ia ubah menjadi basecamp bersama teman-temannya.

Rayden menghentikan langkahnya melihat gadis yang sedang ia hindari duduk di sofa menatapnya dengan senyum cerah gadis itu.

Rayden berdecak, berniat untuk pergi, tapi Alora menahan tangan Rayden.

Rayden menatap sejenak tangan Alora yang memegang lengannya, tapi dengan cepat Rayden menepisnya dengan kasar.

"Kamu habis ngapain?" Tanya Alora melihat wajah Rayden yang babak belur.

Rayden mengalihkan perhatiaannya ke arah lain, "bukan urusan lo," balas Rayden.

Rayden mendadak kesal melihat wajah Alora tanpa beban apapun, sedangkan Mommynya terus menangis karena ulah Daddynya.

Alora menarik tangan Rayden untuk duduk di sofa, "tunggu sebentar," ujar Alora.

Alora mengambil kotak P3K, duduk di samping Rayden, mengambil tangan Rayden, "jangan sentuh gue." Ucap Rayden menjauhkan tangannya dari Alora, "gak sudi tangan gue lo sentuh." Lanjut Rayden.

Alora menghela napas, Alora mengobati luka Rayden dengan begitu telaten, beralih mengobati luka yang berada di wajah Rayden, "kenapa bisa sampe kayak gini?" Tanya Alora.

"Kamu janji gak akan berantem, tapi ini apa?" Tanta Alora kembali.

Seketika Rayden mengingat janjinya pada Alora jika ia tidak akan bertengkar, bahkan berjanji tidak akan ada luka apapun pada wajahnya karena Alora menyukai wajahnya.

Rayden terus mengamati Alora, Rayden tiba-tiba beranjak ketika Alora akan membuka sepatunya, hingga Alora tersungkur.

Rayden menatap sejenak Alora sebelum dirinya pergi, "mau sampai kamu kayak gini?" Tanya Alora membuat langkah Rayden terhenti.

"Kamu gak bisa luangin waktu buat dengerin penjelasanku? Kamu gak mau tau dari sisiku gimana?" Tanya Alora kembali.

"Aku gak papa kalo kamu marah, aku salah, tapi jangan kayak gini." Ucap Alora.

RAYDEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang