Hallo
Silahkan follow akun wattpadku dulu karena cerita akan di privat acak. HAYO YANG BELUM FOLLOW, GAK BISA BACA.
Don't forget to give a feedback🙌
Jangan jadi silent readers please.
RAMEIN SETIAP KALIMAT MANIEZZZ.
🪐🪐🪐
Beberapa hari ini Alora menunggu Bundanya yang tak kunjung sadar, tapi Bundanya sudah di pindahkan ke tempat biasa.
Alora sering di temani Rayden, meskipun tidak sepenuhnya selalu bersama Alora karena Rayden juga harus menjaga Syana.
Sesekali Alora melihat keadaan Syana yang tidak sadarkan diri, Alora cukup prihatin melihat luka yang Syana dapatkan.
Kali ini Alora datang karena Syana dikabarkan siuman dari beberapa hari yang lalu dan Alora baru ada kesempatan untuk menjenguknya sekarang.
Langkah Alora terhenti ketika melihat Syana sedang menggunakan kursi roda dengan seseorang yang jelas ia kenali.
Alora hampir melupakan satu fakta bahwa ia dan Syana memiliki Ayah yang sama, Alora ingin tau respons apa yang Syana berikan, akankah Syana membencinya?
"Dulu nyokapnya Syana hamil sama Om Felix pas Om Felix udah nikah sama tante Ziya,"
"Dulu nyokapnya Syana jebak si Shaka, ada satu acara yang buat mereka mabuk, dan si Shaka gak inget apa-apa, ternyata nyokapnya Syana manfaatin itu biar si Shaka tanggung jawab."
"Dulu Mommy gue yang maksa buat si Shaka nikah sama nyokapnya Syana karena dulu Mommy sama si Shaka sempet pisah."
"Tapi Mommy gak tau kalo si Shaka di jebak, Mommy tau pas nyokapnya Syana udah meninggal setelah lahirin Syana."
Mengingat dari apa yang Rayden jelaskan, bisa saja Syana membencinya karena kehidupan Syana jadi tidak sempurna karena pernikahan Bundanya.
Alora segera menggelengkan kepalanya cepat, Alora tidak peduli, Alora datang sebagai teman Syana, teman dekat Syana.
Alora terdiam cukup lama melihat interaksi Syana dengan pria itu, pria yang Alora tau bernama Felix.
Meskipun Syana terlihat mengabaikannya, tapi pria itu terus berusaha membujuk Syana agar mau berinteraksi.
Ketika Syana membuang bunga yang Felix berikan, pria itu tidak marah, pria itu malah tersenyum hangat.
Ketika Syana menolak usapan kepala dari pria itu, pria itu tetap tersenyum.
Dadanya terasa begitu sesak, Alora mulai bertanya-tanya kenapa pria itu tidak berusaha menemuinya? Kenapa perlakuannya berbeda dengan Syana?
Alora yakin pasti pria itu mendapat tolakan untuk bertemu Syana, tapi karena kegigihannya ia sekarang bisa bersama Syana.
Kenapa dengan dirinya tidak? Alora juga ingin, ingin merasakan sedikit kasih sayang dari seorang Ayah.
"Mon amour?!"
Alora langsung tersadar ketika mendengar panggilan itu, Alora tersenyum menatap Rayden yang langsung merangkulnya.
"Anter gue cari makan," ajak Rayden tersenyum menatap Alora.
Rayden tidak buta, Rayden tau jika Alora terus memperhatikan Syana dan pria bernama Felix.
Rayden berusaha agar Syana tidak bertemu dengan pria itu, tapi usahanya gagal karena Syana sendiri yang ingin bertemu dengan pria brengsek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYDEN (END)
Teen Fiction[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan membawa bencana untuknya. Bermula dari Alora yang takut akan tatapan intens Kakak laki-laki temannya...