03

1K 70 0
                                    

"Untuk tugasnya bisa dikerjakan dengan partner duduk ya, diskusikan berdua dan minggu depan diskusinya akan Ibu periksa dan mengambil dua orang nilai tertinggi untuk presentasikan hasil diskusi mereka."

Anna menggaruk kepalanya menggunakan pulpen yang dipegangnya, apa kata guru didepan? Bertugas dengan teman sebangku? Arkan?

Anna melirik sedikit Arkan yang hanya terfokus pada gamenya, padahal didepan ada seorang guru yang sedang berbicara, benar-benar lelaki yang tidak memiliki manner.

Tak berselang lama, guru itu beranjak pergi dan membuat kelas menjadi begitu riuh, kebanyakan berbicara tentang tempat pengerjaan tugas mereka.

"Arkan." Anna memberanikan dirinya untuk berbicara dengan Arkan yang terfokus pada gamenya.

"Apaan?" tentunya Arkan menjawab tanpa melihat sipembicara.

"Buat tugasnya, lo mau ketempet gue, atau gue ketempet lo?"

"Gue sih ogah ketempet lo."

Anna menganggukkan kepalanya, "Berarti gue yang ke lo ya?"

Terdengar suara kemenangan dari ponsel itu, membuat Arkan kini terfokus pada aplikasi lain diponselnya.

"Lo seriusan mau ngerjain tugas sama gue?" Arkan bertanya untuk memastikan apa yang didengarnya tadi.

"Iya, emang lo ga dengerin kata guru tadi?"

"Hal yang didiskusiin itu bisa dikarang bebas, lo tau ga?"

"Tapikan itu sama aja bohongin guru. Harusnya kita diskusi bukan mengarang bebas."

Arkan memutar matanya, susah berbicara dengan manusia aneh seperti gadis ini.

"Sini hape lo."

Anna merogoh ponselnya dari dalam saku rok, untuk diberikan kepada Arkan.

"Hape gue mau lo apain?"

"Ini nomer gue, lo bisa hubungin gue kalo mau ngerjain tugas. Nanti gue shareloct."

Anna menganggukkan kepalanya, kini kontak diponselnya menjadi bertambah, karena ada kontak Arkan.

"Reval?" Anna membaca nama kontak baru diponselnya.

"Nama lo siapa sih?" Anna hendak bertanya pada Arkan, namun lelaki itu sudah melangkah meninggalkan kelas.

"Haduh. Nanti kalo ini bukan nomer dia gimana."

"Jangan-jangan dia ngerjain gue."

***

Masih berada didepan ponselnya, Anna memandangi nama kontak yang ditambahkan tadi.

Dia sudah rapih dengan pakaian yang ia miliki.

Anna memberanikan diri untuk mengirimi pesan ke kontak bernama Reval itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna memberanikan diri untuk mengirimi pesan ke kontak bernama Reval itu.

Tak menunggu lama, Anna menerima lokasi yang dimaksud Arkan untuk mengerjakan tugas kelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak menunggu lama, Anna menerima lokasi yang dimaksud Arkan untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Mami, Anna mau ngerjain tugas kelompok dulu yaa."

Anna turun dari tangga rumah dengan suara menggema.

"Iya, hati-hati. Anna ga dijemput temen kelompoknya?"

Anna melangkah mendekati Maminya yang tengah membuat kue kering dan cookies didapur.

"Ngga, Anna kesana sendiri. Boleh bawa mobil abang ga Mi?"

Maminya memandangi Anna cukup dalam, "Bawanya hati-hati ya."

"Okidoki Mami."

***

Anna merasa jika dia tersesat, hanya ada satu rumah tua yang ada didaerah ini, tidak mungkin kan seorang Arkan berumah, dirumah tua seperti ini?

Pagar rumah yang terlihat usang dan sepertinya akan rubuh saat gempa datang.

Anna memberanikan dirinya untuk melihat rumah itu. Dia melajukan mobilnya, dan berhenti didepan rumah yang gerbangnya terbuka.

Mata Anna terbelalak, didalam sana banyak mobil dan motor terparkir rapih. Rumah ini seperti tempat perkumpulan banyak orang.

Anna menekan "call" dikontak Reval.

Tokk...tokk.

Anna terdiam ditempatnya saat melihat ada seseorang yang mengetuk mobil dari luar.

Anna memberanikan diri untuk membuka sedikit kaca mobilnya.

"Anna?" / "Abang?"

Anna membuka lebar jendela mobilnya.

"Abang ngapain disini?"

"Abang ngga sih yang harusnya nanya sama Anna? Anna ngapain ditempet kumpul abang? Tau darimana?"

Tempat kumpul kata Abangnya?

Artinya ini...

"Kayanya Anna salah baca maps deh."

Tidak mungkin teman sebangku Anna merupakan anggota dari perkumpulan abangnya ini, perkumpulan ini sangat menyeramkan.

"Ohya? Sini abang coba cek mapsnya." Geralt meraih ponsel adiknya.

"Ini siapa yang ngasi shareloct?"

"Temen sebangku aku, mau ngerjain tugas kelompok."

"Namanya?"

Anna memandang Geralt cukup aneh, "Dia kenalin dirinya Arkan disekolah, tapi dia save nomernya diponselku Reval."

"Ooooh... Jadi yang Reval bilang cewe aneh itu, kamu?"

"Ha?"

Geralt menyunggingkan senyum seperti senyuman mengejek, dia melangkah kesisi lain mobil dan membuka pintu mobil.

"Masuk aja. Dia didalem kok."

Anna menyalakan kembali mobilnya lalu melaju kedalam untuk memarkirkan mobil.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang