16

840 53 0
                                    

Hari ini Anna merasa jika para murid memperhatikannya dengan pandangan yang aneh, menurutnya.

"Na!"

Cia menyerukan nama Anna saat Anna baru saya tiba di dalam kelas.

"Lo—"

Brakkkk...

Suara tendangan pintu kelas membuat Cia menghentikkan perkataannya.

"Mana Anna!"

Anna langsung memutar badannya, dan bertemu pandangan dengan Felis dan beberapa teman gadis itu dibelakangnya.

"Lo."

Felis melangkah mendekati Anna, "Lo itu murahan banget ya! Belum move on lo dari Arthur?!"

"Ada apa ni?" Anna bertanya karena tak tau apa yang dibicarakan Felis, Anna sudah move on dari Arthur.

"Jangan sok gatau deh lo! Lo diem-diem ngajakin Arthur ketemuan kan! Ngaku lo!"

Anna mengerenyitnya dahinya, "Gila sih, sejak kapan gue ngajakin Arthur ketemuan? Dari awal pacaran juga si Arthur terus yang ngajakin gue ketemuan."

"Itukan pas lo pacaran! Sekarang Arthur udah jadi tunangan gue! Lo seharusnya bisa jauh-jauh dari dia!"

"Bentar. Ini masalahnya apasih? Kapan gua ngajakin Arthur ketemuan? Dan gue ga move on dari dia? Tolong ya, cowo yang lebih dari Arthur, gampang gue dapetin."

Cia hampir bertepuk tangan dengan balasan Anna itu, jika tidak mengingat situasi dan kondisi saat ini.

"Cih! Kenapa lo ga dapetin? Kenapa malah ketemuan sama tunangan orang?!" teman Felis membuka suaranya, sepertinya Felis tak dapat menjawab kata-kata Anna itu.

"Itu, foto lo sama Arthur ada di papan bulletin sekolah." bisik Cia, membuat Anna mendapatkan clue tentang apa yang menjadi permasalahan disini.

"Gini ya, lo tau tempat kejadian itu dikompleks rumah gue. Mana mungkin gue ngajakin orang ketemuan disana, itu artinya orangnya yang dateng nemuin gue."

"Bohong lo! Mana buktinya?"

"Gue saksinya."

Semua pandangan terpusat pada Arkan yang bangkit dari duduknya, Anna tak menyadari jika Arkan sudah berada dikelas ini.

"Kalo yang lo maksud kejadiannya kemarin, gue saksi kalo Arthur yang dateng nyamperin cewe gue."

Semua terkejut dengan ucapan Arkan, apa katanya tadi? Cewe gue?

Lagi, Arkan menyelamatkan Anna dengan mengambil kesempatan dan kesempitan.

"Kan? Lo seriusan pacaran sama Anna?" seorang gadis bertanya pada Arkan.

"Kalo iya kenapa? Dan gue harap lo semua jangan ada yang ngelakuin hal kaya gini lagi ke cewe gue."

Anna? Dia hanya mampu diam, jika menolak bukan masalah besar, maka dia akan melakukan itu. Namun saat ini, Arkan menyelamatkannya dari segala sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.

***

"Gila, lo putus sama Arthur dapetnya Arkan." Cia berkata sembari menepuk tangannya.

Mereka tengah berada ditaman depan sekolah, berniat untuk hangout bersama.

"Emang si Arkan kenapa?"

"Ish, bukannya gue udah bilang ke lo ya? Si Arkan itu most wanted number uno di sekolah ini. Gaada anak sekolah ini yang bisa jadi pacarnya, sejauh ini cuma lo."

"Dan seinget gue. Dia gasuka pacaran sama anak esema, karena mereka masih kecil."

Anna menganggukkan kepalanya, "Sebenernya gue ga pacaran sama Arkan." bisik Anna pada Cia.

"Ga mungkin, yakali Arkan mau asal ngakuin orang kaya gitu. Setau gue dia ga gitu."

"Tapi beneran. Arkan punya cewe lain."

"Ha? Lo bohongin gue ya?"

"Mana ada gue mau bohong-bohong."

"Arkan kalo udah ngakuin orang, itu berarti dia beneran jadian."

"Ish... lo ga peracaya gue?"

"Buat kali ini, susah untuk dipercaya."

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang