"Na." Anna hanya menaikkan pandangannya dari buku tanpa menjawab Arkan.
"Gue minta maaf soal kemarin."
Anna menganggukkan kepalanya, tanpa menjawab Arkan dengan kata-kata.
"Nanti, apa bisa gue jemput?"
"Gue sibuk." ucap Anna lalu menutup buku dan berdiri dari duduknya.
"Besok?"
Anna mendengar perkataan Arkan itu, namun tak membalasnya. Ia berlalu untuk menuju meja Cia.
"Tu anak kenapa sih." gerutu Arkan, pasalnya sedari masuk kelas, Arkan sudah mencoba untuk meminta maaf dan memulai perbincangan dengan Anna.
Namun jawaban gadis itu hanya mengangguk dan jawaban singkat padat dan jelas lainnya.
***
"Abang mau kemana?"
Anna yang tengah duduk diruang tv, melihat Geralt yang sudah rapih dengan jaket gengs kebanggannya.
"Basecamp, mau ikut?"
"Ngga deh."
"Emang gapapa sendiri dirumah?"
Anna menganggukkan kepalanya pada Geralt.
"Eng, bang."
Geralt menaikkan alisnya, sebagai jawaban atas panggilan Anna.
"Arkan itu... punya cewe ya?"
"Cewe? Ya dia tiap hari juga punya cewe."
Anna meringis mendengar jawaban Geralt, "Bukan gitu."
"Cewe, pacar maksud kamu?"
Anna menganggukkan kepalanya.
"Setau abang sih, kalo yang pacaran serius dia gaada. Emang kenapa?"
Geralt melangkah mendekati Anna yang duduk di sofa.
"Kamu ada rasa sama dia?"
Pertanyaan Geralt tepat sasaran.
"Eng... engga."
"Yah, abang kira kamu suka sama dia."
Anna langsung menatap tajam Geralt, "Kok abang gitu?"
"Emang abang ga takut aku bakal suka sama dia, terus jadian, terus disakitin?"
"Ngga, abang yakin dia gabakal nyakitin kamu."
Anna mendengus sebal, "Ngga nyakitin apa. Orang kemarin Anna diajakin ke basecamp sama dia, dari jam empat Anna nungguin dia. Tapi dia malah lagi entah dimana sama cewe."
"Ha?"
"Haho...haho."
"Setau abang, cewe Arkan itu cuma buat dibawa ke basecamp. Tapi kemarin dia gaada dibasecamp dari balik sekolah."
"Mana tau, mungkin aja nge hotel."
"Mana mau dia ajakin cewe ke hotel."
"Heeh?"
"Iya, dia gabakal ajakin cewe ke hotel. Cuma buang-buang duid."
"Yatapi, kemarin pas aku nelfon dia buat mastiin jadi apa engganya, yang jawab malah cewe, dan bilang kalo Arkan lagi ditoilet."
"Kamu mau abang tanyain siapa?"
Anna terdiam, untuk apa juga dia mau tau dengan siapa dan dimana Arkan waktu itu.
"Gausah, sana gih abang pergi."
Geralt hanya dapat tersenyum, dan bangkit dari duduknya.
"Nanti abang infoin." ucapnya lalu melangkah keluar dari rumah.
***
"Kenapa lo?"
Geralt merasa aneh saat baru datang, Arkan tiba-tiba menghampirinya.
"Gue kira Anna."
Jawaban Arkan membuat Geralt tesenyum tipis, dia memang berniat untuk melihat reaksi Arkan jika dirinya datang dengan mobil yang biasa digunakan Anna ke basecamp atau pergi mengerjakan tugas dengan Arkan.
"Dih, ini kan mobil gue, kenapa jadi lo kira Anna terus?"
"Kangen lo?"
Arkan mendengus, tak mau menjawab pertanyaan Geralt, dan melangkah menjauh dari parkiran.
"Yeeh, malah pergi."
Geralt mengambil langkah panjangnya untuk mengikuti Arkan.
"Ada yang mau gue tanyain." Geralt berkata saat dia sudah berada di dekat Arkan.
Geralt berjalan mendahului Arkan, menuju sebuah ruangan yang biasa dijadikan ruang meeting oleh anggota kelompok lainnya.
"Tentang apaan ni? Kalo gapenting, gue ada urusan lain." Arkan langsung membuka suara setiba mereka didalam ruangan.
"Urusan apa yang lebih penting dari cewe yang lo suka?"
Arkan terdiam ditempatnya, mereka bahkan tidak perlu repot untuk meraih tempat duduk.
"Anna?"
Geralt menganggukkan kepalanya, "Dia nanyain gue, apa lo ada cewe atau engga."
"Terus?"
"Gue jawab, tiap hari lo ada cewe."
Arkan terlihat memutar matanya, "Serius bang!"
"Iya, gue serius. Tapi yang dia tanyain, cewe yang ada status lebih sama lo, yaa gue jawab aja ngga ada. Beneran gaada kan?"
Arkan memandang Geralt serius, "Lo tau gue kan bang? Sekali gue bilang suka sama cewe, gimana pun gue bakal tetep suka sama dia. Dan gabakal komitmen sama cewe lain."
"Wes santai dong. Gue jawab gaada, dan gue juga bilang kedia, kalo lo cuma bawa cewe itu sebates di basecamp, gapernah keluar dari itu."
"Terus?"
"Lo kemarin seharian ga dibasecamp, dan kemarin Anna nelfon lo, dan yang angkat cewe, dia bilang lo lagi diloilet."
Arkan mengerti, "Kemarin gue anterin Lexa.."
"Wait, dia lagi?"
Arkan menganggukkan kepalanya, "Dia yang angkat telfon dari Anna, karena gue memang lagi ditoilet."
"Lo lebih baik jauhin dia. Kalo engga, semua gabakal worth it."
"Gue udah coba bang, tapi dia terus-terusan dateng ke hidup gue."
"Maaf udah ngenalin dia ke lo, dan gue cuma mau bilang, kalo lo beneran serius sama adek gue, gue kasi jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen FictionLaryssa Griselda Hanna, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang yang sangat ia percaya. Dunianya yang sudah begitu nyaman, hancur seketika saat dua orang yang menjadi pilar kenyamanannya melakukan pengkhianatan. Anna sapaan akrabnya, gadis...