Extra Part I

862 39 0
                                    

Anna memandang Rooftop Cafe ini, masih sama seperti terakhir kali dirinya kemari dengan Arkan, hanya saja catnya diperbarui, dengan warna yang sama seperti dulu.

Jika bukan karena keinginan Geralt dan Rossy, kakak iparnya. Dia yakin dirinya kini tengah berada dikasur empuk apartmentnya, sambil mendengarkan lagu dan membuat coffee.

Anna membuka ponselnya, memperlihatkan chat yang baru saja Geralt kirimkan padanya, sebuah foto lelaki yang akan dia temui di blind date pertamanya setelah hampir 6 tahun tak pernah menjalin kasih dengan siapapun, usia Anna tahun depan menginjak 25, dan belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun setelah kepergian Arkan.

Anna memperhatikan look lelaki digambar itu, lalu melangkah memasuki cafe.

Pandangan Anna terhenti saat melihat lelaki yang sepertinya mirip dengan foto yang dikirim Geralt.

Anna mengenakan setelan kantor yang cukup minim, karena memang dirinya baru saja balik dari kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna mengenakan setelan kantor yang cukup minim, karena memang dirinya baru saja balik dari kantor.

"Leo?" tanya Anna, lelaki yang dilihatnya tadi tengah memandangi ponsel, kini menaikkan pandangan pada Anna.

"Ah, Anna, right?" lelaki itu bangkit dari duduknya, menyalami Anna untuk salam pembukaan.

"Duduk." ujarnya sembari meraih jaket yang dibawanya, lalu menyelimuti kaki Anna yang tidak tertutup rok, "Sorry."

Anna hanya menganggukkan kepalanya, "Udah mesen?"

"Belum, lo mau minum apa? or makan sekalian?"

"Kebetulan banget, gue baru balik kerja, mau mesen makan gapapa kan?" ini sebenarnya taktik Anna, agar lelaki dihadapannya ini ilfeel.

lelaki itu terkekeh kecil, "Boleh pesen aja semau lo."

Sial, rencana Anna gagal.

Setelah selesai memesan, terjadi keheningan diantara mereka, Anna tak tau apa yang biasanya dibicarakan orang kencang sperti ini, maklum saja dulu dia dan Arthur berteman dulu baru menjalin kasih, jadi tidak ada masa-masa pedekate yang signifikan.

"Emang biasanya kerja pakai baju gini ya?"

Anna menaikkan pandangannya.

"Ah, iyaa biasanya sih gini. Gue ga terbiasa pakai celana."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya, "Ah kita belum kenalan secara formal, Agaska Leonardo, lo manggil Aska boleh, Leo juga boleh."

Anna menggaruk lenggannya yang tak gatal, lalu meraih uluran tangan Leo, "Hanna."

Dia tak mau lelaki ini memanggilnya dengan Grisel atau nama lain selain Anna.

"Nama lo singkat banget."

"Iya, nama gue panjang sih, cuma yaa lo cukup panggil Anna aja sih."

"Sekarang lagi sibuk kerja ajanih?"

Anna menaikkan alisnya, cukup bingung dengan pertanyaan itu, "Ah iya, kerja aja."

"Lo?"

"Gue dokter."

Sialan, Geralt.

"Kenal Geralt dari mana?"

"Ah abang lo ya? gue dulunya pernah satu tongkrongan sama dia dikampus. Cuma lama lost contact gitu, dan ketemu lagi dirumah sakit."

Anna menganggukkan kepalanya, "Terus lo ga risih disuruh kaya gini?"

"Kaya gini? Blind date?"

Anna menganggukkan kepalanya.

"Kebetulan aja, cewe yang gue liat ternyata adiknya Geralt."

Anna mengerenyitkan dahinya, maksudnya dia pernah melihat Anna? dimana?

"Gue waktu itu ga sengaja ngeliat lo beberapa kali di halte bus, padahal lo make mobil."

Ah, Anna ingat.

"Ternyata lo lagi nunggu Kakek-Nenek biar ga ditinggal bus."

"Iseng aja sih."

Tak berselang lama, makanan yang dipesan Anna pun datang, beserta pesanan Leo.

Mereka menikmati makanan yang mereka pesan, sesekali bercengkrama tentang kesukaan dan hoby satu sama lain.

Tiba-tiba suasana mejadi hening saat seorang lelaki mengambil kursi dan duduk ditengah-tengah keduanya.

"Hey!"

Anna terdiam membeku, sedangkan Leo hanya tersenyum canggung.

"Lagi ngedate?" pertanyaan itu membuat Leo menganggukkan kepalanya, dan Anna masih terdiam.

"Lo?" tanya Leo balik kepada pengganggu itu.

"Gue?"

Penggangu itu menujuk dirinya sendiri, memandang Leo dan lalu beralih memandang Anna yang masih terdiam.

"Revaldo Altezza Arkana."

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang