23

775 52 2
                                    

"Tunggu disini bentar ya, abang mau nyamperin yang lain."

Anna berakhir mengikuti Geralt ke cafe tempat anggota perkumpulan bertemu.

Anna awalnya ingin diam saja dirumah, tapi orang tua mereka sedang perjalanan bisnis keluar kota, yang artinya dirumah hanya ada Anna dan Geralt.

"Lexa ada ngomong apa ke lo?"

Anna sedikit terperanjat dengan pertanyaan tiba-tiba, karena dirinya tengah asik berselancar didunia maya.

Anna menaikkan pandangannya, dan bertemu pandang dengan Arkan yang entah dari kapan sudah duduk ditempat Geralt.

"Kemarin pas diparkiran, Lexa ngomong apa ke lo?"

Anna memandang Arkan aneh, dia berpikir jika Arkan mencampakkannya, karena setelah kejadian kemarin Arkan sama sekali tidak berbicara apapun dengannya.

"Gaada." untuk apa juga Anna memberitaukan apa pembiacarannya dengan Arkan.

"Gabisa ya lo jujur aja?"

"Apa? Itu juga udah jujur."

"Gue tau, pasti ada yang Lexa omongin ke lo."

"Gaada."

"Biar gue lurusin."

"Apa?"

"Yaa, apa yang di bilang."

"Gaada."

Arkan terdengar menghembuskan nafasnya cukup kasar.

"Lo keras kepala banget ya."

"Lo siapa bilang-bilang gue keras kepala."

"Tinggal jawab aja susah banget."

"Gue bilang gaada ya gaada, lo budek ya!"

Kini Anna menjadi pusat perhatian karena nadanya yang meninggi diakhir kalimat.

Anna tak suka bercengkrama dengan kekasih orang, karena tau rasanya diselingkuhi, maka dia tidak akan mau menjadi selingkuhan atau mencoba untuk menjadi selingkuhan.

Anna tau jika Arkan tengah memandanganya, maka dari itu Anna mengalihkan pandangannya ke cheescake yang dipesannya tadi.

"Gue tau lo lagi bohong."

"Sok tau lo."

Lagi lagi Arkan menghembuskan nafasnya kasar.

"Bisa gasih jujur aja? Gue bakal lurusin apapun yang dia bilang ke lo. Kaya waktu lo ngira gue ga save nomer lo dikontak gue."

Jujur, Arkan kali ini berbicara cukup panjang.

"Gaada."

Anna masih kekeuh dengan perkataan 'gaada'

Anna merasakan pergerakan Arkan berdiri dari duduknya, melihatnya dari ekor pandang, lelaki itu melangkah keluar menuju kerumbunan perkumpulan mereka.

"Gila. Dia ngomong panjang aja hati gue udah ga karuan." Anna berdumel sembari meraih ponselnya, yang tadi sempet di taruh saat berbicara dengan Arkan.

"Rumit banget kisah cinta gue. Emang kayanya gaboleh buka hati dulu."

***

"Udah?" Geralt berkata saat melihat Arkan mendekat kemeja mereka.

"Gatau, dia gamau ngomong apa yang Lexa omongin."

Geralt memejamkan matanya, jujur dia sangat kesal dengan Lexa.

Dulu dia berteman dengan Lexa saat SMP, gadis itu merupakan korban bullying teman seangkatan Geralt.

Dan kebetulan saat itu Geralt bertemu dengan Lexa, dan beteman hingga lulus SMA.

Lexa pernah dibawa Geralt ke basecamp, dan saat penghujung kelas 2 SMA, Lexa mengatakan pada Geralt jika dia tertarik dengan Reval.

Geralt yang selalu mencompare gadis disekitarnya dengan sang Adik, mengikuti keinginan Lexa, dan mencoba untuk mendekati Reval dengan Lexa.

Geralt selalu memikirkan sang Adik, maka dari itu dia selalu bersikap baik ke semua teman lawan jenisnya.

Tapi, ternyata niat baiknya tak dibalas kebaikkan juga.

Setelah menjalin kasih dengan Reval, Lexa berubah 180 derajat dari Lexa yang dikenal Geralt.

Gadis itu menjadi dirinya sendiri, perlahan alasan mengapa Lexa dibully dulu, semakin terlihat dimata Geralt.

Sangat pintar Lexa berkamuflase saat dekat dengan Geralt.

Lexa tetap berpikir jika Geralt tak tau dengan perubahannya itu, tapi Geralt tau segalanya.

Geralt tau tentang perselingkuhan Lexa saat menjalin kasih dengan Reval, dimana selingkuhannya merupakan musuh bebuyutan Reval kala itu.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang