"Mau kemana lo?!"
Arkan langsung berbalik saat melihat Anna yang keluar dari ruang ganti, dengan menggunakan bikini.
"Main dipantai. Kan rundownnya begituu."
"Tapi gapake itu juga Na."
"Tapikan ini pantai, Arkan."
Arkan terlihat menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Bisa make baju kaos gitu sama celana pendek aja ga? Lo tau berapa banyak cowo tadikan?"
Arkan dapat mendengar Anna menghembuskan nafasnya cukup kasar.
"Tapikan gue udah legal. Udah dapet ktp. Masa gaboleh sih?"
"Bukan masalah lo legal apa engganya. Ini masalah pandangan cowo. Lo taukan gue sering main sama cewe lain. Atau gini aja, kalo mau pake itu main dipantai, pakenya nanti malem aja. Pas gaada orang."
"Yah. Yaudah deh. Gue ganti dulu."
Arkan menghembuskan nafasnya lega.
Arkan takut jika nantinya Anna dijadikan sebuah media fantasi oleh lelaki yang ada dipantai. Walaupun hanya belima termasuk Arkan.
Hal itu tidak menutup kemungkinan, karena Arkan mengenal beberapa lelaki yang dibawa oleh teman-teman Felis, dua dari empat orang itu merupakan anak kuliahan, yang cukup dikenal oleh Arkan, mereka seperti apa.
"Udah nih."
Arkan membalikkan badannya, dan melihat Anna dengan baju tanpa lengan, dan celana pendek.
"Nanti kalo disana, jangan terlalu gaul sama cewe yang lain."
Anna menganggukkan kepalanya, seperti anak kecil yang mendapatkan nasihat dari orang tuanya.
Arkan meraih lengan Anna, dan menggenggam tangan Anna lalu melangkah menuju tempat yang sudah disediakan Felis.
***
"Tuh kan, mereka semua make bikini."
Arkan dan Anna hanya duduk dikursi pinggir pantai. Sembari melihat sisanya tengah bermain air dipantai.
"Lo juga demen padahal ngeliatnya."
Arkan langsung mengubah duduknya, jadi menghadap Anna.
"Gue udah bosen ngeliatnya."
Anna yang tau dirinya ditatap oleh Arkan, hanya dapat berpura-pura tak ada desiran apapun. Ia meraih minuman yang tak jauh darinya.
Arkan meraih minuman itu dari Anna, lalu membukakan tutupnya.
"Makasi."
Arkan menganggukkan kepalanya walau tak terlihat oleh Anna.
"Ah iya, entar malem rundownnya ada candlelight diner gitu."
"Terus?"
"Lo bawa suit formal kan?"
"Entah. Nanti gue cek di tas."
Anna menganggukkan kepalanya.
"Padahal kalo gue make bikini. Gue bisa mainan air kaya mereka."
"Ga harus sih. Lo juga bisa kok main air."
Anna mengalihkan pandangannya dari pantai, dan bertemu pandang dengan Arkan.
"Tapi lucu deh pasti kalo gue main air pake bikini."
"Lucu-lucu mata lo. Gue yang galucu kalo nanti lo ditau make begituan sama Geralt."
Anna menganggukkan kepalanya.
"Kalo cuma sama lo aja?"
Arkan terdiam.
"Gimana?"
"Apanya?" Arkan kembali bertanya.
"Makenya."
"Boleh-boleh aja. Gue cuma gamau aja lo dijadiin pusat perhatian sama mereka."
"Cih, sok posesif."
Lucunya, mereka tak memiliki hubungan apa-apa.
***
Arkan terpana melihat Anna dengan balutan dress casual berwarna hitam, gadis ini terlihat sangat expensive.
"Gimana? Cakep ga gue?"
Arkan menganggukkan kepalanya, tidak dapat dipungkiri lagi, Anna sangat cantik malam ini.
"Yuk."
Mereka melangkah menuju sebuah gazebo memang sudah di sediakan untuk malam ini. Kalau tidak salah baca, pada diner ini akan ada sebuah kejutan.
"Anna! Lo lama banget deh. Kita disini nungguin lo."
Anna hanya tesenyum canggung melihat para gadis lain yang merupakan tamu undangan Felis, menunggunya untuk datang bersama.
Mereka cukup cantik dengan balutan dress putih, merah dan biru dongker.
"Arkan cakep banget deh." ucap salah satu gadis itu kepada Anna.
"Lo ga beneran sama dia kan?"
Anna kembali tersenyum canggung.
"Hebat banget lo, habis Arthur naik tingkat ke Arkan. Padahal setau gue, Arkan gapernah mau deket sama anak satu sekolah. Inceran Arkan itu ciwi-ciwi kampus gitu."
"Kata cowo gue sih juga gitu."
Anna menganggukkan kepalanya.
"Gue denger, nanti Arthur mau ngelamar Felis. Lo siepin diri ya."
Seketika Anna terdiam, langkahnya terhenti.
"Kenapa?" Arkan menanyakan Anna karena gadis itu berhenti didepannya.
"Gaada, ayo"
*****
TERIMAKASI UNTUK SUPPORTNYA❤️
MAAF BARU DAPAT UPDATE❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen FictionLaryssa Griselda Hanna, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang yang sangat ia percaya. Dunianya yang sudah begitu nyaman, hancur seketika saat dua orang yang menjadi pilar kenyamanannya melakukan pengkhianatan. Anna sapaan akrabnya, gadis...