Anna memandang Arkan yang baru keluar dari kamar dengan seorang wanita lagi.
"Udah?"
Arkan terlihat menganggukkan kepalanya, membuat Anna mengeluarkan isi tasnya untuk mulai mengerjakan tugas.
Anna tak mau mengerjakannya di cafe, dia takut nanti akan bertemu Felis dan Arthur.
"Geralt bilang, dia mau ada acara kampus ditanggal undangan itu."
Anna terdiam, dia menghentikan kegiatannya.
"Yaudah, gue ga pergi." jawab Anna.
"Serius? Nanti lo dikira belum move on dong!"
Anna memejamkan matanya.
"Ya kalo dibilang move on, ya gue udah lumayan bisa ikhlasin mereka. Tapi kalo seandainya ga bisa dateng, yakali dipaksain."
"Lo pergi sama gue aja."
"Engga!" tanpa pikir panjang Anna menjawab ajakan Arkan itu.
"Why?"
"Bisa bisa disana gue ke unboxing sama lo."
"Ga gitu dong. Gue gasuka sama yang gaada isinya kaya lo."
Anna menghembuskan nafasnya antara lega dan kecewa menjadi satu.
"Lo seriusan ga tertarik sama gue-kan?"
Arkan menganggukan kepalanya mantap.
"Syukur deh."
"Kenapa? Lo mulai suka sama gue?"
Anna terdiam, "Kalo seandainya gue jawab iya,apa yang bakal gue dapet?"
"Gaada. Lo gabakal dapet apa-apa dari gue." Arkan menjawab sembari meraih kotak cookies yang dibawa Anna. Entah mengapa Arkan ingin tersenyum bahagia atas jawaban Anna itu, hanya ia tak bisa melakukan itu.
Geralt pasti tak menyetujui hubungan mereka, karena lelaki itu tau dirinya seperti apa.
Mungkin akan setuju apabila Arkan mau berubah.
"Gue juga ga suka ko sama lo. Santai."
"Lo belum bisa lupain Arthur ya?"
"Ko lo jadi cerewet dan makin kepo sih?"
Arkan terdiam, mengapa dia menjadi sosok yang banyak bicara belakangan ini saat bersama Anna. Apa perasaan ini makin menjadi-jadi?
"Gue juga gatau."
Anna hanya menganggukkan kepalanya, "Gue orangnya ga pekaan, jadi kalo seandainya lo mau nanyain apa atau lo ada yang mau dibilang, langsung aja ke intinya."
Anna bingung mengapa dia mengatakan hal itu kepada Arkan.
Tidak penting, bukan.
***
"Lo yakin gamau dianter?"
Arkan merunduk dijendela mobil Geralt yang dikendarai Anna.
"Iya gausah. Nanti gue ngerepotin lo."
"Tapi ini udah mau malem loh."
Anna memandang aneh Arkan yang tiba-tiba menjadi sosok yang perhatian padanya.
"Val!" panggil teman Arkan didekat parkiran.
"Besok gue jemput, pagi." Arkan berkata seperti itu lalu meninggalkan Anna untuk menuju teman yang baru memangilnya.
Anna hanya menganggukan kepalanya setelah kepergian Arkan itu.
"Punggungnya cakep banget." Anna bergumam saat melihat punggung Arkan dari kaca spionnya.
"Ish, gaboleh suka Arkan!"
Anna melajukan mobilnya untuk pulang.
Disepanjang jalan, Anna hanya mampu tersenyum dan beberapa kali bermonolog pada dirinya sendiri.
"Besok mau pergi bareng Arkan."
"Gasabar banget."
Anna bersenandung sepanjang jalan, dia mendengarkan lagu favoritnya.
Bugh...
Suara keras dari belakang mobilnya, membuat Anna menginjak rem mobilnya dengan cukup kencang.
Dia langsung mengunci mobilnya, dan meraih ponsel didekat tasnya.
Suasana dijalan ini cukup sepi, karena memang tak terlalu banyak rumah berpenghuni, dan belum terlalu keluar dari sekitar area basecamp.
"Aa...bang."
"Iya? Ada apa?"
Anna mengitari pandangannya, matahari sudah terbenam, jalanan menjadi terlihat cukup menyeramkan.
"Kaya-nya mo-bil ban, eeee, ban mobil abang pecah."
Terdengar suara dengusan dari sebrang, "Kamu dimana?"
"Taaa—di habis kerjain tugas dibasecamp abang."
"Jam segini baru balik?"
"Iyaa, tadi Anna ngerjain semua tugas biar besok udah gaada tugas lagi."
"Kamu tunggu disana, kunci mobilnya, jangan buka sampe abang atau orang yang kamu kenal, dateng."
"Ii... abang, ada orang naik motor berenti depan mobil aku."
"Iya, kamu tunggu jangan bukain pintu."
"Abang... jangan matiin telfon."
"Iyaa, abang ga matiin."
Anna melihat orang itu hanya mengitari mobil dan seperti mengecek sesuatu, lalu pergi begitu saja. Untungnya mobil Geralt cukup gelap jika dilihat dari luar.
Anna hanya mendengar suara gemuruh angin dari sebrang, artinya Geralt sedang perjalanan menuju ke tempat Anna.
Tak berselang lama, sebuah motor datang mendekati mobil Anna, membuat Anna membeku ditempatnya, motor itu terhenti dibelakang mobil Anna.
"Mami.." lirih Anna saat seorang pengendara motor itu mendekatinya.
Tokk..tokkk..tokkk
Anna tak akan membukakan pintu, bagaimana kalau nantinya seperti difilm-film itu, Anna akan diperkaos oleh orang ini, benar-benar tidak dapat Anna bayangkan.
"Ini gue Arkan."
Anna menyalakan mobilnya untuk menerangi jalan, agar dapat melihat muka seseorang yang mengetuk pintunya.
Orang itu berjalan dari samping mobil Anna, menuju kedepan mobil, agar sosoknya terlihat oleh pengemudi, yaitu Anna.
Anna menghembuskan nafasnya cukup lega, dirinya lalu membuka pintu dan melangkah menghampiri Arkan.
"Gue kirain lo orang jahat." Anna berucap dengan gemetar.
Arkan merangkul Anna yang berada didekatnya, untuk menghilangkan ketakutan gadis ini.
"Kenapa ga nelfon gue?"

KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen FictionLaryssa Griselda Hanna, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang yang sangat ia percaya. Dunianya yang sudah begitu nyaman, hancur seketika saat dua orang yang menjadi pilar kenyamanannya melakukan pengkhianatan. Anna sapaan akrabnya, gadis...