20

1K 65 6
                                    

"Tipe cewe gue itu, Lo."

Kata-kata Arkan masih terekam jelas di kepala Anna, bahkan suara lelaki itu juga masih terdengar jelas ditelinganya.

Padahal kejadian itu sudah beberapa jam yang lalu.

"Aaaaaaaaa." teriak Anna.

Dia masih berbaring diranjang, masih dengan seragam sekolah yang lengkap.

"Maluuu bangettt. Dia kok bisa ngomong gitu sih."

Anna menutup mukanya kembali dengan bantal yang sempat dipindahkannya.

Seperti teringat sesuatu, Anna langsung bangkit dari duduknya.

"Apa gapapa kalo gue buka hati lagi ya?"

***

Anna menuruni tangga untuk menuju ruang tamu, karena Arkan sudah menunggunya disana.

"Mau pergi bareng Arkan?" Mami yang ada di dapur langsung menanyai Anna.

"Mami kenal?"

Mami menganggukkan kepalanya, "Anaknya Tante Fraya."

Mungkin jika rahang bawah tak berkaitan dengan rahang atas, maka saat ini bisa dipastikan rahang bawah Anna terjatuh.

Tante Fraya merupakan sahabat Mami Anna, dimana setau Anna, tante Fraya hanya memiki satu anak laki-laki yang saat kecil sempat dijadikan childhood crush Anna.

"Arkan?"

Mami menganggukkan kepalanya, seolah mengerti apa yang dimaksud Anna.

Dan kalian perlu tau, Tante Fraya adalah pemilik Private Island yang menjadi tempat birthday party Felish.

Pantas saja semua staff menunduk pada Arkan.

Anna langsung melanjutkan langkahnya masih dengan keterkejutan di dalam dirinya.

Arkan telihat berpamitan pada Geralt saat Anna sudah berada di ruang tamu.

"Hati-hati."

***

Hari ini yayasan yang menaungi sekolah Anna mengadakan sebuah acara festival yang tiketnya wajib untuk para murid SMA hingga Mahasiswa yang dinaungi yayasan itu.

"Rame banget."

"Namanya juga festival."

Arkan meraih lengan Anna, "Disini jangan melanga-melongo, nanti kena tabrak."

Anna yang diperlakukan seperti itu, hanya mampu terdiam sembari mencoba untuk menenangkan hatinya yang berdegub kencang.

Anna merasakan lengan Arkan melingkar dibahunya.

Bayangkan saja Arkan menjulang tinggi, dan Anna yang tingginya standar gadis Indonesia, bukankan ini cukup lucu terlihat dari belakang.

"Tiket." ucap penjaga tiket saat Anna dan Arkan ingin masuk kedalam stage.

Arkan mengeluarkan dua tiket yang dimana satunya lagi milik Anna yang sudah gadis itu titipkan padanya.

"Cap disini aja." Anna memberikan lengan nadinya untuk di cap, sedangkan Arkan memberikan lehernya untuk dicap.

Anna dapat meraskan tatapan cemburu iri dan dengki dari para gadis disini.

"Kan."

Mendengar perkataan Anna, Arkan sedikit merundukkan kepalanya agar dia dapat mendengar Anna dengan jelas.

"Kayanya cewe kuliahan disini, sering gue liat di basecamp."

Arkan menganggukkan kepalanya, "Bekasan gue."

Anna sedikit mencubit Arkan, lelaki ini berbicara terlalu frontal.

"Arkan!!" Seruan itu membuat Arkan dan Anna menoleh, disana ada Delta, Teo, Bian dan Cia yang baru datang.

"Lengket bet kek perangko udah dikasiin air."

"Udah official lo berdua?"

Anna memandang Bian aneh, "Official apanya?"

"Oh belum?"

Anna kembali bingung dengan pertanyaan Bian.

"Udah gausah dengerin Bian." ucap Arkan lalu melangkah dengan tetap merangkul Anna, jadi Anna mau tak mau harus mengikuti Arkan.

"Reval!"

Seruan kedua membuat Arkan menghentikkan langkahnya, disusul Anna dan kawan-kawannya yang tadi.

"Ah, ternyata bener lo."

Anna merasakan ada yang hilang saat Arkan menurunkan rangkulannya.

"Lexa?"

Anna memandang gadis ini, terlihat tak asing untuknya. Namun tak tau mereka pernah bertemu dimana.

"Lo ngapain disini?"

"Lo lupa? Gue kan mahasiwi di yayasan yang sama kaya SMA lo."

Sial.

Arkan melupakan point penting ini.

"Lo cewe yang di basecamp waktu itukan?" Lexa bertanya pada Anna, membuat Arkan mengusap kasar wajahnya.

"Lo mau kemana? Biar sama gue."

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang