11

1.1K 74 5
                                    

Sesuai perkataan Arkan kemarin, dia akan menjemput Anna.

Mereka tengah didalam perjalanan menuju dermaga yang menjadi tempat kumpul untuk menyebrang ke private island.

"Lo bawa barang banyak banget, mau pindahan?"

Ucapan Arkan sekaligus menjadi pemecah keheningan diantara mereka.

"Gua gatau mau bawa apa, jadi gue bawa apa barang yang ada didepan mata gue."

"Sampe satu koper besar gitu?"

Anna menganggukkan kepalanya, "lo cuma bawa tas ransel kecil itu doang?" Anna bertanya sembari melihat tas ransel yang ada di tempat duduk belakang mobil.

"Iya."

"Ga bawa yang aneh-aneh kan?"

Arkan mengalihkan perhatiannya dari traffic lights didepannya, "Ngga, Anna."

Entah mengapa perasaan Anna menjadi tak karuan saat Arkan menyebut namanya dengan sangat halus.

Anna tersenyum, "Bisa stop panggil nama gue ga?"

"Kenapa?"

"Gasuka, lo sok imut." Anna berbohong.

Suara Arkan saat memanggil namanya, itu sangat lebut dan membuat Anna ingin melakukan sleep call dengan Arkan sebelum tidur, dan wakeup call.

***

Anna dan Arkan melangkah menuju dermaga, setelah memarkirkan mobil mereka.

"Wah, akhirnya. Gue kira lo gabakal dateng."

Sambutan Felis membuat Anna tersenyum canggung.

Felis sudah bersama dengan tiga gadis lainnya, yang lumayan tak asing untuk Anna. Mereka adalah gadis famous yang merupakan teman ekskul Felis, tentunya mereka semua membawa kekasih.

"Arkan?"

Salah satu gadis itu menyebut nama Arkan, membuat Arkan yang sedari tadi memfokuskan diri pada handphonenya, menaikkan pandang.

Bisa dikatakan para gadis ini, mengenal Arkan.

Most wanted sekolah, yang cukup sulit didapatkan.

"Lo jadian sama Arkan, Na?" gadis lain bertanya pada Anna.

Anna memandang risih para gadis ini, bisa-bisanya mereka menanyakan cowo lain disaat mereka tengah bersama dengan kekasih mereka.

"Yuk, speedboatnya udah siap." potong Felis.

Jelas gadis ini merasa dirinya tengah kalah tlak dengan Anna.

Putus dari Arthur mendapatkan seorang Arkan.

Anna dan Arkan berada dibelakang yang lain, sembari Arkan membawa koper Anna.

"Lo kenal sama semua yang dateng ini?" Arkan bertanya pada Anna yang berada disampingnya.

"Ngga. Cuma kenal Felis sama cowonya aja."

Arkan menganggukkan kepalanya, mengartikan jika para gadis ini merupakan teman Felis.

Anna terhenti tepat di tangga masuk speedboat.

Disana sudah ada Arthur yang memposisikan diri sebagai pembantu para gadis untuk menaikki boat.

"Gue naik duluan." ucap Arkan lalu melangkah mendahului Anna.

"Bantuin barang gue nih." Arkan berkata sembari memberikan barangnya pada Arthur, membuat kini Arkan berada didekat tangga naik.

Lelaki itu menjulurkan tangan, membantu Anna naik keatas boat.

Anna dapat merasakan pandangan tak suka atau iri dari para gadis di boat ini, apakah Arkan seterkenal itu?

Penyebrangan memakan waktu kurang lebih 30 menit.

***

"Ini kunci kamar lo."

Anna meraih kunci yang diberikan Felis.

"Ini setiap couple dapet satu kamar ya. Kamar kita posisinya melingkar, jadi santai aja."

Mereka melangkah menuju halaman kamar mereka.

Anna terdiam sesampainya didalam kamar.

"Kenapa?"

"Nanti kita tidurnya gimana?"

"Ya mata lo merem lah." Arkan berkata sembari menaruh koper Anna didekat alamri.

Kamar ini sudah include dengan kolam pribadi disebelahnya, jadi hanya terpisah pintu kaca saja.

"Bukan, ini kasurnya cuma satu Arkan."

"Iya, nanti gue tidur dibawah."

Anna menganggukkan kepalanya.

"Lo jangan macem-macem yaa, gue telfon abang kalo lo macem macem."

"Udah gue bilangkan, gue ga doyan tulang."

Anna memutar matanya, "Lucuk banget sih kolamnya."

"Lo gapernah kesini?" Arkan berkata sembari mengikuti Anna yang melangkah mendekati kolam.

"Ngga, abang gapernah ngasi kesini. Dulu Arthur pernah ngajakin kesini, rame-rame gitu."

"Tapi gue bingung, kenapa sama lo malah dikasi."

"Lo aman sama gue."

Entah mengapa ucapan Arkan itu membuat ada desiran hangat dihati Anna. Seperti kata-kata itu sangat jujur untuknya, dan bisa untuk dipercaya.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang