"Val, tadi gue liat mobil Geralt ada dideket pohon, keparkir gitu. Kayanya ada orang didalem."
"Mobil Geralt?"
Setelah menyadarinya, Arkan langsung melangkah untuk meraih motornya.
"Mau kemana tu anak?"
"Biasa, Anna."
"Kenapa dia gamau nyatain aja sama tu cewek."
"Geralt kayanya gabakal ngizinin adeknya dipacaran cowo macem Reval."
"Tapikan dia cuma bawa cewenya, gapernah sampe lebih dari cuddling."
"Tapi tetep aja, Reval suka mainin cewe. Gimana kalo nantinya Geralt yang udah ngejagain adeknya segitunya malah dirusakin Reval."
"Gue yakin sih, Reval gaberani macem-macem sama adiknya Geralt. Mau habis dia ditangan Geralt."
"Terus kalo tu cowo nafsuan, gimana?"
"Mungkin nyari cewe lain."
"Sama aja, dia bakal habis ditangan Geralt."
"Tapi Geralt taukan kalo Reval suka sama adiknya?"
"Gamungkin engga, Geralt pasti lagi merhatiin gerak gerik Reval, nunggu tu anak berubah."
***
Motor Arkan terhenti dibelakang mobil Geralt. Dia melihat sebuah ranjau jalan yang apabila terkena itu akan menyebabkan ban mobil pecah atau bisa juga meledakkan bagian belakang mobil.
Itu mengapa Reval dan kelompoknya jarang menggunakan mobil, ranjau ini tidak akan terlihat jika menggunakan mobil, lebih-lebih pada malam hari.
Syukurnya mobil Geralt hanya mengalami pecah ban saja.
Arkan mengetuk pintu mobil, berharap Anna membukanya, atau sekedar memastikan jika Anna baik-baik saja didalam mobil itu.
Mesin mobil menyala, Arkan tau jika gadis ini pasti memerlukan cahaya untuk memastikan siapa dirinya.
Arkan melangkah kedepan mobil agar terkena cahaya lampu, dan tak berselang lama, Anna keluar mendekati Arkan.
Gadis ini terlihat sangat ketakutan.
"Kenapa ga nelfon gue?"
"Tadi udah nelfon abang, cuma abang lagi di kampus, udah jalan mau kesini."
"Lo tau darimana gue disini?"
"Tadi ada anggota yang lewat, terus liat mobil Geralt keparkir."
"Gue pikir dia tadi mau manggil kawan-kawannya buat nyulik gue."
Arkan terkekeh, "Pikiran lo kejauhan."
Tak berselang lama, Geralt datang dengan tentunya terburu-buru.
Dan menemukan adiknya dengan Reval tengah terduduk dipinggir jalan.
"Ah, kamu gapapa?" Geralt bertanya pada Anna.
"Gapapa Bang." Anna bangkit dan menghampiri Geralt yang baru datang.
"Makasi Val."
Geralt melihat Reval menganggukkan kepalanya, pertanda menerima ucapan terimakasi dari Geralt.
"Udah lama?"
"Ga lama banget, ya lumayan."
"Gue mau nyusahin lo lagi, lo bisa anterin Adik gue balik ga?"
"Abang!" Anna menegur Geralt, pasalnya berada didekat Reval itu membuat hati Anna berdegub kencang, dan juga membuat Anna panas dingin.
"Ya, please." Geralt memandang Anna, "Abang mau ke basecamp bentar, ada yang mau abang omongin."
Reval memandang Geralt, "Apaan bang?"
"Nanti lo tau baliknya, anterin Anna dulu bentar."
"Kenapa ga abang aja yang anter, sama aja kan?"
"Abang mau urus mobil ini sekalian. Kalo balik nanti takutnya gabisa keluar lagi."
Mau tak mau, Anna harus menyetujui permintaan Geralt.
"Gue ke basecamp bentar, ganti motor."
"Abang ih." Anna merengek pada Abangnya, saat Reval sudah berlalu untuk mengganti motornya.
"Gapapa, besok mau pergi bareng Reval kan?"
"Ko abang tau?" Anna memicingkan matanya curiga.
"Iya, dia Izin sama Abang."
"Terus abang iyain?"
Geralt menganggukkan kepalanya, "Abang percaya dia gabakal apa-apain kamu."
Anna memandang Geralt, "Bang..."
"Gapapa, kamu aman sama dia. Dia bisa dipercaya, kamu juga bisa hubungin dia kalo perlu bantuan."
"Tapi abang tau sendiri kan dia suka mainin cewe, jangan terlalu percaya orang. Anna pernah naruh kepercayaam penuh sama orang terdekat Anna, tapi apa? Anna malah di khianatin."
"Na." Geralt meletalkan tangannya di bahu Anna, "Pertemanan cewe dan cowo itu beda. Cowo itu yang dipegang kata-katanya. Percaya sama abang, kamu bisa naruh kepercayaan penuh sama Reval."
Anna mengangguk ragu, pasalnya dia takut untuk kembali terluka apabila mempercayai seseorang kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Ficção AdolescenteLaryssa Griselda Hanna, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang yang sangat ia percaya. Dunianya yang sudah begitu nyaman, hancur seketika saat dua orang yang menjadi pilar kenyamanannya melakukan pengkhianatan. Anna sapaan akrabnya, gadis...