"Ci, gue boleh duduk sama lo ga?"
Cia menaikkan pandangannya dari buku catatannya.
"Boleh."
"Bud, lo duduk sama Arkan gih." perintah Cia pada teman sebangkunya.
"Ogah, kaga berani gue duduk bareng Arkan."
Seseorang yang meminta duduk dengan Cia adalah Anna. Dia merasa tak akan bisa baik-baik saja didekat Arkan untuk saat ini.
Masalah mereka belum selesai, dan Arkan juga tak ada niatan untuk meluruskan apapun itu, dia hanya bertanya saja.
"Yaaa duduk dimana gitu, kan dibelakang ada dua bangku kosong."
"Yaudah iya. Tapi ogah yaa gue duduk disebelah Arkan, nanti gue disembelih."
"Cih dramatis. Sini Naa duduk."
Tak berselang lama, guru datang dengan seorang murid putri yang sepertinya murid baru.
"Kok bisa pindah ya, padahal udah berapa bulan gitu masuk kelas tiga." ucap Cia pada Anna.
"Gatau, murid penting kali."
"Selamat pagi anak-anak. Ibu ada teman baru untuk kalian. Silahkan perkenalkan dirimu."
"Selamat pagi, namaku Zevanya Abiputri. Aku biasa dipanggil Zeva."
Terdengar sorakan bahagia dari para murid putra dikelas ini.
"Kamu boleh duduk di bangku yang kosong ya."
Semua pandangan terarah pada bangku Arkan yang saat ini tengah tak terisi, karena Arkan tidak masuk sekolah dan teman sebangkunya yaitu Anna, duduk dengan Cia.
"Lo besok kayanya harus duduk samping Arkan deh, pas dia masuk."
Anna memandang Cia, "Ogah."
"Hiih, nanti kalo Arkan masuk terus temen sebangkunya bukan lo, gimana."
"Yakan cewe juga temen sebangkunya yang baru."
"Emang lo mau Arkan kepincut cewe baru itu?"
Anna berpikir sejenak, untuk apa dia takut, toh Arkan memiliki kekasih dan juga Arkan tak menaruh hati padanya.
"Ngga, gue santai aja sih."
"Iyadeh sipaling santai."
***
"Rame banget ni rumah." gumam Anna lalu melepas sepatunya dan masuk kedalam rumah.
Kedua orang tua mereka belum pulang, dan kemungkinan akan pulang sekitar dua minggu lagi.
"Eh Grisel."
Anna memandang teman-teman Geralt yang duduk disofa depan, ruang tamu.
Anna merunduk sopan, lalu melangkah mencari sang kakak.
Di ruang tengah dan dapur, sudah dipenuhi dengan teman-teman perkumpulan Geralt.
Karena tak menemukan yang dicari, Anna melangkah menaiki tangga untuk masuk kedalam kamarnya.
"Kenapa pindah bangku?"
Langkah Anna terhenti didepan pintu kamar, lalu menoleh kearah kanan, tempat dimana kamar Geralt berada.
Didepan pintu kamar Geralt, ada Arkan tengah berdiri menyender ditembok.
"Bukan urusan lo."
"Gue gasuka punya temen sebangku, dan lo harusnya bersyukur ga gue usir dihari pertama."
"Temen sebangku lo cewe, jadi santai aja."
Anna merasa dirinya diperhatikan oleh Arkan, cukup dalam.
"Masa bodo dia cewe apa cowonya, yang gue tanya, lo kenapa pindah."
Anna membuka pintu kamarnya, "Bukan urusan lo."
Lalu melangkah memasuki kamarnya.
Sialnya, Anna terlambat menutup pintu, karena Arkan sudah lebih dulu menahan pintu kamar Anna.
"Lo keras kepala banget ya!"
Arkan masuk kedalam kamar Anna, dengan badan menutupi pintu.
"Apaan sih lo, ga sopan banget!"
"Gue gapacaran sama siapapun yang ada di otak lo itu!"
Anna terdiam, "Lo baca chat gue ke Abang?"
"Kalo iya kenapa?"
Anna memejamkan matanya kesal, "Lo bener-bener ga sopan."
"Na, lo tinggal bilang ke gue buat lurusin semuanya. Kenapa mesti diem dan ngejauh kaya gini?"
"Urusannya sama lo apa?"
"Gue suka sama lo, lo ngerti gasih?"
"Semua cewe juga lo suka."
Kali ini giliran Arkan yang memejamkan matanya kesal, "Gue suka sama lo udah dari lama Na, dari lo masih jadian smaa Arthur."
Anna terdiam ditempatnya.
"Gue takut, lo gabakal mau buka hati kalo gue ngungkapinnya kecepetan."
Degub jantung Anna tak beraturan, dia juga menyukai Arkan.
"Tapi ga buat jadian deket-deket ini. Lo sabar dulu, tungguin gue."
Anna sedikit kecewa dengan kata-kata Arkan, menunggu hal yang tak pasti?
"Berapa lama?"
Arkan terlihat memancarkan senyum cukup tipis tapi terlihat sangat manis.
"Secepatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen FictionLaryssa Griselda Hanna, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang yang sangat ia percaya. Dunianya yang sudah begitu nyaman, hancur seketika saat dua orang yang menjadi pilar kenyamanannya melakukan pengkhianatan. Anna sapaan akrabnya, gadis...