Bara melemparkan ranselnya dengan asal, lalu merebahkan tubuhnya pada kasur, masih menggunakan seragam bahkan sepatunya pun belum ia lepas.
Dengan senyum tipis yang tidak jelas, Bara mengingat kejadian tadi sebelum ia dan Rachel menunggu kedatangan Remon.
"Wajar gue cemburu, soalnya kan gue suka sama lo," ujar Bara tanpa ragu sambil memperhatikan Rachel yang hanya diam.
Tak mendapat balasan apapun dari manusia di depannya, Bara dengan inisiatif kembali berujar, "lo nanti malem ada acara nggak?"
Terlihat Rachel menggelengkan kepalanya kecil, "kenapa?"
"Nanti malem, jalan sama gue."
"Hem?"
"Oke, gue anggap lo setuju. Nanti malem gue jemput." Bara bersorak dalam hati.
Tapi, kan Bara nggak tahu alamat Rachel, gimana bisa dia jemput cewek itu? gampang lah, nanti tinggal dia tanya sama Rachel aja.
Menghela nafas, kemudian mulai menutup matanya perlahan saat rasa kantuk mulai menyerang, belum ada 5 menit diposisinya, bunyi dering notifikasi membangunkan Bara yang sebelumnya hanya menutup mata belum sepenuhnya tertidur, berdecak kecil, lalu meraih handphone yang sedari tadi ia taruh di sebelahnya.
Altan
Anthony Wolker.
gue bakal kirim data lengkap dia, secepatnya.
gue tunggu.
Setelah membaca balasan dari Altan, Bara buru-buru bangun lalu melirik jam dinding di atas pintu yang menunjukkan pukul 17.40, melepas sepatunya yang masih melekat pada kakinya, lalu tanpa membuang waktu Bara langsung melesat keluar kamar menuju tempat ruang kerja ayahnya, setelah mendapat informasi nama selingkuhan tante Yolanda, ibu Altan dari cowok itu sendiri.
Pintu berwarna hitam dengan dua gagang itu ia buka perlahan, lalu menelisik seluruh ruangan yang terlihat kosong, ayahnya jam segini memang belum pulang, beliau akan terlihat di rumah ketika sudah pukul 6 nanti.
Setelah duduk di depan layar komputer milik ayahnya, Bara langsung menekan keyboard dan masuk ke file, mungkin, siapa tahu ayahnya kenal, pasti beliau sudah ada data lengkap dan tetek bengek nya.
"Duh, banyak banget sih." Ada abjad A-Z nama orang yang terdapat di file Barta.
Setelah mencari dengan nama Anthony Wolker, lalu mengklik enter, nama itu langsung muncul, buru-buru Bara klik kanan, copy, dan tempel pada file yang sebelumnya ia masukan flashdisk pada komputer itu.
Bara jadi ingin tahu, apa ayahnya juga punya identitas lengkap milik Rachel, setelah mencari dan ternyata ada, cowok itu langsung membuka file data identitas Rachel.
"Kosong?" Bara heran, karena isi file milik Rachel hanya ada nama, umur, dan tinggi badan, tidak ada biodata lengkapnya.
Memilih bodoamat, Bara mencabut flashdisk miliknya lalu keluar ruangan kerja ayahnya, tak lupa menutup pintu.
"Bara, kamu habis ngapain? kok masih pake seragam gitu sih." Shinta, berseru saat melihat anak semata wayangnya itu keluar dari ruangan Barta.
"Nggak ngapa-ngapain ma, cuma mau pinjem buku tadi, tapi bukunya nggak ada," pinter banget ngelesnya
"Yaudah. Sekarang kamu mandi, habis itu turun kebawah buat makan malem ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard For Bara
Teen FictionMungkin bagi kebanyakan anak SMA masa-masa SMK jauh dari kata baik, padahal jika dibandingkan masa SMK jauh lebih menantang dan mengasikan. Seperti halnya kehidupan seorang Rachel Clandistiane, gadis berparas cantik dengan tatapan elangnya mengabdi...