Part.35 Strawberry & Cigarettes

2.6K 338 28
                                    

Bara tak pernah mengganggap kehidupannya selalu indah, baik-baik saja, netral seperti kehidupan manusia pada umumnya, ada saatnya dia terpuruk dan ada saatnya dia bahagia.

Apalagi dengan adanya fakta bahwa jantung, salah satu penopang hidupnya milik Gara kembarannya, Bara menganggap Gara lemah, tak berguna karena bisa-bisanya Gara mau merelakan hidupnya hanya untuk dirinya, tidak menyesal hanya saja dia juga merasa marah pada ayahnya yang ternyata beliau yang menyuruh Gara melakukan itu demi dia.

Mau marah, tapi sama siapa? Ayahnya? berkedok suka padahal benci pada beliau sudah jadi kebiasaannya sejak dulu, ingin memaki Gara tapi apa daya orangnya sudah tidak ada, Bara menghela nafas.

"Gue dulu terlalu jahat nggak sih sama lo Gar," monolognya, pagi ini disekolah Bara udah stand by di Warung Babeh, warung gorengan sama jajan-jajan lainnya di luar sekolah, deket bengkel TKR.

"Ngomong sama siapa lo? makhluk halus?" Johan sedikit menyenggol lengan Bara yang duduk disebelahnya.

"Yang jelas bukan ngomong sama lo," jawabnya.

"Sialan!"

Rizal terkekeh, bener juga jawaban Bara, aneh-aneh aja sih Johan tanyanya, dikira Bara anak indigo apa bisa ngomong sama mahkluk halus.

"Yang ada kalau Bara lagi ngomong sama mahluk halus, mahkluk halusnya itu lo bego." Kata Rizal, sambil menunjuk Johan yang tengah mengepulkan asap rokoknya.

Johan melirik sengit, sedangkan Bara hanya geleng-geleng kepala, di Warung Babeh juga banyak anak-anak dari kelas lain ada TKR, TP, TBSM, ITL, biasanya sih pagi-pagi gini mereka pada sarapan, atau mabar game online, biasa, anak cowok kan sukanya gitu, nongkrong bareng di warung sebelum bel bunyi, udah bunyi pun kadang masih ada yang makan, bandel, tapi SMK kadang memang terkenal bebas, padahal aslinya kalau udah bel bunyi gerbang di tutup, mereka ga bisa masuk, ya terpaksa bolos sekolah, besoknya masuk ruang kesiswaan, udah gitu terus alurnya.

Beda sama kehidupan Bara yang lagi porak-poranda, tadi pagi dia dengan semangat menunggu Rachel datang di depan pagar rumah, tidak tahu kena pelet apa, tapi dia hanya terlalu bersemangat untuk bertemu dengan cewek itu.

Oh iya, Rachel lagi pesenin dia nasi uduk, bukan dia yang minta tapi Rachel sendiri yang mau, nggak nolak karena dia juga belum makan, males makan dirumah tadi.

Baru saja Bara hendak menyalakan rokok dan menyematkan ke ujung bibirnya, tiba-tiba rokok itu sudah tergeletak mengenaskan di tanah, "jangan merokok sebelum makan."

Rachel datang dengan membawa nasi uduk, meletakan nya di meja serta air putih untuk Bara makan, sedangkan Bara hanya mendengus sengit, tapi tetap menurut dan mulai makan.

"Pagi-pagi udah nge-drama aja lo berdua," cibir Johan, karena sedari tadi dia asik memperhatikan sambil makan mie goreng setelah mematikan rokoknya.

"Diam!" Johan berjengit kaget, syok tiba-tiba Rachel marahin dia.

"Pfttt," Rizal hendak menertawakan tapi tertahan ketika mendapat tatapan tajam dari Rachel, lah Pms kali ya si Rachel? tumben.

Bara melirik Rachel sekilas, "kenapa?"

Rachel yang tahu Bara bertanya padanya hanya menggelengkan kepalanya pelan, tidak puas dengan jawaban Rachel, Bara kembali bertanya, "lo kenapa?" sambil menggeser piring yang nasinya sudah habis.

Sambil mendesis sebal Rachel berdiri, meninggalkan Bara dengan kebingungannya, baru saja dia berdiri Altan yang sudah menghilang beberapa hari tiba-tiba menghalangi langkahnya, dengan raut wajah tak terbaca Rachel berbalik lalu menarik tangan Bara untuk ikut pergi dari Warung Babeh, yang mana membuat semuanya tercengang bingung, suasana jadi makin aneh saat tiba-tiba Altan bertanya

"Rachel kenapa? tiba-tiba pergi gitu sama narik Bara."

Johan serta Rizal mengernyitkan dahi, si Altan habis pergi sifatnya juga makin aneh, makin banyak bicara maksudnya.

"Kayaknya lo bukan Altan deh, tapi setan." Lalu satu tonjokan tepat mengenai pundak Johan karena ulah Altan.

Tapi asalkan kalian tahu, salah satu dari mereka semua ada yang mengepalkan tangannya, "Rachel sialan!"

®©

Dan sinilah mereka berdua, didepan toko permen pinggir jalan dengan spanduk bertuliskan "candy crush", bukanya kesal Bara malah tersenyum seperti orang idiot, cuma karena dari tadi Rachel genggam tangannya.

"Ngapain kita kesini?"

"Mau beli apa yang seharusnya dibeli." Rachel menjawab dengan acuh, lalu pilihannya jatuh pada permen berwarna merah rasa strawberry yang bungkusnya lucu.

"Boleh dicoba dulu?" Rachel bertanya pada seorang penjaga toko permen, seorang pria berumur sekitar 35 tahun.

"Boleh dek, saya ada stempel nya sebentar." Pria itu menunduk mengambil stempel permen strawberry untuk pembeli yang hendak mencicipi.

"Silahkan, saya jamin rasanya manis," Rachel hanya mengangguk, mengambil satu buah permen rasa strawberry dan membukanya, kemudian menyodorkan pada Bara yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

"Buka mulut," perintah Rachel, dengan sedikit perasaan kesal Bara membuka mulutnya.

"Manis?"

Bara mengangguk antusias, "iya manis, tapi lebih manisan yang ngasih."

Mendengus sebal, Rachel berujar pada penjual tadi, "saya mau yang rasa strawberry tapi yang ditoples itu, dijual kan?" Sambil menunjuk satu toples kaca yang berisi penuh permen.

"Baik, ditunggu sebentar."

"Permen rasa strawberry? mau buat siapa?"

"Kamu."

"Lo ngajakin gue kesini cuma buat beli ginian? stress!"

"Biar kamu ga ngerokok, makan permen aja, manis dari pada rokok pahit nggak baik buat tubuh."

"Kaya yang bilang ngga ngerokok aja, permen juga nggak baik buat gigi." Cibir Bara.

Sebenarnya ada alasan Rachel membawa Bara pergi dari sekolah, karena dia sudah tahu rencana Rengga dari apa yang Ailen informasikan ke dia, tepat pada siang nanti di sekolah Rengga akan melancarkan rencana awalnya, sebisa mungkin Rachel membawa Bara menjauh terlebih dahulu.

Bukannya tidak berani atau takut, hanya saja Rachel tak ingin rencana yang ia susun untuk mengungkap siapa itu Rengga di sekolah, terlalu tidak aman.

®©

Haiiiii

Kangen banget ya sama Bara?
Sama aku juga kangen banget, sama kalian.

Maaf banget ngilang, sekita 2 bulan g si? aku sibuk sekolah, ngurus pkl, dan real life aku yg bener2 sibuk. Ternyata jadi orang dewasa nggak seenak yang aku bayangkan.

Aku bakal update, nggak janji tapi pasti aku update nggak akan selama ini.

sayang banget sama kalian yang udah baca+nunggu cerita ini<3

lanjut ngga nih?



Bodyguard For BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang