Part.09 Friend?

7.7K 907 40
                                    

Rachel berjalan menuju Bara dengan menenteng jaketnya yang ia lepas, gerah banget eh.

Bara mendengus lalu kembali menghisap rokok ditangan kirinya, snack nya udah habis jadi dia pengin nyebat bentar, baru saja benda itu mau ia hirup, dengan kejamnya seorang datang dan merampas rokoknya.

"Jangan merokok." Rachel berujar sambil membuang bekas rokok Bara dan menginjaknya.

"Ish! jangan ngatur hidup gue." Bara masih punya satu bungkus rokok di mejanya, Rachel yang tahu Bara akan mengambil benda itu dengan tak kalah cepat Rachel mengambil dan mendapatkannya duluan.

"Anak kecil dilarang merokok." Rachel mengambil korek disaku celananya, sebelum itu ia mengambil satu batang lalu di masukannya ke dalam mulut, dan menyalakannya dengan korek.

Bara melongo, dia yang larang dia juga yang pake, Bara tambah gedeg waktu bungkus rokok yang isinya masih banyak dengan tiba-tiba dibakar oleh Rachel tepat didepan matanya.

"Gila gila! Lo ngerokok emang nggak dimarahin, anak gadisnya nyebat sama bokap?" Johan berdiri saat tadi melihat Rachel mengeluarkan asapnya.

"Tan Setan! Lo kalah sama cewek." Altan yang dipanggil Johan dengan panggilan setan hanya memutar bola matanya malas, cewek ngerokok itu ada alasannya pasti.

Rachel melirik jam dipergelangan tangannya, pukul 02.00, dan sekarang cowok itu harus pulang.

"Sekarang kamu pulang, atau saya seret." Ujarnya yang ditanggapi Bara dengan umpatan.

"Anjing lo!"

"Iya, Anjing Pomeranian kalo kamu, Babi hutan." Rachel nggak mau kalah.

Hampir aja Johan sama Reyhan mau ketawa ngakak tapi udah ada sinyal-sinyal nggak enak dari pelototan Bara.

"Sialan!"

"Cepetan pulang atau kamu saya seret beneran." Rachel nggak bercanda dia beneran mau seret Bara pulang kalau cowok itu nggak nurut.

"Udah pulang aja Bar, kita juga mau pulang nih, ya nggak?" Rizal memberi kode temannya untuk pulang juga, takut Rachel murka, mukanya aja udah sepet gitu apalagi cewek itu juga lagi ngerokok.

Rachel membuang rokoknya lalu mengikuti Bara dari belakang yang berjalan ke motornya.

"Kamu pulang bareng saja aja, biar motor kamu, dia yang bawa." Rachel menunjuk anak buahnya yang berdiri tak jauh dari bangku dekat sirkuit.

Bara nurut aja, dia ngantuk males juga bawa motor, dengan pasrah dia naik ke motor, sebelum itu ia juga pamit sekaligus bodoamat sama teman-teman nya yang liatin dia gara-gara dibonceng Rachel, emang ya Rachel tuh malu-maluin dia banget.

"Kalau ngantuk, pegangan. Kamu jatuh saya tinggal." Ujar Rachel disela membawa motornya, Bara mendengus sebal tapi tetap pegangan.

Mata Bara mulai kabur, dia tiba-tiba ngantuk berat lalu tanpa sengaja kepalanya ia jatuhnya ke pundak Rachel, cewek itu melirik Bara dari kaca spion lalu menarik tangan Bara agar melingkar di pinggang kurusnya.

®©

Setelah mengantarkan Bara pulang dengan selamat dan memastikan cowok itu sampai di kamar dan tertidur baru Rachel masuk ke rumah dengan tenang.

Dia hari ini agak lelah, mau mandi terus habis itu ngurusin lembar-lembar kertas di mejanya yang harus ia cek, masalah tidur nanti aja, gampang.

Baru saja ia membuka pintu, matanya menatap tajam seseorang yang tengah berbaring dengan santainya di atas kasurnya, bantal dan guling sudah pindah ke tempat yang tidak seharusnya.

Bodyguard For BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang