Part.04 Don't be Expect

9.8K 1.2K 18
                                    

Sebelum masuk ke kelas, Bara sempatkan untuk menemui kekasihnya, menjelaskan siapa itu Rachel. Davika tampak senang dan berfikir bahwa Bara memiliki Babu.

Bara berdecak, sebenarnya dia panas dingin tadi saat Rachel yang tiba-tiba melarang Davika menyentuhnya dan membersihkan tangannya yang kena sentuhan orang lain.

Bara melirik sekilas bodyguard nya "lo seharusnya tanya gue dulu dia siapa, Davika pacar gue jadi, dia berhak atas diri gue." Bara menegakan tubuhnya menghadap Bodyguard nya jangan sampai kejadian itu terulang lagi.

Bara lihat Rachel cuma mengangguk lalu sibuk aktivitasnya di handphone, padahal ada guru didepan.

"Ikuti pembelajaran, kalau tidak, terpaksa saya adukan pada tuan Barta." Rachel buka suara, melihat di meja Bara tidak ada buku satupun.

Mengambil ransel Bara di samping cowok itu, membukanya dan mengambil buku yang hanya ada 1 dan menaruhnya di depan Bara, tak lupa pena dan alat tulis lainnya.

Bara berdecak kagum, cewek ini memerintah nya melakukan ini itu, dan sialnya lagi dia menurut karena sudah membawa nama ayahnya, Barta.

®©

Kantin ramai setelah kedatangan Bara, mata mereka semakin memicing saat Rachel juga ada di belakang cowok itu, Ia hanya mengikuti kemana Bara duduk, sahabat cowok itu dan yang lain juga ikut kumpul dimeja panjang di pojok kantin.


"Mau makan apa? biar saya yang beli." kata Rachel dibelakang Bara yang asik lirik-lirik siswi lain.

Bara mendongak, "nggak usah, biar Johan aja yang beli. Lo bodyguard gue bukan babu gue," perkataan Bara malah membuat Rachel memutar bola matanya malas.

"Iya biar gue aja, biasanya juga gue yang beli." Johan menanggapi, anjir udah kaya babu aja dia.

Rachel melirik Johan tajam "Walaupun kalian dekat, siapa tahu dia kasih makanan kamu racun," perkataan Rachel sukses membuat Johan melongo.

Rachel menghela nafas,"nasi goreng aja, minumannya terserah lo."

Rachel pergi begitu saja, Johan protes tak terima jika dia digituin.

"Terus kita gimana bar? cuma lo nih  yang mau dibeliin? kalo gini mah gue juga mau punya bodyguard kayak Rachel." Protes Johan, dia kira Rachel juga akan membelikannya makanan dan yang lainnya, anggapan Johan juga disetujui oleh yang lain.

"Beli sendiri, Rachel punya gue bukan punya lo." ujar Bara ambigu.

"Dikira barang apa punya lo, punya gue." Cibir Rizal

"Udah sana kalian pesen sendiri! punya kaki dipake, jangan cuma buat pajangan." Bara menyuruh teman-temannya pesan makanan sendiri.

Asik bergurau, Davika datang duduk di sebelah Bara, hendak menawarkan apa yang ingin dimakan sama pacarnya itu.

"Kamu mau makan apa? aku beliin." tanyanya yang sudah berubah Aku-kamu, Bara juga tidak tahu kenapa, biasanya padahal pake lo-gue.

"Tumben mau, biasanya aja Johan yang disuruh beliin?" Tanya Bara, bingung dengan Pacarnya yang terlihat aneh.

"Nggak papa, aku lagi seneng aja." Jelas Davika menyenderkan kepalanya pada pundak Bara, entah kenapa moodnya jadi meningkat drastis.

Rachel datang membawa makanan Bara, menaruh nasi goreng tepat didepan cowok itu, melirik Davika yang asik manja-manja dengan majikannya.

Rachel melirik sekitar kantin yang tampak ramai, lalu dia duduk tepat di sebelah Davika yang masih pada aktivitasnya mengganggu Bara.

"Lo nggak makan?" pertanyaan yang keluar dari mulut Bara hanya ia tanggapi dengan gelengan. Bara hanya mengangguk sedangkan temannya yang lain sibuk memperhatikan Rachel, mereka memperhatikan seakan dia adalah barang mewah yang sia-sia jika tidak dilihat.

Sesi makanya terganggu saat rombongan kelas X angkatan baru menghampirinya, menyapa bahkan meminta foto ataupun nomer ponsel, suasana kantin jadi ricuh setelah Davika tidak terima dan hendak mendorong mereka karena terus mendesak-desak ke Bara.

"Bara udah punya pacar, mending kalian jangan caper ataupun nyari masalah deh," ujar Davika sengit, tidak terima pacarnya di perebutkan.

"Kakak kan cuma pacarnya bukan istrinya," salah satu dari mereka yang maju paling depan membela diri.

"Ya... ya sama aja." Davika sampai mendorong mereka yang hendak mendekati Bara, mereka dorong-dorongan dan saling tubruk, Rachel yang sedari tadi hanya diam mulai maju saat salah satu dari mereka ingin menyentuh Bara dengan tangan kotornya.

Bara berdecak kesal, pagi-pagi sudah ada keributan, ia berdiri hendak menghentikan aksi dorong-dorongan mereka, tak sengaja Davika yang tengah dorong-dorongan membawa garpu mengenai tangan Bara, cowok itu meringis sedikit, bukan sakit tapi perih.

Rachel cekatan, menatap tajam Davika dan adik kelasnya yang masih asik dorong-dorongan "Kalian pergi dari sini! jangan menyentuh Bara sembarangan, kalau tidak mau berurusan dengan saya. Termasuk kamu Davika." ujar Rachel tajam, mengusir perusuh kecil serta Davika yang sudah kembali ke tempatnya saat menyadari Bara terluka.

Ia menarik tangan Bara dari genggaman Davika, membersihkan darah yang keluar di tangan Bara dengan tisu yang ia bawa di saku Jas prakteknya.

"Sudah saya peringatkan Davika! jangan menyentuh Bara sembarangan. Dia terluka karena kamu!" Tegas Rachel

Bara menarik tangannya dari Rachel, menatap Davika dan mengusap pelan rambut pacarnya yang menunduk menyesal.

"Udah gue nggak papa, cuma luka kecil. Gue cowok bukan cewek nggak perlu khawatir gitu." Bara menenangkan Davika yang sedikit cemberut.

"Udah balik aja ya? ditungguin temen lo tuh di meja sebelah." Tunjuk Bara pada rombongan sahabat Davika, Davika mendongak melihat para sohibnya yang mengajaknya untuk menuju ke kelas.

"Maaf ya, aku nggak sengaja tadi." kata Davika, Bara mengangguk dan tersenyum kecil.

Setelah kepergian Davika, Bara melirik Rachel memastikan bodyguardnya tidak berbuat macam-macam pada adik kelasnya atau Davika.

"Lo berlebihan."

"Bego! saya seperti ini juga karena kamu."

"Kok gue sih? nggak papa kali, mereka kan cuma mau minta foto sama kenalan, lo nggak usah sampe segitunya."

Rachel memutar bola matanya, mendekatkan wajahnya pada telinga Bara, berujar agar hanya Bara yang dapat mendengarkannya.

"Kalo perlu saya bakal bunuh mereka kalau sampe dekat-dekat ataupun menyentuh kamu, sekalipun Davika." ujar Rachel tiba-tiba, Bara mendelik tajam, yang benar saja? dia psikopat atau apa.

®©

LANJUT?

Bodyguard For BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang