Part.08 Bakero: bodoh

7.4K 918 17
                                    

Bara menegakan tubuhnya, termasuk Altan, Johan dan yang lainya saat melihat seseorang datang dengan motor besarnya. Bara makin menajamkan matanya saat orang itu membuka helm Arai berwarna hijaunya, sudah Bara duga kalau orang itu ialah Rachel, bodyguardnya.

Cewek itu berjalan mendekat, Bara melihat teman-teman disekelilingnya, mereka semua memperhatikan Rachel dengan seksama.

Rachel menggenakan celana jeans hitam panjang, sedangkan atasannya hanya mengenakan tank top hitam dibaluti jaket army sepanjang lutut, cewek itu memang sangat enak jika dipandang.

"Bar, dia siapa?" Tanya salah satu dari mereka, saat menyadari jika cewek tersebut berjalan ke arah Bara.

"Rachel, bodyguardnya Bara." Johan yang menjawab karena Bara hanya diam memperhatikan Rachel yang sudah berdiri tepat di depannya yang tengah duduk.

"Kamu ngapain ada disini?" Rachel langsung bertanya tepat didepan Bara.

Bara meringis lalu memalingkan wajahnya sebentar "lo pasti tahu, nggak perlu tanya," jawab Bara, yang lainnya hanya memperhatikan, tidak mau ikut campur.

"Jangan ikut." Rachel hanya menjalankan perintah, sebenarnya sih dia bodoamat.

"Kenapa? suka-suka gue lah, kan gue udah pernah bilang. Kalo lo nggak ngadu, papa gue nggak akan tahu, simpel kan?" Bara yakin seratus persen kalau ayahnya yang meminta Rachel melarangnya ikut balapan.

Seseorang datang, berujar kalau balapan malam ini siap dilaksanakan, "siap-siap Bar, bang Arthur udah selesai cek motor." Katanya, dia teman sebaya bang Arthur, Giorgio.

Bara mengangguk, "bilang sama bang Arthur bentar dulu, ada masalah dikit." Jawab Bara, dia mau bujuk Rachel bentar, walaupun gak mungkin cewek itu mau mendengarkan ucapannya.

Bara terus saja berdebat kecil dengan Rachel, cewek itu juga tidak mau kalah walaupun hanya menjawab gerutu-an Bara seadanya saja, seperti ya, terserah, bodoamat, bego, tolol. Sedangkan Bara asik mendumel tak jelas, Johan, Altan dan yang lainnya hanya menyaksikan sambil memakan snack, tontonan gratis.

"Kenapa Bar?" Arthur datang menghampiri Bara dan yang lainnya, tidak tahu jika ada Rachel yang tengah menatap tajam cowok itu.

"Ayo. Lo mau batalin gitu aja? jangan jadi pengecut Bar." Bara melirik Rachel sekilas, cewek itu kok diam saja, lalu dengan tiba-tiba Rachel berujar bahwa

"Saya yang akan menggantikan Bara." Katanya, Arthur langsung memfokuskan pandangannya pada Rachel, wajahnya terkejut sedangkan Rachel hanya menghiraukan tatapan Bara dan mata-mata lain yang memandangnya.

"Nggak bisa gitu lah." Bara tidak terima, enak aja Rachel kalo ngomong.

Rachel hanya mengangkat bahunya acuh, melirik cowok disebelah kirinya yang masih memperhatikannya,

"Setuju?" kata Rachel.

"Oke, gue setuju." Jawab Arthur, Bara menghela nafas, yang lainnya termasuk Altan juga ikut bertanya-tanya bingung, beneran bang Arthur lawan Rachel?

"Nggak bisa gitu dong bang, kita kan udah sepakat. Terus hadiahnya?" Tanya Bara, sebenarnya sih dia tidak mementingkan hadiah, tapi harga dirinya. Masa iya dia diganti sama Rachel buat balapan.

"Kalo gue menang, apa yang gue dapat?" Tanya Arthur, matanya masih fokus ke Rachel yang terlihat diam saja.

"Motor saya buat kamu, atau kamu mau apa? terserah." Jawab Rachel, bukanya sombong tapi dia mau buat penawaran, lain kali kalo mau adain balap, nggak usah ajak Bara tanpa sepengetahuan atau tanpa izin Rachel.

"Kalo bang Arthur kalaj, lo mau apa?" Tanya Reyhan, mulutnya asik mengunyah permen karet menyaksikan drama klasik.

Rachel sedikit membenarkan rambutnya yang jatuh ke dahi, "jangan ajak Bara balapan tanpa sepengetahuan dan seizin saya." Permintaannya simpel kok, sebenarnya sih dia pengin nyawa Arthur, kayaknya asik kalo muka songongnya ia cabik-cabik.

"Gampang, oke gue setuju." Jawab Arthur tersenyum remeh, siapa takut.

Arthur melirik Bara yang tengah mengacak rambutnya frustasi, kasian banget udah kayak orang stress.

"Lo harus liat kemampuan Rachel, Bar."

®©

Balapan akan segera dimulai, Rachel dan Arthur juga sudah pada posisinya masing-masing sedangkan Bara asik duduk di bangku yang emang disediain, dia yakin kalo Rachel pasti bakalan kalah masalahnya selama ini belum ada yang bisa jadi lawan seimbang Arthur, kecuali Reyhan.

Sambil makan snack, kaki satu dinaikin ke atas kaki satunya lagi, matanya fokus ke bodyguardnya dan Bang Arthur yang udah dapet instruksi dari cewek seksi ditengah-tengah, motor mereka berdua meleset bareng dan hilang nggak kelihatan.

"Bar nggak khawatir sama Rachel, Amat aja khawatir tuh!" Kata Rizal duduk disebelah Bara, celingukan siapa tahu liat cewek cantik.

"Apaan sih nama gue dibawa-bawa. Perasaan gue nggak ada salah deh sama kalian." Si yang punya nama nggak terima, namanya Amat Jaelani cowok kribo yang namanya sering banget dipake orang-orang.

"BODOAMAT!" Kesal Johan yang juga duduk didepan Bara di kursi panjang, sebelahnya ada Altan dan yang lainnya.

"Tuh kan, anjing banget dah lo!" Greget Amat mau cakar mukanya Johan.

"Menurut lo Rachel bakal kalah?" Altan yang bertanya, kalo liat dari tampang Bara kayaknya cowok itu ngira kalau Rachel bakal kalah.

Anggukan kepala Altan dapatkan "yakin? kok gue ragu." Bara hanya mengedikan bahu, dia agak was-was sebenarnya gapapa kalau dia nggak ikut balapan lagi tapi harga dirinya mau ditaruh dimana?

Sedangkan disisi lain Rachel masih melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, ini bukan di jalan liar kok lebih tepatnya di sirkuit, di kota ini memang sudah disediakan untuk ajang balapan, jadi mereka menyewa tempat ini.

Suara motor Arthur ia dengar, malahan motor orange cowok itu kini tepat disebelahnya.

Arthur membuka helm, "lo masih nggak bisa lupain Gara?" suaranya yang samar-samar terbawa angin karena laju motor masih bisa Rachel dengar dengan jelas.

"Gue ingetin sekali lagi, kalo Gara itu udah ga ada, alias MATI. Mati." Teriaknya sambil mengacungkan jari tengah.

Rachel mengeram marah, kesempatan itu Arthur ambil untuk menambah kecepatan motornya, sedangkan Rachel tampak tenang, nggak terpengaruh sama ucapan bodoh Arthur.

Akal-akalan Arthur untuk membuat Rachel ketinggalan jauh patut ia acungi jempol, jempol kaki maksudnya.

Ia menyunggingkan senyum sinis, dengan mudah ia bisa menyalip motor Arthur begitu saja, saat hampir sampai garis finis Rachel berujar.

"Lo nggak berubah, masih sama kaya dulu, sama-sama bodoh." Ujarnya enteng, dengan begitu motor Rachel sampai duluan di garis finis.

®©

sorry kalau alay😂
nggak pandai buat adegan balapan, agak susah.

Oh iya, aku ada ganti nama pemain.

Ada respon aku update, vote nya jgn ketinggalan.

Lanjut?

Bodyguard For BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang