Mobil hitam pekat itu berhenti di sebuah gedung di penghujung jalan, langkahnya seperti angin, matanya menembus seperti laser, dan dengan angkuh dia meregangkan tangannya yang terasa pegal sambil berjalan, setelah sampai pintu ia melemparkan kunci mobil ke anak buahnya yang menjaga di depan gedung.
Lelaki dengan perawakan besar itu menunduk saat ia mulai berjalan masuk ke dalam gedung.
Belum sampai beberapa langkah, dia sudah mengeluarkan pistol dan menembakkan nya pada 2 orang yang terduduk di lantai, mereka berdua tumbang dengan dua tembakan.
"Dasar tidak becus, untuk apa aku membayar kalian jika hasilnya tidak memuaskan!" Rachel berteriak menatap tajam orang disebelah mayat, yang asik menunduk.
"Tapi memang kemampuan kami hanya sampai disitu, untuk melaksanakan tugas anda."
"Sialan!" Mendengar umpatan Rachel lelaki disebelahnya menyenggol temannya agar diam.
"Miko, kamu ingin seperti mereka?" Tanya Rachel, seseorang datang dan meletakkan kursi agar ia bisa duduk, mengintimidasi dua orang didepannya.
"Maaf." Ujarnya menunduk penuh.
"Hm."
"Miko, bisa ambilkan bir? saya mau bicara dengan orang di sebelah mu." Miko mengangguk dan berlalu pergi sebelum itu ia melirik teman sebelahnya, Ailen.
"Mampus lo Ai." Ujarnya tanpa suara.
"Ailen," celetuk Rachel.
Sambil memakan buah yang diberikan menggunakan piring, dia menusuknya menggunakan pisau kecil dan memasukkan ke dalam mulutnya.
"Maafkan perbuatan saya. Saya sadar jika memang tidak becus dan mengecewakan anda."
"It's okey. Saya mengerti jika kamu memiliki masalah, bagaimana sekolah, aman?" Tanya Rachel melempar kan buah apel ke Ailen dan mempersilahkan cowok itu untuk duduk di sofa pojok.
"Kasih tahu saya jika kamu membutuhkan uang."
"Thanks Hel."
"Kamu sadar apa yang sudah dilakukan itu salah? itu sudah melanggar perjanjian kita."
"Saya siap menerima hukuman apapun dari anda."
"Mati?"
"Tidak."
"Saya serius Ailen." Miko datang membawa bir, lalu memberikan pada Rachel.
"Pantau majikan saya. Kamu bisa menyamar menjadi siswa di sekolah, sudah saya atur semuanya, kamu tinggal berangkat dan menjaganya 24 jam."
"Alamat rumah, sekolah dan tempat yang biasa dia kunjungi sudah saya share ke e-mail."
"Namanya siapa dan seperti apa? baiknya kasih lihat fotonya mungkin,"
"Jun, ambilkan saya laptop." Rachel menyuruh lelaki dibelakang nya.
Setelah laptop itu berada ditangan Rachel, dia langsung mereset komputer dan mencari data dan identitas Bara.
"Bara Sebagastian?" Tanya Ailen setelah membaca data-data cowok yang akan ia mata-matai.
"Bara gila, kamu harus menjaganya dengan bener."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard For Bara
Ficção AdolescenteMungkin bagi kebanyakan anak SMA masa-masa SMK jauh dari kata baik, padahal jika dibandingkan masa SMK jauh lebih menantang dan mengasikan. Seperti halnya kehidupan seorang Rachel Clandistiane, gadis berparas cantik dengan tatapan elangnya mengabdi...