GADIS itu masuk kedalam kamar sembari membanting pintu, tangannya mengepal kuat, wajahnya merah padam dan matanya kian memanas.
"SAYA BENCI KERIBUTAN!"
"SAYA BENCI KERAMAIAN!"
"SAYA BENCI DENGAN SEMUA INI!" Teriak gadis tersebut, melempar barang apapun yang ia lihat.
Semua mainan, peralatan lainnya berserakan dilantai, pisau yang biasa ia gunakan untuk membunuh musuhnya sudah menancap pada tengah-tengah kaca.
Gadis itu mengacak rambutnya frustasi, mulai melemparkan barang apapun yang masih ada di dalam kamar bernuansa hitam tersebut, tak ada cahaya atau penerangan, yang ada hanya cahaya bulan yang masuk melalui celah balkon yang terbuka.
"Arrgghhh!" Teriak gadis tersebut memukuli kepalannya keras, sekitarnya terasa berputar tak tentu arah. Nafasnya tersengal-sengal seakan ia akan kehilangan nyawa.
Seseorang tiba-tiba datang, membuka pintu kamar hingga menimbulkan dentuman keras.
"Non Rachel!" Teriak wanita paruh baya berlari menuju gadis tersebut, ia prihatin melihat majikannya tertunduk di lantai memegangi kepalanya erat.
"Non sadar non! Jangan seperti ini terus!"
"Pergi kamu! Jangan ganggu saya. PERGI!" Teriak gadis yang dipanggil Rachel tadi.
"Ya ampun! non Rachel sadar ada Bibi, tenang aja." Wanita paruh baya itu mengelus-elus rambut gadis yang sudah mulai teratur nafasnya.
Gadis itu perlahan-lahan mulai sadar, mengamati sekeliling kamarnya yang sudah tak terbentuk akibat ulahnya.
"Bereskan kamar ini Bi, saya mau pindah ke kamar sebelah." Ujar Rachel berdiri, kepalanya masih sedikit pusing akibat reaksi tadi.
"Mau saya antarkan non?" Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Rachel berujar keluar kamar, tubuhnya terasa lemas kepalanya juga bertambah pusing serta dunianya makin berputar.
Brukk
"Astaghfirullah non Rachel!" Teriak wanita paruh baya itu saat melihat Rachel terjatuh tak sadarkan diri tepat didepan pintu.
®®®
HAI PROLOG
SEGINI AJA DULU PROLOG NYA OKE?
SIAP MEMBACA KISAH RACHEL?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard For Bara
Roman pour AdolescentsMungkin bagi kebanyakan anak SMA masa-masa SMK jauh dari kata baik, padahal jika dibandingkan masa SMK jauh lebih menantang dan mengasikan. Seperti halnya kehidupan seorang Rachel Clandistiane, gadis berparas cantik dengan tatapan elangnya mengabdi...
