"Pelan-pelan anjir." Altan mengeluh kesakitan, saat Johan dengan tidak berperasaan menekan luka di sudut bibirnya
"Biar monyong sekalian, jadi sexy." Jawab nya sensual yang membuat Reyhan, Rizal Jacob yang mendengarnya bergidik ngeri, jijik banget si Johan.
Altan berdecak malas, "ssttt! udah tai. Bukanya makin sembuh malah makin parah."
"Lebih baik lo ambilin gue Coca-Cola." Altan menyuruh sambil menunjuk lemari pendingin, Johan memutar bola matanya, dasar banyak maunya.
Johan hendak berdiri mengambil Coca cola di lemari es, saat pintu apartemen terbuka, pergerakannya terhenti lalu melihat Bara masuk membawa sekantong keresek yang isinya tidak tahu apa.
"Dari mana Bar?" Tanya Reyhan.
"Si bangsat udah balik?" Itu pertanyaan yang yang paling males Bara jawab, dari Altan.
"Beli Boba," jawaban Bara, membuat Johan heran, loh? bukanya dia ga bawa dompet? kan dompetnya tadi dilempar ke dia.
"Udah, males gue liat mukanya." Lalu Bara duduk di sebelah Altan, di sofa, melirik Altan sekilas yang masih meringis kesakitan.
"Lo beli pake apa Bar? daun?" Pertanyaan Johan terjawab ketika melihat Rachel, bodyguard cowok itu masuk, sudah pasti dibelikan Rachel, dasar.
"Lo gapapa Al?"
Altan mengangguk, "mendingan, udah biasa juga kena tinju, tonjokan Felix nggak seberapa sama tonjokan Lo," dengan sedikit kekehan Altan menjawab, Bara meringis kecil.
"Sini, duduk." Bara menarik tangan Rachel yang berdiri di sebelahnya, lalu menempatkan Rachel di sofa agar ikut duduk.
Decakan keluar dari mulut Rachel, "dasar pemaksaan."
Bara menyenderkan kepalanya pada ujung sofa, kemudian melihat bodyguard nya dari belakang yang hanya kelihatan rambut pirangnya, "gue mau cari tahu siapa Rengga." Katanya.
Altan, Jacob, Rizal serta Reyhan yang tengah tiduran di paha Rizal sambil bermain game langsung menegakan tubuhnya cepet, suasana berasa berubah, yang tadinya diam sekarang lebih serius.
"Rengga pasti deket sama Felix, mereka berdua kenal deket." Kata Jacob.
"Bar, lo ada masalah apa sama Felix sampe dia buat masalah gini sama lo, terus Rengga?" Johan yang asik makan lalu meminum air langsung bertanya.
Bara menghela nafas, "gue juga ga tahu, mungkin ada hubungannya sama Gara, kembaran gue."
"Hah! lo ada kembaran Bar, baru tahu gue." Rizal terheran-heran, begitu juga dengan Reyhan serta Jacob, karena mereka bertiga kenal Bara juga hanya dari SMK, beda dengan Johan dan Altan.
Bara mengangguk, "ada, cuma lewat beberapa bulan." Jawab nya.
Johan berjalan ke arah Bara membuka bungkus yang tadi Bara bawa, lalu mengambilnya satu tanpa permisi, "mukanya sih sama persis sama Bara, cuma kelakuan nya, Gara lebih baik, dia pendiam nggak kaya nih bocah yang akhlak less." Sambil menunjuk Bara dengan nada remeh.
Bara menepis tangan Johan yang menuding nya, "sialan!"
Johan menjulurkan lidahnya, lalu melirik Altan yang hanya diam menyimak, "gue jadi keinget Gara, iya ga Al?" Altan yang merasa di beri pertanyaan hanya mengangguk.
Lalu pertanyaannya yang dilontarkan Reyhan membuat Bara mengerutkan keningnya, "Gara kembaran lo itu udah nggak ada ya?"
"Kok lo bisa tahu, cenayang ya?" Tebak Johan, bisa dihitung siapa manusia yang kenal Gara, hanya segelintir kerabat dekat keluarga Sebagastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard For Bara
Teen FictionMungkin bagi kebanyakan anak SMA masa-masa SMK jauh dari kata baik, padahal jika dibandingkan masa SMK jauh lebih menantang dan mengasikan. Seperti halnya kehidupan seorang Rachel Clandistiane, gadis berparas cantik dengan tatapan elangnya mengabdi...