Setelah insiden tadi di kantin, Bara masih mencerna ucapan bodyguardnya, dia pasti tidak meragukan kemampuan Rachel untuk membunuh, tetapi jika dia serius ingin membunuh Davika dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Saya masih ada urusan, hubungi saja jika kamu ingin pergi." kata Rachel saat Bara sudah keluar dari mobil menuju ke rumah.
Bara mengangguk "Pergi aja sana. Gue juga mau di rumah nggak mau kemana-mana." Balas Bara melirik Rachel dalam mobil yang hanya terlihat di kaca.
Setelah mobil Rachel tidak terlihat dari pandangannya, Bara berseru senang "Mau aja gue kibulin, dasar tolol!" ia kira Bara bocah apa? harus banget dikawal ke-sana kemari, berdekatan dengan Rachel membuat ia tak bebas bergerak. Ingin sekali dia melempar bodyguardnya ke planet Pluto agar menghilang.
Bara menelisik rumah, sepi, nggak ada penghuni? Mama kemana? biasanya kalau dia pulang sekolah pasti udah disambut mamanya di depan pintu.
Bara naik ke kamar, ganti baju santai terus buka handphonenya.
Mama:
Anak mama yang ganteng, tapi gantengan papa Barta, hehe bercanda😂Mama lagi pergi sebentar ada urusan, kamu kalau mau makan tinggal minta bikinin chef Juan aja. Oke?
Bara:
😒iyaaa, sekalian nggak usah pulang ma aku mau main soalnya 😂
Mama:
Ih kamu! Jangan bandel sama Rachel, kalau mau main ajak dia sekalian.
Bara nggak bales chat mamanya lagi, dia cuma kasih stiker nggak mau sama perintah mamanya suruh ajak Rachel kalo mau main.
Setelah ganti celana panjang dan pake jaket dia langsung kebawah ambil kunci motor, Bara nggak laper males juga mau makan, nanti aja gampang.
Setelah nyalain motor ia langsung otw ke tempat tujuan, nggak pake GPS soalnya dia udah hafal. Tapi kalau suruh ngapalin nama Planet dia inget nya cuma Merkurius sama Pluto soalnya dia ngebet pengin buang Rachel ke-sana.
Bara ingat Rachel, bodyguardnya malah asik-asik kan pergi nggak tahu kemana, Bara bodoamat sih.
Nggak taunya dia udah sampe tujuan, banyak motor, mobil di parkiran, teman-temannya juga udah pada kelihatan gobloknya tuh lagi godain cewek-cewek yang pada masuk ke tempat boxing, nonton orang latihan.
"Wahai Bara api, lo goblok apa gimana?" Tanya Johan saat melihat Bara yang dengan santainya jalan ke mereka.
"Gue pinter, cuma ya belum mengalir aja otaknya." jawab Bara
"Pantesan, orang dia aja pake Rucika, gobloknya mengalir sampai jauh." Reyhan ikut menimpali, dia sama yang lain udah nunggu Bara dari 15 menit yang lalu.
Bara tempelang kepala Reyhan "Gue goblok tapi ada otak, lo goblok nggak ada otak, udah goblok suka makan kripik, banyak micin nya lagi." Bara nggak mau kalah dong, dia juga jago debat, eh kayaknya dia cocok deh kalo jadi pengacara.
"Mohon berkaca, mohon berkaca." Altan ikut jengah lama-lama kalau Bara udah ikutan debat, melaju terus kayak jalan tol.
"Gue kira lo bisu Al, mulutnya ketutup, gue takut kalau ada laler masuk nggak bisa keluar sekali lo ngomong." ujar Bara, slengean emang kadang nih Bara.
"Dodol."
"Eh enak tuh!" Johan berseru senang, setelah dengar Altan ngomong soal makanan, pantesan body nya se-gaban tapi mulutnya kek setan.
Canda.
®©
Bara sama yang lain udah masuk ke dalam, dia memang sering kesini untuk boxing, bahas olahraga, Bara suka sama Basket apalagi futsal tapi kalau ada pilihan lain dia bakal pilih boxing, soalnya kalau dia pilih basket, secara dia udah tinggi, main basket nanti dia malah jadi kayak tiang listrik.
"Lo mau ikut boxing, giliran ke berapa?" Tanya Altan, selain Bara Altan juga pecinta boxing kecuali Johan yang pecinta makan.
"Ke-2, anak SMA kesini duluan, nggak mau nyari ribut gue, males." Ujar Bara, disini memang untuk umum, tapi jika dibandingkan banyak sekali anak SMA dan SMK yang datang setiap hari.
Altan cuma mengangguk, tumben nggak bego otaknya si Bara, biasanya dia langsung aja rebut posisi SMA lain buat boxing duluan, kayaknya efek dikawal bodyguard, Bara agak ngotak dikit.
Kepikiran bodyguard nya si Bara, kok sekarang Rachel nggak kawal si Bara ya? "Bodyguard lo kemana? nggak ngintil kayak ekor?" Tanya Altan, liat Bara yang lagi lepas sepatu.
"Ada urusan katanya, terus gue kibulin kalo nggak mau kemana-mana, nge-dekem di rumah." Jawab Bara enteng
"Wah parah, lo pikir dia nggak punya mata-mata?"
"Bodoamat gue."
Bara udah siap mau boxing, pelatihnya juga udah kasih aba-aba agar dia siap naik ke ring.
"Al, ambilin Sparring gloves." Bara terima sarung tangan dari Altan dibelakangnya.
"Lo nggak ganti?" Tanya Bara, balik badan buat lihat Altan udah ganti atau belum, bukanya Altan yang jadi rivalnya?
Bara menelan ludah kasar, bener kata Altan kalau Rachel pasti punya mata-mata, buktinya baru aja tadi dia sama Altan ghibah Rachel sekarang cewek itu sudah berdiri tepat dibelakang nya.
Rachel tersenyum miring, walaupun Bara menghilang ke ujung dunia dia pasti akan menemukannya.
"Kamu bohong sama saya?" Tanya Rachel menatap Bara tepat di matanya.
"Nggak."
"Kamu suka bohong, saya tahu."
"Gue suka jujur kok. Apalagi jujur kacang ijo, sama jujur ayam." Gajelas banget emang lama-lama Bara.
®©
Sparring gloves: Sarung tangan buat boxing
Kalau ada typo bilang yaa?
LANJUT?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard For Bara
Ficțiune adolescențiMungkin bagi kebanyakan anak SMA masa-masa SMK jauh dari kata baik, padahal jika dibandingkan masa SMK jauh lebih menantang dan mengasikan. Seperti halnya kehidupan seorang Rachel Clandistiane, gadis berparas cantik dengan tatapan elangnya mengabdi...