Sorry for typo
.
.
.Mobil sedan memasuki pelatatan rumah, berjalan mulus sedikit lambat dan terparkir sempurna. Yibo keluar dari balik pintu kemudi, mengambil tas di jok belakang dan melenggang masuk rumah. Sore ini terlihat normal, seperti biasanya. Tadi Yibo memang benar-benar tak masuk kerja. Dia lebih memilih menemui teman bisnisnya, makan siang, membahas kerja sama. Membahas sedikit tentang undangan acara seorang pengusaha dari Korea Utara yang kian dekat. Mereka membicarakan srategi mendekati pengusaha itu, apa yang bisa menarik si pengusaha agar mau jadi investor di perusahaan mereka?
Yibo berjalan lambat memasuki rumahnya, melewati satu demi satu barang diruang tamunya kemudian sampai di depan pintu kamarnya. Yibo memasuki kamarnya pun dengan lambat, menaruh tasnya di sofa dan melepas sepatunya disitu. Nanti pembantunya akan mengurus barang Yibo yang tergeletak sembarangan seperti itu.
Saat melepas dasinya, Yibo melihat Xiao Zhan tidur diranjangnya. Dia lupa kalau pria itu di sini. Sebenarnya Yibo tidak menyangkal kalau dia pelupa. Dia pernah pergi ke dokter menanyakan hal itu. Dokter bilang mungkin penyakit pelupanya itu keturunan. Yibo sendiri tak tahu siapa yang memiliki penyakit pelupa dikeluargannya. Dokter juga mengatakan kalau pelupa yang dialami Yibo tak akan jadi masalah kedepannya. Hanya hal-hal kecil dan tak penting saja yang Yibo mudah lupakan. Itupun dia bisa mengingatnya kembali dengan cepat. Menjadi pelupa adalah hal biasa bagi orang jenius dan Yibo menyetujui bagian ini.
Xiao Zhan terlelap ditempat sama dengan tadi siang. Bedanya Pria Xiao itu sudah lebih baik penampilannya. Tidak telanjang dan acak-acakan seperti tadi siang saat Yibo menemukannya. Xiao Zhan mengenakan piyama milik Yibo yang tak pernah dipakai. Warnanya biru tua dengan motif bintang-bintang. Itu bukan Yibo sekali, makanya dia tak pernah memakai piyamanya. Lagi pula piyama itu bukan Yibo yang membelinya, teman kencannya memberikannya pada Yibo sebagai hadiah valentine. Yibo terima saja, toh tak ada ruginya menerima pemberian orang.
Si iblis itu menghela nafas panjang dalam tidurnya. Dia menggeliat menyamankan posisi lalu mengerang kecil saat bergerak dan tenang kembali beberapa saat kemudian. Yibo sempat berhenti beraktifitas, sejenak untuk memandangi Pria Xiao itu. Sebenarnya kalau sedang tidur begini wajah Xiao Zhan terlihat damai, tapi kenapa saat dia terjaga hanya perangai iblis didiri Xiao Zhan? Yibo melihat ada bantal mengganjal pinggang dan punggung Xiao Zhan. Apa sebegitu sakitnya? Yibo kasihan juga makanya dia berencana tak mengusik Xiao Zhan sampai pria itu sembuh. Membiarkan Xiao Zhan tinggal sementara waktu di sini dan bibi akan merawatnya. Yibo bukan orang yang suka lari dari tanggung jawab, meski belum tentu benar dirinya meniduri Xiao Zhan. Ya, asal Xiao Zhan tak menuntut yang tidak-tidak, Yibo-pun juga akan berbaik-baik pada Xiao Zhan.Yibo melanjutkan aktifitasnya, melanjutkan melepas dasi dan ikat pinggangnya kemudian masuk kamar mandi. Sepuluh menit kemudian Yibo keluar dengan handuk kecil melingkar di pinggulnya, seperti tadi siang. Yibo berjalan menuju lemarinya, mengambil baju tentunya. Setelah membuka lemari dia berjongkok menarik drawer dibawah bagian lemari dan mengambil pakaian dalamnya di sana.
"AAAAAAAAAAAAA!"
Yibo berjengit, kaget sedikit. Dia menunda aktifitasnya untuk mengecek si Xiao itu. Ada apa lagi sampai dia berteriak histeris?
"Kenapa kau teriak lagi?" tanya Yibo datar saja.
"AAAAAAAAAAAAA! KAU MAU APA? MERPERKOSAKU?" tanya Xiao Zhan yang kaget melihat Yibo hampir telanjang berdiri didekatnya. "BIBIIIII!!!."
"Jangan berlebihan, Sean. Aku baru mandi" terang Yibo. Xiao Zhan percaya atau tidak memang Yibo baru selesai mandi. "Kenapa lagi?"
"Punggungku, punggungku sakit" katanya sambil merintih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract With The Devil's Son(YiZhan)√
FanfictionSejak menemukan Xiao Zhan terbaring dalam keadaan naked di ranjangnya, Wang Yibo kehilangan hidup damainya. Yibo yang awalnya adalah pria straight, mengaku belok karena sosok yang katanya manis_Song Jiyang, dan berakhir satu ranjang dengan Sean Xi...