♔: Aku Menyayangimu

944 94 17
                                    

Typo,  tolong bantu koreksinya

Vote dan komen jangan lupa

☆★☆★☆★

Xiao Zhan tertidur lebih dulu semalam. Saat Yibo masih bergerak entah untuk ronde yang ke berapa, Xiao Zhan mulai mengatupkan matanya. Yibo sudah melarangnya tidur sebelum mereka selesai, pria es itu melakukan banyak cara agar Xiao Zhan tak menutup mata, tapi tak ada hasil. Xiao Zhan benar-benar mengantuk. Campuran antara lelah dan kurang tidur membuat Xiao Zhan tak bisa tahan kantuk lagi. Berakhir dia tertidur dan membiarkan Yibo jungkir balik sendirian menyelesaikan misi.

Sekarang Xiao Zhan membuka mata, yang didapatinya pertama adalah dada Yibo tepat di wajahnya. Xiao Zhan ternyata berada di pelukan Yibo lagi. Dia suka itu, dan selamanya akan suka. Tapi bersamaan dengan rasa suka dipeluk Yibo, bau setelah seks juga menyapa paginya. Sangat-sangat bau, hingga Xiao Zhan memutuskan mengerat di pelukan Yibo. Anggap saja kalau memeluk Yibo lebih erat baunya tak akan tercium lagi.

Semalam itu, apa ya? Sakit, iya. Enak juga iya. Waktu di Guangzhou, Xiao Zhan salah mengartikan kenikmatan tiada tara yang didengarnya. Bukan rasa nikmat kesebuah bentuk benda, tapi nikmat lain yang lebih tak bisa diterangkan dengan kata-kata. Saat kulit mereka saling bergesek, saat bibir mereka saling melumat, saat mata mereka saling memandang, saat tangan Yibo terus mengelus, semuanya. Scene yang paling Xiao Zhan suka adalah saat Yibo mendesis terpejam bagai ular di depan Xiao Zhan. Seperti Xiao Zhan tuannya dan Yibo budaknya. Itu sangat menyenangkan.

Xiao Zhan tersenyum sedikit, menyeringai tepatnya. Setelah ini Xiao Zhan akan mengajak Yibo belanja. PSP, PS4 dan barang lain. Satu lagi, dia mau minta dibelikan handphone, biar bisa mengecek keberadaan Yibo di manapun pria es itu berada. Siapa tahu Yibo berniat menyelingkuhinya. Terserah apa gunanya yang penting Xiao Zhan mau dibelikan handphone juga.

Yibo menggeliat sebentar, menyamankan posisi kemudian melanjutkan tidur. Sesaat tadi dada Yibo menabrak hidung Xiao Zhan, dan Xiao Zhan baru sadar kalau Yibo juga bau. Dia sendiri juga bau. Dia perlu mandi, tapi nanti saja kalau Yibo sudah bangun.

Masih yang semalam, yang hampir pagi. Soal Xiao Zhan yang berteriak dan Yibo mendesis, pelepasan bersamaan. Yibo mengelus rambutnya setelah itu, lalu mengecup keningnya dan berterima kasih. Itu hal terlangka yang keluar dari Yibo. Ok, Yibo sering berterima kasih pada bibi dan paman, tapi tidak pernah sekalipun bilang terima kasih, maaf, atau apapun pada Xiao Zhan. Jadi itu langka buat Xiao Zhan. Kemudian Yibo menjatuhkan kepalanya di leher Xiao Zhan, membiarkan nafas panasnya menerpa dan menggerayang kulit lehernya. Geli, tapi hangat nafas Yibo masuk ke kulitnya, tulang-tulangnya, dan berakhir dengan seluruh badan Xiao Zhan yang merinding. Dan ketika Yibo mengetahui perubahan itu, pria es itu mengkode untuk memulai ronde baru.

"Yibo."

Yibo jelas tak menjawab, dia capek bergerak terus dari malam sampai pagi. Mengais kenikmatannya sendiri dan juga memberikannya pada Xiao Zhan. Yibo menuntut sekaligus menurut. Dia menuntut dahaga wiskynya terpenuhi dari Xiao Zhan, terus, terus, dan terus. Tapi sayangnya makin lama Yibo menuntut, makin dia tak mau berhenti. Ronde terakhirnya saat Xiao Zhan tertidur di tengah permainan. Yibo harus memaki maki Xiao Zhan, tapi iblis itu tak merespon. Yibo geram tadinya, masa dia harus bergerak sendiri melawan orang tidur, kan tidak asyik.

Kalau tidak ingat perkataan Jackson, Yibo harus jadi pawang Xiao Zhan, baik pada Xiao Zhan dan bersikap lembut juga, tak sudi Yibo menuruti iblis itu. Yibo menurut saat iblis itu menyuruhnya pelan. Yibo menurut lagi ketika Xiao Zhan bilang break sejenak. Sebenarnya kalau dibilang siapa yang kejam, iblis Xiao itu yang kejam. Yibo sudah tak bisa tahan dan Xiao Zhan menyuruhnya pelan. Dan yang paling membuat amat frustasi ketika dia hampir mencapai puncak dan Xiao Zhan mengaba untuk istirahat. Aba-aba pertama Yibo masih bisa menuruti, tapi aba-aba berhenti yang berikutnya sudah tak bisa. Yibo kalap, dia mengamuk, anggap saja begitu. Bergerak secepat-cepatnya, melesak sedalam-dalamnya, dan semuanya sudah tak bisa dikotrol lagi. Sulit dijelaskan bagaimana bahagianya perasaan Yibo saat itu, hingga dia mengucapkan kalimat tabu 'terima kasih' pada Xiao Zhan. Ya, iblis itu pantas menerimannya.

Contract With The Devil's Son(YiZhan)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang