♔: Failed

703 69 19
                                    

Awas typo
.
.



Teeeet Teeeet!

Jae baru bangun tidur, baru keluar kamar juga saat bel depan berbunyi. Ada tamu pagi-pagi begini. Jae melihat ke sekitar, rumahnya Jackson amat besar tapi tak ada jam dinding sama sekali. Menurut Jae ini masih sangat pagi, sekitarnya saja masih sedikit gelap. Atau mungkin karena matanya masih terbuka separuh, semua yang dilihatnya jadi gelap.

"Bibiiiii!" teriaknya.

"Yaaaaa!" sahut bibi dengan teriakan pula.

"Ada tamuuuuuu!" tambah Jae kembali berteriak.

"Aku sibukkkkkk!" balas bibi.

"Tamunya menungguuuuu!" lanjut Jae.

"Aku akan memasak, Jaeeeee!"

Eh, pagi-pagi yang biasanya damai di rumah Jackson jadi berisik. Mulai kemarin siang, saat Jackson membawa Jae pulang bersamanya. Bibi jadi merasa punya teman berheboh ria. Pembantunya Jackson itu orangnya heboh, tapi karena cuma dia seorang yang bekerja di rumah ini, kehebohannya tak pernah tersalurkan. Jackson jarang sekali ada di rumah. Pergi pagi dan selalu pulang malam, kadang tengah malam, kadang pagi bahkan sering tak pulang. Yang datang dan menginap di rumah Jackson itu banyak, silih berganti. Mengingat Jackson orangnya loyal dan baik, banyak orang ingin ditolongnya. Tapi entah model pertolongan apa yang dinginkan mereka, karena yang datang wanita-wanita cantik dan kadang-kadang pria-pria lucu macam Jae. Tapi mereka cuma datang sekali dan tak pernah datang lagi, ini kali ke dua Jae datang ke sini jadi boleh dibilang bibi dapat teman di rumah.

"Bukakan pintunyaaaaa!" perintah bibi yang berteriak dari dapur.

Jae berjalan sempoyongan, berdecak berkali kali dan mengerutu. Bibi itu pembantu, Jae tamu. Apa bibi tak pernah dapat pelajaran, kalau tamu adalah raja? Seenaknya memerintah, tapi dia bergerak juga. Dia lebih takut kalau bibi tak jadi memasak dan membiarkannya kelaparan. Kan Jackson tak ada di rumah hari ini, bisa jadi bibi akan semena-mena padanya.

"Pagi." sapa si tamu tampan saat Jae sudah membuka pintu.

Tadinya Jae sudah melebarkan matanya, melebarkan bibirnya juga. Dia ingin teriak, melonjak-lonjak lalu memeluk si tamu tampan. Jae rindu sekali dengannya. Sudah beberapa hari tak bertemu jadi seperti itu bahagianya bertemu kembali. Tapi dia urungkan niatannya. Jae ingat saat dia diusir. Kalau di rumahnya saja dia tak dinginkan, berarti di hatinya juga.

"Paman, kenapa pagi-pagi datang ke sini?" tanyanya mengalihkan topik kegembiraan barusan. "Jackie baby tidak ada. Dia pulang nanti malam" tambahnya.

Semalam saat makan Jackson mengatakan akan keluar kota pagi-pagi besok dan akan pulang malam. Tadi pagipun Jae rasa Jackson juga berpamitan padanya, sepertinya dia juga mengiyakan. Tapi tak jelas, berasa Jackson berpamitan dalam mimpi. Pasalnya saat itu Jae sedang tidur.

"Aku mencarimu." kata Seoham sambil memaksa tersenyum.

Seoham sebenarnya sangat bahagia, tapi dia dan Yibo punya kesamaan. Mereka sama-sama susah menarik sudut bibir mereka keatas. Seakan senyum mereka berharga jutaan dolar yang hanya akan ditampakkan pada relasi bisnis. Tapi tidak demikian di hadapan Jae, dia tulus ingin tersenyum, mungkin karena jarang tersenyum saja jadi senyumnya terkesan kaku.

"Ayo pulang." Seoham kemudian mendesis sendiri setelah mengatakannya. Dia ingin mengajak Jae kembali ke rumahnya, tapi ajakannya tadi pasti di tolak. Dia sudah tega mengusirnya, dan sekarang memintanya kembali, dia sendiri yakin akan ditolak.

"Aku tinggal di sini saja." kata Jae lesu. Sebenarnya dia juga ingin kembali pada Seoham, tapi, tapi kan dia sudah diusir.

Masih yang semalam Jackson menemaninya saat mau tidur. Jae cerita soal rasa rindunya pada Seoham. Sumpah demi apapun dia rindu Seoham, tapi dia diusir. Selalu seperti itu kata-kata Jae ke Jackson, tapi Jackson cuma menanggapinya dengan tertawaan. Sampai pada saat Jaechan mengusir Jackson keluar karena tak tahan ditertawakan, Jackson baru berhenti tertawa. Jackson bilang Seoham juga merindukan Jae. Kemudian dia berjanji membantunya lagi bertemu Jackson secepatnya. Dan sekarang Seoham memang berdiri di depannya, tapi ini terlalu cepat. Terlalu pagi juga. Jae belum mandi, belum sarapan, masih bau berbanding terbalik dengan Seoham yang sudah tampan. Nanti kalau dia ikut Seoham pulang, kalau dilihat orang tak pantas, lalu dibilang tak cocok. Jae harus jadi tampan dulu baru mau ikut pulang dengan Seoham.

Contract With The Devil's Son(YiZhan)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang