Sorry for typo
.
♥
♔Hari jumat pembelajaran tak begitu ketat. Biasanya trainee dibiarkan di luar untuk berinteraksi dengan trainee yang lain. Bukan berarti ini diluar pembelajaran. Mereka dibiarkan berinteraksi tapi masih diawasi pengajar. Trainee diajarkan menjadi pemikir, bukan berarti tanpa sosialisasi. Sehebat apapun seorang pekerja kalau tak bisa bersosialisasi bagaimana mereka bisa mendapat rekan bisnis? Bagaimana mereka bisa dipercaya atasan dan sesama pekerja? Trainee di TC ini tidak dibiarkan menjadi anti sosial.
Kelas Zhanjin sedang berkumpul di Hall dekat jalan masuk asrama. Satu sama lain berinteraksi mengasah kemampuan berbicara seolah mereka sedang berbisnis dengan orang. Zhanjin juga sedang duduk berhadapan dengan seorang teman. Dia memegang kertas-kertas dan membacanya dengan serius. Anggap saja itu proposal kerjasama Zhanjin dengan temannya. Mereka sedang serius sekarang ini.
"Mr. Zhu, saya sudah menambahkan perincian pengeluaran produk yang akan kita rilis di proposal itu. Sesuai permintaan anda, proposal itu saya buat rangkap tiga agar satu copy-annya bisa diserahkan pada bos anda." kata teman Zhanjin ditengah-tengah bisnis pura-pura mereka.
Zhanjin membuka lembar demi lembar proposal itu, meneliti sesuatu yang mungkin meleset dari bisnis mereka. Zhanjin mengangguk kemudian, semuanya terlihat seperti maunya. Zhanjin tinggal bilang setuju lalu tanda tangan dan mereka resmi bekerja sama. Namum Zhanjin seakan berfikir seribu kali lagi saat melihat bagian akhir kertas itu. Mungkin dia menemukan kejanggalan.
"Yubin," panggil Zhanjin melenceng dari sifat seorang pembisnis.
"Em?" dan responnyapun sama melencengnya. "Yaak, Jin. Panggil aku Mister. Mister. Kita sedang berbisnis sekarang ini." protes Yubin setelah sadar pembicaraan mereka tak seperti pembisnis lagi.
"Mr. Yubin, kau tahu? Mr. He dulu tak segemuk itu" kata Zhanjin memulai menerangkan maksud.
"Hah, benarkah?" Si Yubin mendekatkan diri pada Zhanjin. Dia tertarik dengan acara baru mereka. Sudah ditinggalkan acara berbisnisnya, anggap mereka sudah deal. Sekarang waktunya untuk bergosip.
"Emmm, Mr. Yubin kau tak tahu ternyata." Zhanjin masih menggunakan panggilan Mister seperti yang diminta partner bisnisnya tadi. Sekarang sudah berubah jadi partner gossip. "Dulu, duluuu sekali Mr. He itu badannya sebagus Mr. Liu. Bahkan kekasihnya cantiiikkkk sekali" terangnya membuat Yubin melongo. "Tapi kasihan, saat dia melamar kekasihnya, dia ditolak" Zhanjin memasang ekspresi sedih. Si Yubin-pun juga. Mereka kasihan dengan nasib Hepeng.
"Kekasih-nya bodoh sekali menolak Mr. He." Zhanjin mengangguk. "Kalau ketemu wanita itu, kita pukul saja!" Zhanjin mengangguk lagi. "Kasihan sekali nasib Mr. He!" Zhanjin mengangguk juga.
"Dan setelah itu Mr. He tak lagi semangat hidup. Dia depresi berat, makan saja tak berselera. Mr. He jadi sangaaaaat kurus dan penyakitan." Itu sih berbanding terbalik dari yang sekarang.
"Mr. He itu gemuk, Jin. Bukan kurus!" protes si Yubin yang tak mendapati kebenaran di cerita Zhanjin.
"Dengarkan dulu, aku belum selesai!" protes balik Zhanjin.
Ditengah perdebatan Zhanjin dan si Yubin, Jili lewat. Dia berniat masuk asrama setelah kejadian bokongnya dihantam pintu mobil dengan keras tadi. Dia mau istirahat di kamarnya saja, tidak mau ikut belajar.
"Jin, kenapa Jili jalannya seperti pinguin ya?" Zhanjin langsung menoleh ke arah pandang yang ditangkap Yubin.
Jili tadi pamit menyapa Haikuan di depan, tapi jam segini dia baru masuk lagi. Sudahkah Jili bertemu Haikuan? Lalu kenapa dengan pria imut itu? Jalannya terseok, bukan terseok sih. Jalannya tertatih, bukan juga. Pokoknya mirip pinguin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract With The Devil's Son(YiZhan)√
FanfictionSejak menemukan Xiao Zhan terbaring dalam keadaan naked di ranjangnya, Wang Yibo kehilangan hidup damainya. Yibo yang awalnya adalah pria straight, mengaku belok karena sosok yang katanya manis_Song Jiyang, dan berakhir satu ranjang dengan Sean Xi...