♔: Ring in Zhan's Finger

741 77 25
                                    


Maaf untuk Typo

Teeet Teeet!

Jae baru bangun tidur, baru keluar kamar saat bel depan berbunyi sama seperti pagi kemarin. Melihat ke sekeliling juga masih gelap, tapi kali ini karena bibi belum membuka korden besar di dekat ruang tamu. Kalau dilihat dari sinar yang menerobos celah korden, ini bukan lagi pagi, tapi karena penglihatan Jae masih gelap, anggap saja masih pagi.

"Bibiiiii!"

"Aku sibuk, buka pintunya!" teriak balik bibi dari arah dapur. "Oh ya, sekalian buka korden di ruang tamu!" tambahnya.

Hah, sekarang posisi Jae sebagai tamu sudah merangkap jadi pembantu. Begitu kalau Jackson tak ada di rumah, bibi semena-mena pada Jae. Ngomong-ngomong soal Jackson, seharusnya semalam dia pulang, tapi tak terdengar suaranyapun saat ini. Dan semalam Seoham bilang mau menginap, dia juga tak terlihat. Kemana dua orang itu?

Jae berjalan ke ruang tamu, menyibakkan korden besar dekat situ dan dia memicing sejenak saat terkena sinar matahari. Silau. Setelah mampu melihat sempurna, dia melongok ke depan lewat kaca jendela. Tamu-nya tidak tampak dari sana. Apa tamu penting ya?

"Lama sekali kau membuka pintu!" teriak Reba setelah mendapati Jae berhadapan dengannya.

"Jijie, kenapa kau kemari lagi?"

"Kan aku sudah bilang akan kemari tiap pagi dan petang" Reba menyerahkan bungkusan-bungkusan di tasnya kepada Jae. "Itu makananmu hari ini. Kubela-belakan bangun lebih pagi dari biasanya untuk memasak itu supaya kau tahu aku ini menyayangimu."

Ada maksud jelas Reba bicara begitu. Dari dulu wanita cantik ini selalu begitu. Baik memang, tapi cerewetnya itu tak bisa dinalar. Dia memang menyayangi Xiao Zhan dan Jae, memberikan apa yang mereka butuhkan, tapi bonusnya diomeli tiap hari.

"Ngomong-ngomong Jackson mana? Dia sudah pulang kan?" Itu Reba datang memberi makan untuk Jae, ujung-ujungnya ada maksud. "Masak dia belum bangun?" tanyanya sambil melongok ke dalam rumah.

"Aku baru bangun, tidak tahu Jackie baby sudah pulang atau belum"

Reba membuka dompetnya segera, mengambil beberapa lembar uang dan menyumpalkannya ke saku baju Jae.

"Uang jajanmu hari ini" kata Reba. "Coba kau cek ke dalam. Bilang pada Jackson aku ada di sini." tambahnya sambil memasang senyum.

"Maksudmu ketahuan. Kau datang membawa makanan dan memberiku uang agar kau bertemu Jackie baby kan?" selidik Jae. Kalau begini adanya sayangnya Reba pada Jae cuma sebatas jalan biar bisa ketemu Jackson.

"Sudah, cepat masuk sana!" Jae bergeming atas perintah Reba. "Cepat masuk!" perintah Reba sekali lagi.

Disaat Jae mau berbalik masuk, dua orang terdengar memasuki gerbang besi di depan. Jackson dan Seoham baru saja joging. Mereka pulang dengan nafas terenggah dan badan berpeluh. Orang tampan seperti mereka jadi terlihat semakin tampan dengan keadaan seperti itu. Reba terkagum melihat Jackson mendekat padanya, Jae juga. Jae juga terkagum melihat keduanya, Jackson dan Seoham. Jackson itu something spesial dimata banyak orang. Kalau Seoham something spesialnya di hati Jae.

"Reba." sapa Jackson masih sedikit terengah.

"Jackie baby, jijie mencarimu!"

"Benarkah?"

"Ah, perkataan Jae jangan kau anggap" katanya sambil tertawa renyah. "Aku kemari menjenguknya. Aku takut dia merepotkanmu di sini makanya aku datang" tambahnya sambil berharap Jackson memberikan respon baik padanya. Tapi Jae yang menyahutinya dengan decihan.

Contract With The Devil's Son(YiZhan)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang