Padahal jam baru menunjukkan pukul 4 sore, tapi Jihoon sudah mulai berkutat dengan laptop dihadapannya. Besok adalah hari terakhir mengumpulkan tugas pengganti UAS, sehingga Jihoon harus mengerjakannya dari sekarang.
Seharusnya tugas itu sudah selesai sejak lama, sebab waktu yang diberikan adalah 2 minggu, sesuai dengan jadwal UAS. Namun, Jihoon lebih menyukai mengerjakan tugasnya h-1 atau bahkan h-jam dari batas akhir pengumpulan.
"Aduh punggung Gue." keluh gadis itu begitu meregangkan tubuhnya yang terasa kaku akibat beberapa jam sejak pulang kuliah langsung berkutat di meja belajarnya.
Dia bangkit dan bisa bernafas lega setelah mengirimkan tugas itu melalui email pada dosen yang bersangkutan. Jihoon melangkah menuju dapur untuk mengisi cangkirnya yang sudah kosong.
Cangkir kosong itu segera kembali terisi oleh air mineral sebelum Jihoon memutuskan kembali ke kamarnya. Untuk melanjutkan acara overthinkingnya akibat tak ada kabar dari Soonyoung.
Sudah 3 hari semenjak perselingkuhannya diketahui oleh Soonyoung, pria itu tampak jarang sekali memberi kabar pada Jihoon. Biasanya setiap hari Soonyoung selalu membawa Jihoon kemana pun, tapi kini bahkan sekedar pesan pun tak ada.
Semalam seharusnya jadwal Soonyoung untuk turun balapan, tapi pria itu tak ada kabar apalagi datang untuk menjemput.
Dia tahu, memang salahnya yang berkhianat dari Soonyoung. Maka pantas jika pada akhirnya Soonyoung memilih untuk menjauh darinya. Diapun semakin merasa tak pantas untuk tetap berada disamping pria seperti Soonyoung.
"Sayang."
Tubuh Jihoon menegang seketika mendengar suara itu memanggilnya sayang. Dia tak salah dengar kan?
Jihoon segera pergi ke ruang tengah, melupakan cangkir berisi airnya di meja makan.
"Soonyoung?" Jihoon memekik mendapati pria yang tengah berada dalam pikirannya itu sudah berdiri jelas dihadapannya.
Soonyoung menyungging senyum tipis sebelum berhambur memeluk Jihoon erat.
"Kamu abis mabuk?" tanya Jihoon mendorong pelan dada Soonyoung, merenggangkan pelukan mereka.
"Maaf."
Jihoon mengernyit, lagi-lagi kata maaf?
"Kenapa? Kenapa kamu minta maaf?""Aku abis mabuk tadi dan-"
"Berantem?" potong Jihoon.
Baru Jihoon sadari bahwa penampilan kekasihnya tampak cukup berantakan dari biasanya.
Soonyoung mengangguk pelan, Jihoon menghela nafas. Dia memilih untuk menyuruh Soonyoung membersihkan diri daripada harus banyak bertanya.
Entahlah, dia sendiri merasa canggung kini. Sangat canggung atau bahkan dia malu. Sangat malu dengan kelakuannya. Dia tak tahu harus menuembunyikan wajahnya dimana semenjak kejadian itu.
Dia bahkan tak mau bertemu dengan Wonwoo, apalagi Mingyu. Dia dan Mingyu tak ada lagi kontak apapun. Padahal biasanya Mingyu akan jadi orang kedua yang selalu Jihoon hubungi secara rutin.
"Hey kok ngelamun?"
Jihoon mengerjap, tanpa sadar Soonyoung sudah berada dihadapannya. Dengan tubuh yang hanya dibalut oleh celana pendek, serta handuk kecil yang dia gunakan untuk mengusak rambut basahnya.
Jika sebelumnya Jihoon akan selalu menggunakan kesempatan ini untuk menggoda Soonyoung hingga mengajaknya bermain. Tapi kini, dia bahkan ragu untuk mengambil handuk kecil itu untuk mengusak rambut basah Soonyoung.
"Ngelamun lagi, kenapa hem?"
Soonyoung mencubit gemas pipi Jihoon untuk menyadarkan kekasihnya itu yang tampak melamun. Lantas dia duduk membelakangi Jihoon dan memberikan handuk kecil itu pada sang kekasih, meminta Jihoon yang mengusak rambut basahnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/307827469-288-k55633.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHI(T)P
FanfictionApa sih yang orang-orang harapkan dari sebuah hubungan? Cinta? Kebahagian? Kesempurnaan? Tapi bagaimana kalau hubungan itu yang justru malah menghancurkan dirimu, batinmu, hingga jiwamu. Apakah kau akan bertahan dengan hubungan itu? Adult story...