RELATIONSHI(T)P

Re(a)lationship : A Destiny

Kota New York telah banyak berubah semenjak dia menginjakkan kaki ditanah kelahirannya itu sejak 5 tahun yang lalu.

Dia meninggalkan New York saat berusia 6 tahun secara paksa, dan 5 tahun yang lalu dia dipaksa untuk kembali ke New York. Meninggalkan kisah cintanya di Korea.

Rasanya sudah lama sekali. Apakah gadisnya baik-baik saja disana? Bagaimana kabarnya? Apakah gadisnya sudah bahagia? Rasanya mengesalkan jika harus tahu bahwa gadisnya bahagia dengan pria lain selain dirinya.

Dengan kemeja berwarna navy, celana bahan berwarna hitam serta sepatu pantofel berwarna senada. Pria yang berprofesi sebagai arsitek itu melangkah memasuki area taman pemakaman umum.

Menghampiri salah satu nisan yang bertuliskan nama seorang perempuan, yang berstatuskan sebagai istrinya. Sejak 5 tahun yang lalu.

Perempuan yang mengisi hari-harinya, menemaninya, tapi tak pernah bisa membuatnya jatuh cinta.

Ya, 5 tahun yang lalu Vernon dipaksa untuk kembali ke New York. Saat itu perusahaan keluarganya dalam masa krisis, dan menjodohkan anak dengan keluarga donatur adalah salah satu cara untuk mengatasi krisis itu.

Vernon dinikahkan dengan putri dari keluarga Moore, keluarga yang memiliki pengaruh besar untuk perusahaan keluarga Vernon. Dia sempat menolak, tapi dia tak bisa menghindari pernikahan itu.

Terpaksa dia harus meninggalkan cinta pertamanya di Asia Timur sana, dan menjalin hubungan suami istri dengan gadis baru dari Amerika.

Pria itu jongkok disamping makam istrinya yang meninggal dua bulan lalu akibat kecelakaan. Bersama selingkuhannya.

"See, now I'm paying more attention to you, right?"

Jahat? Vernon memang jahat sebab tak pernah sekalipun dia memiliki rasa cinta untuk istrinya. Dia menganggap hubungan itu tak lebih dari sekedar partner seks saja.

Dia tak pernah memperhatikan istrinya sama sekali, karena istrinya pun tak pernah bertingkah seolah dia adalah seorang istri. Mereka hidup berdua di sebuah penthouse mewah dijantung Ibu kota.

Namun, rumah mewah itu tak pernah tampak seperti sebuah rumah. Stephenie Moore, istri Vernon. Pekerjaannya tak pernah jauh dari kata belanja, liburan, dan pergi ke salon.

Vernon muak, tapi dia tak bisa menceraikan Stephenie atas perjanjian yang keluarganya buat.

Mereka tidak memiliki anak, karena Stephenie yang dinyatakan mandul. Hal itu yang membuat kehidupan rumah tangga mereka semakin runyam.

Vernon yang kasar dan Stephenie yang tak pernah bisa menurut. Keduanya saling bertolak belakang. Hubungan yang mereka buat teramat berantakan, hingga mungkin tak akan pernah ada cara untuk memperbaikinya kecuali perpisahan.

"Sorry, if while being my wife, I never treated you well." ucap Vernon seraya menatap nisan sang istri.

Stephenie sebenarnya sudah mencoba untuk mengerti Vernon. Perempuan itu mencoba untuk menjalin hubungan layaknya pasangan suami-istri pada umumnya. Namun, Vernon selalu memberikan gestur menolak atas perlakuan Stephenie.

Vernon hanya bersikap baik saat mereka tengah bermain di ranjang saja. Meskipun lebih seringnya Vernon memberikan seks yang kasar untuk Stephenie.

3 bulan kemarin, Vernon sempat 'hampir' jatuh pada istrinya itu. Sifatnya yang perlahan berubah telah membuat Vernon berbalik pikir untuk mulai menganggap Stephenie sebagai istrinya. Apalagi Stephenie pun mulai menunjukkan sisi baik dan melayani Vernon sebagai seorang istri yang baik.

Namun, Vernon ternyata tak bisa jatuh pada Stephenie sepenuhnya. Semenjak dia menemukan Stephenie tidur bersama seorang pria asing, yang merupakan selingkuhannya.