Jisoo tak punya pilihan apapun selain mengikuti Seokmin, saat pria itu tiba-tiba menariknya ke parkiran arena. Tanpa banyak berucap, Seokmin memberikan Jisoo helm dan menyuruhnya segera naik ke atas motornya.
Lagi-lagi Jisoo nurut tanpa banyak ucap tanya, dia segera naik dan dengan mandiri memeluk pinggang Seokmin. Sepertinya itu sudah menjadi kebiasaannya semenjak pria itu sering mengantar-jemput Jisoo kemana pun.
Selama perjalanan, Jisoo hanya terdiam sembar mengeratkan pelukannya ketika kantuk menyerang. Jisoo memang sedang banyak jadwal akhir-akhir ini, jadi dia kurang istirahat. Niatnya malam ini dia ingin tidur dengan pulas, mengingat besok dia tak ada jadwal kuliah. Namun rencananya gagal ketika Seokmin dan Jeonghan secara bersamaan datang dan memperebutkan dirinya.
"Masih jauh ya? Kita mau kemana sih?" tanya Jisoo sedikit berteriak, mengingat angin yang menerpa mereka cukup kencang.
"Bentar lagi." jawab Seokmin juga sedikit berteriak.
Jisoo menghela nafas dan kembali menyandarkan kepalanya di punggung Seokmin. Nyaman. Rasanya dia sudah berulang kali dalam posisi seperti ini bersama para mantan kekasihnya. Tapi sejauh ini, baru Johnny dan Seokmin yang membuat Jisoo nyaman bersandar pada mereka.
Bodoh, sepertinya rasa nyaman Jisoo secara bertahap akan berubah jadi cinta untuk Seokmin.
"Lo tidur?"
Jisoo mengerjap merasakan Seokmin menggerakkan bahunya pelan sembari mengusap tangan Jisoo yang masuk ke dalam saku jaket Seokmin. Dia sepertinya tanpa sadar tertidur, beruntung dia tidak jatuh.
"Eh sorry, Gue ketiduran kayaknya." ucap Jisoo seraya menegakkan tubuhnya.
Dia turun ketika Seokmin memintanya untuk turun. Sepertinya dia terlalu nyaman tidur dipunggung Seokmin, hingga tak sadar mereka susah sampai ditujuan.
Jisoo yang masih setengah sadar setelah bangun tidur, melangkah tanpa tahu pijakan didepannya.
Hap
Seokmin meraih pinggang Jisoo dan menariknya mendekat.
"Kalo jalan tuh sambil melek. Liat tuh depan Lo ada apaan?!"seru Seokmin.Jisoo terkejut, selain karena posisi mereka yang sangat dekat dengan tangan Seokmin melingkar di perutnya. Tapi dia juga terkejut ketika didepannya ada sebuah danau yang memantaukan cahaya gedung perkotaan dan juga bulan.
"K-kita dimana?" tanya gadis itu ditengah keterkejutannya.
Seokmin membawa Jisoo untuk duduk diayunan dengan bangku yang panjang, yang langsung menghadap ke arah danau itu.
Mereka duduk bersebelahan, Seokmin melipat kedua tangannya didada sambil menyandar pada sandaran ayunan, sedangkan Jisoo dia duduk dengan kaku tak tahu harus apa.
"Lo liat rumah kecil diseberang danau itu?"
Bukannya menjawab, Seokmin justru malah bertanya seraya menunjuk sebuah rumah yang ada diseberang danau.Rumah itu cukup besar tapi tidak terlalu besar. Memiliki halaman luas yang langsung menyambung pada danau, hanya dibatasi oleh pagar rumput setinggi lutut. Tampak seperti lama tak dihuni, terlihat dari lampunya yang padam, halaman rumah yang berserakan sampah dedaunan, juga cat yang luntur dan tembok yang menua.
Jisoo mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada Seokmin dengan tatapan bertanya.
"Itu rumah Gue dulu." jawab Seokmin.
"Rumah Lo? Jadi dulu Lo tinggal disana? Kenapa pindah?" tanya Jisoo.
Dia mengedarkan pandangannya pada sekitar rumah itu, sepertinya kalau dalam keadaan terang sekitaran rumah itu terlihat asri, bahkan tak jauh dari sana pun ada taman bermain san taman bunga yang sayangnya sudah layu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHI(T)P
FanficApa sih yang orang-orang harapkan dari sebuah hubungan? Cinta? Kebahagian? Kesempurnaan? Tapi bagaimana kalau hubungan itu yang justru malah menghancurkan dirimu, batinmu, hingga jiwamu. Apakah kau akan bertahan dengan hubungan itu? Adult story...