Relationship : Hurt

2.4K 204 84
                                    

⚠️ DISGUSTING, VIOLENCE, BLOODY ⚠️

Setelah insiden terbongkarnya rahasia terbesar Jun, Myungho perlahan mulai menjauh. Namun Jun tentu saja tahu, sehingga dia tak pernah membiarkan Myungho lepas dari jangkauannya  barang sedetikpun.

Gadis itu tentu saja merasa takut, tubuhnya selalu gemetar tiap kali bertemu Jun. Otaknya kembali memutar memori di ruangan itu, ruangan yang membuat Myungho kesulitan bahkan tak mau makan hingga seminggu lamanya.

Dia jadi trauma melihat warna merah, apalagi darah. Gaun, kain, buah, makanan, minuman atau apapun itu yang berwarna merah selalu membuat Myungho kembali mengingat ruangan itu. Hingga membuat Myungho mual dan muntah disaat itu juga.

Dia trauma melihat daging, bahkan daging yang sudah diolah sekalipun. Dia trauma melihat lemari kaca, juga benda-benda tajam lainnya.

Kadang Myungho terlihat panik tanpa alasan yang jelas. Terkadang dia terlihat memejamkan mata sambil bergeleng kencang. Terkadang dia mual tanpa alasan yang jelas. Dan dia melakukan gestur seperti orang jijik terhadap sesuatu.

Orangtua Myungho belum menyadari itu karena dia belum pulang ke rumahnya sama sekali. Dia ingin membatalkan perjodohannya dengan Jun, dia tak peduli bahkan jika tubuhnya sudah berulang kali disetubuhi oleh Jun.

Tapi harus dengan alasan apa? Haruskah dia jujur pada orangtuanya juga orangtua Jun bahwa pria itu adalah seorang psikopat? Atau bahkan mungkin mereka sudah tahu? Betapa gilanya orangtua Myungho jika mereka sudah tahu bahwa Jun adalah seorang psikopat, tapi tetap menjodohkan anaknya dengan Jun.

Myungho benar-benar menghindari Jun, dia bahkan berulang kali mengganti password apartemennya tapi Jun selalu tahu dan berhasil masuk. Dan bodohnya Myungho masih tetap nurut pada Jun, tak ada pemberontakan sama sekali. Meskipun Jun datang hanya untuk melakukan seks dengannya.

Tapi Jun pun masih bersikap baik, dia selalu menyiapkan ataupun mengantarkan makanan untuk Myungho. Makanan vegetarian yang tak ada warna merah sama sekali. Sebab dia tahu, Myungho jadi pemilih sejak hari itu.

Setelah mencoba berbagai cara, akhirnya hari ini Myungho bisa bernafas sedikit lega. Dia sudah menempati apartemen barunya secara diam-diam. Tanpa diketahui Jun apalagi orangtuanya.

Myungho membeli apartemen itu dengan uang pribadinya, langsung dia urus sendiri tanpa pelantara sama sekali.

"Tuhan, izinkan aku tenang untuk hari ini saja." gumam gadis itu mengepalkan kedua tangannya didada sambil memejamkan mata.

Mencoba mengatur nafas sebelum mulai beraktivitas. Gadis itu bergerak merapikan apartemen barunya. Setidaknya dengan aktivitas ini dia bisa melupakan ketakutannya.

Hingga saat dia tengah menata barang pajangannya di rak kecil samping televisi, suara bel berbunyi. Dia mengernyit, siapa yang bertamu?

Dia ingin acuh, tapi bel terus berbunyi. Sehingga dia memutuskan untuk melihatnya melalui kamera interkom.

Seorang pengantar makanan?

"Mohon maaf, tapi saya tidak memesan makanan." ujar gadis itu usai menemui sang kurir pengantar makanan itu.

Tapi sang kurir tetap memaksa Myungho untuk menerima, sesuai dengan prosedur pekerjaannya. Dengan terpaksa akhirnya Myungho menerima pesanan makanan itu.

Tak terlalu menggubris pesanan tadi, meskipun dia penasaran. Tapi Myungho tetap melanjutkan acara beres-beres apartemen barunya.

Hingga menjelang jam makan siang, semua pekerjaannya selesai. Myungho merasa lapar dan ingat bahwa dia mendapat kiriman makanan. Tak apa, lumayan kan mendapat makanan gratis.

RELATIONSHI(T)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang