Re(a)lationship : Last Story

4.2K 249 123
                                    

"Daddy, daddy tahu tidak kalau kemarin Jeno dapat bintang dari Ibu guru. Kata Ibu guru, Jeno pandai menggambar. Oh iya, Oma dan Opa juga memberikan hadiah karena Jeno mendapat juara lomba menyanyi, Daddy..."

Seokmin hanya bisa tersenyum bahagia penuh haru mendengarkan ocehan bocah kecil dipangkuannya ini. Bocah yang didalam tubuhnya mengalir darah garis keturunan Seokmin. Bocah yang memiliki status sebagai anak kandung Seokmin.

"Jeno senang karena akhirnya Daddy pulang. Jeno rindu. Kata Mommy, Daddy pergi bekerja sehingga belum saatnya untuk pulang. Tapi Jeno selalu menunggu Daddy kok. Jeno juga tidak nakal, Jeno selalu mendengar ucapan Mommy supaya Daddy pulang dan tidak marah pada Jeno. Jeno anak yang baik kan Daddy?"

Hati Seokmin bergemuruh dengan rasa hangat yang mengaliri. Dia tak henti memandangi bocah yang terus berceloteh ria itu. Bahkan senyuman Seokmin tak lepas barang sedikitpun melihat kegemasan bocah yang berstatus sebagai putranya itu.

"Maaf, membuat Jeno menunggu lama. Jeno anak yang baik, makanya Daddy pulang." ucap Seokmin begitu lirih dan mengelus kepala putranya.

Putra? Hah, tak pernah disangka bahwa dia akan diberi kejutan yang begitu besar seperti ini.

Setelah kabar kehilangan sang Ibu, Seokmin justru mendapat kabar bahwa dia memiliki seorang putra. Tanpa dia ketahui bahwa kini putranya sudah tumbuh besar dengan baik, cerdas, dan begitu aktif.

Senyum lebar dari putranya sangat mengingatkan dia atas rupa dirinya di masa lalu. Dan sorot mata bulat yang menyipit saat tersenyum itu, mengingatkan Seokmin pada sosok perempuan yang sudah melahirkan Jeno.

"Jeno sayang Daddy." ucap Jeno seraya memeluk Seokmin penuh kerinduan.

Penantiannya selama semenjak dia lahir akhirnya terbayarkan. Sosok Ayah akhirnya dia dapatkan. Akhirnya dia bisa melihat wujud nyata pria yang dia panggil Daddy itu, tak lagi hanya sekedar tahu melalui foto yang sering Ibunya tunjukkan.

Seokmin balas memeluk tubuh mungil itu dengan erat, meluapkan pula kerinduan dan rasa maafnya yang begitu lama tak mendampingi tumbuh kembang sang putra, yang bahkan tak pernah Seokmin ketahui kehadirannya.

"Daddy juga sayang Jeno." balas Seokmin seraya menciumi puncak kepala serta kening putra semata wayangnya itu.

"Jeno."

Keduanya saling melepaskan pelukan dan menengok pada perempuan yang memasuki ruang keluarga yang tengah mereka tempati.

"Mommy sini." panggil Jeno antusias melambaikan tangannya pada Jisoo yang berjalan menghampiri mereka.

Jisoo berdiri dihadapan Seokmin yang tengah memangku tubuh kecil Jeno. Tangan lentik itu lantas mengusap rambut sang putra yang kepalanya setia bersandar pada dada bidang Seokmin.

"Jeno senang ya Daddy pulang?" tanya Jisoo seraya jongkok dihadapan Seokmin, menyetarakan tingginya dengan Jeno.

Jeno mengangguk antusias dengan wajah yang teramat ceria. "Senang. Nanti Jeno bisa tidur bertiga dengan Mommy dan Daddy. Nanti kita jalan-jalan bertiga ya, Mom."

Jisoo mengangguk masih dengan senyuman manis yang tak lepas dari wajah cantiknya.
"Iya sayang, nanti kita pergi bersama Daddy. Sekarang, Jeno bisa bermain dulu dengan kak Minhyung dan yang lain hem? Mommy ingin berbicara sebentar dengan Daddy."

Meskipun terlihat cemberut, tapi pada akhirnya Jeno menurut. Dia pergi setelah memberikan kecupan dipipi kedua orangtuanya, yang disertai dengan ucapan manis "Jeno sayang Mommy dan Daddy." sebelum bocah itu pergi dari ruang keluarga.

RELATIONSHI(T)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang