Menyesal?Sepertinya kata itu terus saja menyelimuti kehidupan perempuan yang berstatus kan sebagai istri dari Kim Mingyu itu.
Tiada hari baginya tanpa duduk termenung sambil mengusap perutnya. Mengucapkan ribuan harapan supaya terjadi keajaiban dengan hadirnya bayi di rahimnya lagi.
Namun, penyesalan dan harapan itu bak udara yang melingkupi kehidupan Wonwoo. Bukannya sebuah rasa lega, akan tetapi rasa sesak yang memenuhi dadanya.
"Apa kabar kalian disana, sayang? Mama rindu." bisik bibir tipisnya menatap langit yang cerah siang itu.
Membayangkan bahwa keempat bayinya tengah berada di angkasa dan menyapanya. Seutas senyum tipis ia sunggingkan, disertai oleh mata rubahnya yang berkaca-kaca hingga meneteskan cairan hangat yang asin itu menuruni pipinya.
Kemarin Jeonghan baru melahirkan, dia iri ketika melihat raut lelah Jeonghan setelah berjuang melahirkan secara normal berjam-jam, digantikan oleh raut bahagia penuh binar ketika putri kecilnya sampai digendongannya.
Dia iri, dia juga ingin Mingyu berada di posisi Seungcheol. Menggendong anak mereka untuk pertama kalinya, dan memberikan nama yang indah untuk buah hati mereka.
Namun, itu hanyalah sebuah angan Wonwoo yang setiap hari ia impikan. Sudah 5 tahun lamanya impian itu hanyalah menjadi sebuah mimpi yang entah kapan akan terwujud.
"Sayang."
Wonwoo tersentak kala merasakan tangan kekar suaminya melingkari perutnya. Dan dagu pria bertaring manis itu bertumpu pada bahu sempitnya.
"Kenapa hem?" tanya Wonwoo mengusapi rahang tegas Mingyu.
"Aku mengajukan cuti 4 hari." ujar Mingyu.
"Cuti? Bukankah jatah cutimu sudah diambil bulan kemarin?" Wonwoo mengernyitkan keningnya sambil menengok ke arah Mingyu.
Pria itu tersenyum manis dan segera mengecup kilat bibir tipis istrinya.
"Kami baru mendapat proyek besar, jadi sebelum mengerjakan proyek itu, perusahaan memberikan waktu untuk yang terlibat dalam proyek itu untuk liburan. Ya, sebelum nantinya akan sangat sibuk."Wonwoo merengut mendengar mendengar kalimat terakhir yang Mingyu ucapkan. Walaupun sudah sering Mingyu tinggalkan sendiri akibat kesibukannya, tapi Wonwoo tak pernah terbiasa untuk ditinggal lama oleh Mingyu.
Sebab, selalu ada rasa khawatir menyelimuti dirinya kala Mingyu jauh darinya. Dia hanya takut Mingyu bosan padanya dan memilih untuk menyerah lalu mencari pengganti. Sosok wanita yang bisa memberinya keturunan.
"Kok ngelamun sih?" tanya Mingyu.
"Kamu pasti nanti sibuk banget." rengek Wonwoo merajuk dengan bibir mengerucut.
Mingyu terkekeh, dia melepas pelukannya dan menghadapkan Wonwoo padanya. Dia sedikit menurunkan kepalanya supaya sejajar dengan wajah cantik istrinya. Menyusuri betapa indahnya pahatan Tuhan pada rupa perempuan yang sudah resmi 5 tahun ini menjadi miliknya.
"Jangan liatin aku terus, Gyu. Ish." Wonwoo mengalihkan wajahnya ke samping tapi Mingyu menahan supaya tetap menghadapnya.
"Jangan merengut gitu dong, kamu makin gemesin kalau kayak gitu." ujar Mingyu sambil terkekeh.
"Ya kamu nanti pasti bakal sibuk banget. Kayak tahun kemarin tuh sampe lupa pulang." rengut Wonwoo masih dengan bibir mengerucutnya.
Cup
Mingyu menangkup wajah Wonwoo lalu mengecup bibir tipisnya.
"Maaf sayang, aku janji kali ini aku akan pulang tiap hari meskipun ya mungkin akan telat." bujuk Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHI(T)P
FanfictionApa sih yang orang-orang harapkan dari sebuah hubungan? Cinta? Kebahagian? Kesempurnaan? Tapi bagaimana kalau hubungan itu yang justru malah menghancurkan dirimu, batinmu, hingga jiwamu. Apakah kau akan bertahan dengan hubungan itu? Adult story...