Relationship : Weeping

2.1K 202 42
                                    

"Kenapa sih? Kamu kok diem aja?"

Gadis yang baru menyelesaikan acara cuci piringnya itu, duduk disamping sang kekasih yang tengah berdiam diri di sofa.

"Cheol?" Jeonghan meraih rahang tegas pria itu dan mengelusnya.

Seungcheol mengerjap dan menatap sang kekasih dengan alis berkerut, "Kenapa?"

Mereka tengah berada di rumah keluarga Jeonghan, rumah besar yang benar-benar teramat sepi. Hanya ada mereka berdua, juga seorang satpam yang selalu berjaga di gerbang rumah.

"Kamu yang kenapa, kok ngelamun terus sih dari tadi? Kenapa hem?" tanya balik sang gadis.

Sang pria hanya bisa menghela nafasnya seraya kembali bersandar pada sofa, matanya memejam, juga tangan kirinya yang memijat pelipisnya.

Dia sedang memikirkan ucapan Jun dan Soonyoung tempo hari. Bagaimana bisa dia membiarkan teman-temannya terluka sedangkan dia enak bermain dengan kekasihnya di rumah.

Ketua macam apa dia yang tak memikirkan nasib anggotanya. Dia merasa bersalah, apalagi kondisi Mingyu dan Soonyoung sampai separah itu. Chan juga sempat menceritakan apa yang terjadi malam itu ketika mereka menjenguk kedua temannya di rumah sakit.

Malam itu, Seokmin ngamuk karena saat balapan Kun mencegatnya dan memberikan video berisikan Johnny dan Jisoo yang tengah ciuman. Tanpa aba-aba dia menghajar Kun dan segera melaju kembali ke garis finish untuk segera menghajar Johnny.

Rupanya, perempuan yang berpapasan dengan Jisoo di depan bilik toilet, dia adalah kekasih baru Johnny. Semuanya sudah direncanakan untuk membuat Seokmin ngamuk.

Sedangkan Soonyoung, dia yang awalnya tengah memperhatikan jalannya balapan, mendapatkan panggilan video dari nomor tidak dikenal. Begitu dia angkat muncul muka Yuta, dan begitu kamera bergulir, rupanya Yuta menunjukkan Jihoon yang tengah menangis dengan tubuh telanjang di ranjang.

Sementara Jun, Mingyu, dan Vernon, ketiganya tak terlibat apapun, tapi posisi mereka disana untuk membela diri ketika pasukan Johnny juga langsung menyerang mereka.

Seungcheol seharusnya ada disana, Chan tak bisa menghandle kekacauan itu sendirian. Apalagi diantara kedua kubu pun tak ada salah satu yang mau mengalah, meskipun tubuh mereka sudah penuh oleh luka.

Dia selalu memiliki cara untuk melerai, karena itulah dia selalu dibutuhkan. Tenaga Seungcheol yang kuat, suara lantang menakutkannya selalu bisa menghentikkan kerusuhan didepannya.

Namun sayang, malam itu dia tak ada disana. Sehingga perkelahian tak bisa berhenti begitu saja. Chan yang ingin melerai pun tak bisa memanggil polisi, karena itu sama saja dengan dirinya memancing amarah lainnya.

Perkelahian baru bisa berhenti setelah Mingyu tumbang, dan Yuta kehilangan kesadaran.

Seungcheol kembali menghembuskan nafasnya berat, mengusak rambutnya lalu mengacak-acaknya pelan.

"Cheol, kamu tuh kenapa diam aja sih." rengek Jeonghan yang bingung dengan sikap diamnya Seungcheol.

"Aku ngerasa bersalah, Han." jawab pria itu.

"Bersalah? Kamu masih mikirin kejadian malam itu? Ayolah Cheol, itu bukan salah kamu." ucap Jeonghan.

Kembali pria itu menghela nafas, "Aku bersalah karena enggak ada disana buat lerai mereka."

"Udah ya jangan mikirin itu lagi, kamu enggak salah kok. Mau ada kamu atau enggak, ya pasti suasana bakalan tetap kacau kan?"

"Seenggaknya aku ada disana, aku ketua tapi aku merasa lepas tanggungjawab gitu aja."

RELATIONSHI(T)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang