Relationship : Afraid

2.4K 216 45
                                    

Gadis dengan kemeja besar membalut tubuhnya serta celana pendek sebagai bawahannya itu tengah duduk sambil menonton drama di televisi dihadapannya. Tangannya sesekali mengambil camilan dari toples yang dia peluk.

Sore hari Jisoo memang sudah selesai dengan kegiatannya, dia sedang menjalani masa magang seperti yang lainnya. Namun, beruntung Jisoo mendapat jam kerja hanya sampai pukul 2 siang, sehingga sore ini gadis itu sudah bisa bersantai diruang tengah sambil menonton drama.

Bukan di apartemennya, melainkan di apartemen sang kekasih, Seokmin. Semenjak memasuki masa magang, memang Jisoo memutuskan untuk tinggal bersama Seokmin, meskipun lebih tepat disebut sebagai sebuah paksaan.

Selayaknya sepasang suami istri yang memiliki karir masing-masing. Jisoo dan Seokmin sering bersikap seperti itu dikeseharian mereka. Mereka tidur diranjang yang sama, Jisoo akan bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan kebutuhan mereka seperti baju dan barang lainnya.

Seokmin pun tak hanya diam, dia dan Jisoo sering bergantian memasak untuk sarapan ataupun makan malam. Dan terkadang juga mereka masak bersama layaknya pasangan pengantin baru.

Jisoo menengok ke arah pintu saat terdengar seseorang menekan password. Dan wajahnya seketika berseri ketika kekasihnya masuk dengan kemeja berwarna cream yang menempel ditubuh kekarnya.

Jisoo lantas segera beranjak untuk menyambut kekasihnya, sudah seperti seorang istri yang menyambut suaminya.

"Mau duduk dulu atau langsung mandi?" tanya gadis itu seraya meletakkan tas yang Seokmin bawa di sofa. Tangannya bergerak melepaskan dasi yang melingkar di kerah kemerja prianya.

"Istirahat dulu, cape." jawab Seokmin membiarkan sang kekasih melakukan pekerjaannya.

"Yaudah, duduk gih aku ambilin minum ya. Mau minum apa?"

"Air putih aja." jawab Seokmin seraya mendudukan dirinya disofa, bersandar sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku akibat seharian duduk didepan komputer.

Seokmin magang diperusahaan milik Ayahnya, maka dari itu, bukannya bekerja seperti karyawan magang lainnya, justru Seokmin sudah bekerja seperti atasan disana. Ayahnya dengan sengaja memberikan berkas-berkas yang seharusnya diurus oleh manajemen inti perusahaan. Dengan alibi Seokmin harus belajar sebelum benar-benar memegang tanggungjawab disana.

"Cape banget ya? Mau aku pijitin?" tawar Jisoo setelah kembali dengan segelas air mineral ditanganya.

"Nanti malem deh. Pijitin ya." jawab Seokmin setelah menegak air minumnya.

Jisoo mengangguk, "Yaudah, aku siapin air hangat buat kamu mandi ya. Sekelian berendam biar rileks." Jisoo berucap seraya mengambil tas Seokmin yang tadi dia simpan di sofa.

Gadia itu beranjak menuju kamar mandi, menyiapkan air hangat di bathup dengan beberapa lilin aroma terapi juga bunga-bunga yang biasanya dia gunakan untuk berendam. Sementara Seokmin sejenak memejamkan mata sebelum beranjak untuk mandi.

Matanya seketika terbuka mendengar pintu kamar yang terbuka, dia melihat Jisoo berjalan kearahnya, sepertinya gadisnya itu sudah selesai menyiapkan air untuknya berendam.

"Aku udah masak, tinggal diangetin aja. Sambil nunggu kamu mandi. Setelah itu kita makan bareng." ucap Jisoo dari belakang sofa seberang Seokmin.

Pria itu beranjak seraya menyingkap lengan kemeja hingga ke siku. Dia berjalan menghampiri kekasihnya lalu dia simpan kedua tangannya dipinggang sang kekasih.

"Makasih."

Semenjak kejadian itu, Seokmin tampak lebih terbuka pada Jisoo kini. Dia yang dulu dingin dan tampak tak peduli, kini perlahan mulai menghangat. Seokmin sering mengucapkan 'terima kasih' atas apa Jisoo lakukan untuknya. Dan sekarang pun Seokmin tak lagi gengsi, dia juga sering mengucapkan 'maaf' ketika dia berbuat salah pada Jisoo. Ya, hanya pada Jisoo.

RELATIONSHI(T)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang