Re(a)lationship : With A New Person

2.6K 220 81
                                    

5 tahun kemudian pasca kemelut permasalahan yang dialami. Mereka mulai menjalani kehidupan masing-masing dengan jalan yang terpisah. Mereka sudah berpisah, tiba saatnya mereka melangkah sendirian menepuh persimpangan jalan.

Hari ini, wanita yang sudah berstatuskan sebagai Ibu dari seorang bocah perempuan berusia 3 tahun itu, tengah menikmati harinya bersama sang putri. Disebuah kebun binatang yang cukup ramai, wanita itu semangat menjawab setiap pertanyaan sang putri yang begitu kritis.

"Mama, itu seperti yang di kartun Madagaskar." seru putri kecil itu pada salah satu hewan yang berada didalam kandang besar.
"Hem, Rajan Julien!! Mama itu Raja Julien."

"Itu spesies lemur, sayang." ucap sang Ibu.

Putri kecil itu menunjukkan raut bertanya dengan bibir mengerucut, "Lemur? Bukan, Mama! Itu Raja Julien."

Sang Ibu hanya tertawa, dia lalu menurunkan putri kecilnya dan menggandengnya erat saat mereka memasuki area yang tak cukup ramai.

Haechan, putri tunggal dari Seo Myungho. Usianya baru 3 tahun, tapi anak itu sangatlah aktif, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam bertanya.

Haechan itu tipe anak yang cerdas dan kritis, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang sekali bertanya mengenai hal-hal baru. Yang terkadang membuat Myungho kewalahan sendiri dengan sifat kritisnya itu.

Namun, tetap saja Myungho bangga pada putri kecilnya itu. Meskipun kadang dia sering bertengkar dengan sang suami, mengenai asal turunan kepintaran putri kecil mereka itu.

"Mama." panggil Haechan, menarik tangan Myungho yang sedari tadi dia genggam.

"Kenapa, sayang?"

"Itu." tunjuk Haechan, Myungho mengikuti arah tunjuk sang putri, dan yang inderanya tangkap adalah sebuah kedai es krim.

Myungho sejenak mengernyit sebelum dia mulai mengerti, "Belum saatnya, sayang. Kita tunggu Papa dulu ya, setelah itu kita beli es krim."

Haechan tampak menggeleng, bukan itu yang dia maksud. "Itu Ma, lihat. Ada anak kecil yang menangis disana."

Myungho kembali memfokuskan pandangannya pada arah tunjuk sang putri, dan rupanya benar. Disamping kedai es krim itu, ada seorang anak perempuan mungkin seusia Haechan tengah menangis sendirian.

Myungho merasa iba, apalagi tak ada siapapun yang peduli dengan keberadaan bocah itu. Namun, Myungho dibuat memekik terkejut ketika Haechan melepaskan genggamannya dan berlari menjauh darinya.

"Haechan, astaga." pekik Myungho terkejut ketika Haechan berlari menjauh darinya.

Myungho segera berlari menyusul Haechan, yang ternyata menghampiri bocah perempuan yang tengah menangis itu.

"Hei, kenapa kamu menangis?" tanya Haechan yang sudah berdiri didepan anak yang sepantar dengannya itu.

Kepalanya meneleng ke kanan dan kiri, mencari celah untuk melihat wajah anak itu. Pasalnya bocah kecil itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Haechan, Mama bilang kan jangan lari-lari, sayang." tegur Myungho setelah menghampiri mereka.

"Mama, dia menangis. Tapi dia tidak mau bilang kenapa menangis." lapor Haechan menunjuk anak didepannya.

Myungho akhirnya jongkok disebelah Haechan, menghadap anak yang tengah menangis itu, "Hai nak, kamu kenapa menangis? Dimana Mama dan Papa kamu?" tanya perempuan itu lembut.

Tapi anak perempuan itu masih menangis sambil menutup wajahnya.

"Tidak usah takut, bibi bukan orang jahat kok." ucapnya lagi mencoba menenangkan hingga gadis kecil itu mulai membuka kedua tangan yang menutupi wajahnya.

RELATIONSHI(T)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang