Mingyu pergi dari apartemen Wonwoo pagi-pagi sekali, bahkan saat gadis itu masih terlelap dalam tidurnya.
Semalam mereka bertengkar hebat karena kehamilan Wonwoo juga rencana aborsinya. Amarah mereka sempat mereda ketika Wonwoo mendorong Mingyu ke ranjang dan having sex disisa malam itu.
Namun, bukannya merasa tenang. Saat pagi amarahnya kembali memuncak saat melihat pesan yang masuk ke ponsel Wonwoo. Pesan yang mengabarkan bahwa Wonwoo sudah menjadwalkan aborsinya disalah satu rumah sakit.
Dia marah, tapi begitu melihat wajah tenang Wonwoo saat tidur, dia jadi tak tega. Dia membalas pesan itu dengan mengatakan bahwa Wonwoo tidak jadi aborsi.
Dan sekarang, dia pusing juga bingung. Bagaimana kelanjutannya? Hubungan yang baru berjalan 1 bulan lebih itu, tiba-tiba kedatangan seorang bayi?
Mingyu belum siap untuk menikah, apalagi memiliki anak. Tapi bagaimana dengan bayi yang Wonwoo kandung? Dia saja bingung apakah bayi itu adalah anaknya atau bukan saat melihat sikap Wonwoo.
Tapi jauh dalam lubuk hatinya, dia ingin mempertahankan bayi itu. Dia marah ketika Wonwoo dengan santainya ingin aborsi.
Haruskah?
Haruskah Mingyu bertanggungjawab dengan menikahi Wonwoo supaya bayi itu bisa tetap hidup?
Tapi Mingyu sungguh tidak siap. Bagaimana nanti nasib Wonwoo dan anak mereka, sedangkan Mingyu saja masih ketergantungan dengan orangtuanya?
"Akhh, au ah pusing!" raung Mingyu mengacak-acak rambutnya sendiri.
Ceklekkk
Pintu basecamp terbuka membuat Mingyu mendengus. Tak bisakah dia dibiarkan sendiri dulu?
Mingyu memang sedang berada di basecamp Fallow, niat hati ingin menenangkan dulu pikirannya sambil tidur dengan nyaman. Tapi dia lupa bahwa basecamp ini juga sering dijadikan tempat maksiat oleh teman-temannya.
Soonyoung dan Jihoon terkejut ketika mendapati Mingyu yang sudah berbaring disalah satu sofa yang ada disana.
"Gyu, Lo nginep disini semaleman?" tanya Soonyoung.
Dia dan Jihoon membawa dua kresek berisi sarapan. Karena malas masak, Jihoon akhirnya meminta Soonyoung untuk sarapan diluar saja sekalian berangkat kuliah. Lagipula Jihoon juga tak ada kelas, palingan hanya mengantar Soonyoung ke tempat magangnya.
"Enggak usah menghiraukan Gue, pacaran mah pacaran aja." sarkas Mingyu.
"Dih, marah Lo? Biasa aja kali jawabnya." sahut Jihoon.
Mingyu berdecih dan memilih menunggungi mereka. Acara bertengkar yang berakhir diranjangnya semalam dengan Wonwoo sudah menguras tenaganya pagi ini.
Soonyoung dan Jihoon memilih untuk tidak menggubris Mingyu. Soonyoung segera mengambil piring untuk memindahkan nasi goreng kimcinya dari kotak berbahan karton tipis itu.
Soonyoung juga memindahkan beberapa gorengan yang dia beli untuk camilan ke piring dan menawari Mingyu.
"Gyu, ngopi." ujar Soonyoung seraya mendorong piring berisi gorengan itu mendekat ke sofa yang ditiduri Mingyu.
"Hem." balas Mingyu yang memejamkan matanya.
Suasana di ruang tengah basecamp Fallow hanya berisi obrolan ringan Jihoon dan Soonyoung juga suara sentuhan piring dan sendok. Mereka tidak terlalu berisik karena Soonyoung yang melarang, sebab dia tak enak karena ada Mingyu diantara mereka.
Hingga suara ponsel Soonyoung menjeda kegiatan makannya. Dia agak menjauh untuk mengangkat teleponnya, hingga beberapa menit kemudian dia kembali.
"Siapa, sayang?" tanya Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHI(T)P
أدب الهواةApa sih yang orang-orang harapkan dari sebuah hubungan? Cinta? Kebahagian? Kesempurnaan? Tapi bagaimana kalau hubungan itu yang justru malah menghancurkan dirimu, batinmu, hingga jiwamu. Apakah kau akan bertahan dengan hubungan itu? Adult story...