Srikandi Hitam

41 1 0
                                    

Happy Reading

Sejak itu, Martha menjadi temanku. Setiap hari dia selalu bermain dikelasku dan mengajakku berkeliling sembari bersenda gurau. Aku senang sekali mendapat teman seasik dia.
Hidupku yang awalnya sepi, hampa dan kelabu kini kian ramai, ceria dan berwarna. Tatkala Martha seperti mentari, mentari yang menyinariku dikala aku sedih nan sunyi seperti malam hari. Dan kebetulan sekali, ayah Martha adalah rekan kerja ayah dikantor. Ayah Martha memberi sebuah surat wasiat dari ayah. Kubaca suratnya, setelah kubaca peninggalannya sangat bermacam macam. Mulai dari aku harus mendapat teman, masuk universitas, jadi dewan perusahaan dan lain sebagainya. Serta, harta yang ditinggalkan ayah juga tidak main - main. Aku sampai kaget dengan angka nominalnya. Mungkin jika dikira - kira bisa untuk masuk ke universitas elite bolak balik atau membeli 3 pesawat jet pribadi. Aku sampai shock.
Kini aku dan Martha kian saling akrab. Menjadi teman karib layaknya sahabat. Kami sering jalan - jalan di taman, bermain, belajar bersama sampai ia pernah menginap dirumah. Kebahagian yang tidak akan kulupakan selamanya, kenangan indah pertama yang kudapatkan.

Namun, pada suatu hari di musim gugur. Aku masih seperti dulu. Memakai jaket dan masker, mengurai rambutku dan lain sebagainya. Tiba di sekolahan ditunggu oleh Martha.
''Alicia~. Kemari'' Martha melambaikan tangannya mengisyaratkan untuk kesana. Akupun kesana, menghampirinya. Kami berjalan dilorong, bergandengan tangan layaknya sahabat. Aku sampai lupa dengan si manusia biadab dan kawan kawanya yang memang masih membullyku. Sampailah aku di depan kelas.
''Aku duluan ya Martha, Bye....''
''Bye~''. Aku memasuki kelas dan bertemu kejutan lagi. Mejaku berserakan dengan sampah dan dicoret - coret lagi. Aku hanya menghela napas lelah. Lelah diri ini mengurusi manusia biadab itu. Aku membersihkan mejaku sendiri. Tidak ada siapapun yang membantuku. Seperti biasa. Aku bagaikan angin lewat, terasa keberadaannya namun tak pernah dianggap sosoknya. Setelah bersih aku duduk di bangku dan menatap pemandangan dari luar jendela. Aku berfikir, apa kebahagiaan ini akan terus berlanjut atau berhenti di tengah jalanku. Hingga suara seseorang memecahkan lamunanku.
''Hei!! Alicia!!'' Aku menengok dan ternyata si manusia biadab. Sera dkk. Aku tak menghiraukan mereka dan kembali menatap jendela.

Braakkk!!
Dia mendorong kepalaku jatuh hingga kepalaku terbentur meja. Pelipisku rasanya sakit, seperti ada benjolan. Temannya menjambak rambutku dan mendongkrakkan kepalaku secara paksa yang mengharuskanku untuk bertatapan langsung dengan Sera.
''Setidaknya jawablah sapaku. Alicia''
Aku hanya diam saja. Menatap datar matanya. Sampai....

Grep!!
Tangan orang yang menjambakku di hempaskan oleh Martha yang tiba tiba muncul. Dia membelakangiku, melindungiku. Sera dkk menjaga jarak.
''Hooh~. Jadi ini ya temannya Alicia. Minggirlah atau kau akan rasakan akibatnya'' ucap Sera sambil menunjuk Martha.
''Ya. Aku sahabatnya. Ada apa kau dengan sahabatku'' ucap Martha sinis.
''Hah!!. Baiklah akan kulepaskan kau kali ini. Pulang sekolah, datanglah ke belakang gudang olahraga. Aku memiliki kejutan untukmu. Awas kalau tidak datang''. Sera mengancam dan kemudian keluar dari kelas. Martha mendengus kesal, berbalik dan bertanya cemas.
''Kau tidak apa-apa, Alicia?''
''Tidak apa'' ucapku sembari memberi jempol kepada Martha.

Teng.....Teng.....Teng!!
Bel masuk berbunyi. Otomatis Martha menuju ke kelasnya. Menyapaku lagi dan meninggalkan kelas. Pelajaran dimulai.

''Jadi, konjungsi temporal terdapat dalam beberapa peranan dalam kaidah kebahasaan. Contohnya sebagai kaidah kebahasaan...........''. Penjelasan yang Bu Erna terangkan membuat seisi kelas mengantuk dan bosan. Entah disekolah manapun dan jenjang apapun, guru bahasa lebih membosankan saat menerangkan. Terasa seperti ada sihir tidur saat dimulainya pembelajaran ini.

.....


Teng.....Teng.....Teng!!
Bel istirahat berbunyi. Semua anak anak dikelas bersorak bahagia, dapat bertahan di dalam pembelajaran yang membosankan. Para siswa berhamburan keluar, seperti biasa. Aku merapikan buku dan alat tulisku, memasukannya kedalam tas dan pergi menemui Martha. Saat aku didepan kelasnya, ia tidak ada.' Kemana ya Martha?' Batinku bertanya. Aku bertanya teman sekelasnya.
''Permisi, apa kalian melihat Martha?''. Mereka bertatapan kemudian dibalas dengan gelengan. Mereka tidak tau dimana Martha berada. Aku mencari cari Martha, di kantin, kamar mandi dan di luar gedung baik depan maupun belakang sekolah aku mencarinya.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang