Deja Vu

24 2 0
                                    

~Happy Reading~

   Semenjak hari itu. Aku mulai tinggal di rumah nenek. Tidak hanya nenek saja, semua warga desa Tainsville baik kepadaku.

   Tentu tidak hanya menumpang. Setiap hari, bangun pagi dan menimba air sumur di belakang rumah. Dilanjutkan aku membersihkan rumah. Kemudian, nenek menyiapkan sarapan dan kamipun makan. Terkadang aku yang memasak dan nenek terkejut dengan masakanku. Padahal biasa - biasa saja aku memakannya.

   Setelah sarapan, nenek pergi ke lapak tokonya dan bekerja sebagai penyihir dan alchemist. Tugasku terkadang menjaga toko, membantu nenek dalam pengobatan, mengirim barang pesanan di desa maupun diluar desa bahkan mencari tanaman herbal sendirian. Itulah rutinitasku setiap hari.

   Hari berganti dan minggu berlalu. Sebulan lebih aku telah tinggal di desa ini. Hidupku lebih tenang dan damai. Namun suatu hari, kembang tidurku menampilkan ingatan raga orang yang kutempati.

Zraahhh....(sfx : suara api berkobar)

Sebuah mansion terbakar dilalap si jago merah. Seorang gadis berparas cantik kini menangis di depan rumahnya sendiri. Dia mengalami penderitaan yang menyakitkan.

''A..yah..handa....hiks. Mengapa.....kau... hiks ....meninggalkanku'' dia menagis sejadi - jadinya. Kalung yang ayahnya berikan secara tiba - tiba terkalungkan sendiri di leher putihnya. Cahaya kristal biru kehijauan tosca bersinar terang. Permata itu menyilaukan mata di gelapnya malam mencekam. Dan tiba - tiba, gadis itu disekap dari belakang tanpa siapapun tau pelakunya. Matanya mulai kabur dan terlelap.












Hah.....

Hah.....

Hah.....

   Aku terbangun di kamar. Fajar baru menyingsih. Aku menghela napas lega. Aku terbangun seakan baru menjalani hal yang mengerikan. Keringat dingin membasahi pelipisku. Aku langsung menata kasur sembari menuju ke sumur.

   Kabut tebal masih menyelimuti lereng pegunungan. Aku menimba air 5 ember. Untuk mandi dan merebus air. Selesai mandi aku langsung merebus air diatas tungku. Berbeda dengan dunia sebelumnya, memasak dengan kompor gas ataupun kompor listrik. Kini aku memasak dengan tungku besi, mengharuskan selama memasak harus menjaga besar kecilnya api.

   Selesailah kami berdua sarapan. Aku mencuci piring dan lanjut bersih - bersih. Nenek yang hendak berangkatpun berpesan di ambang pintu keluar.''Alicia, belajarlah terlebih dahulu. Nanti siang langsung ke toko yaa''

   ''Iya nek'' teriakku dari belakang dapur. Setelah bersih - bersih aku langsung mengambil beberapa buku dan membacanya. Buku yang kupelajari adalah dasar - dasar sihir yang diajarkan oleh nenek dan tanaman herbal. Setelah semuanya telah selesai, akupun bosan. Hingga iris mataku tertuju pada buku bersampul kulit biru.
   Aku langsung sigap mengambil buku tersebut. Bukunya tebal seperti novel. Aku menepuk - nepuk bukunya untuk membersihkan debu. Saat aku melihat judul buku. Aku terheran - heran.

   ''The History in the Mystery?'' Itulah judul bukunya. Kubuka halaman pertama. Ini buku sejarah. Dengan gembira ria aku menutup pintu rumah dan berlari ke tempat kesukaanku.

   Dan tempat itu adalah dahan pohon yang besar dan bercabang di belakang ladang kubis para petani. Aku asyik sendiri membaca buku itu sampai lupa waktu. Hingga seseorang memanggilku.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang