Rembulan Berdarah

15 3 0
                                    

  Happy Reading

Ternyata. . .

   ''A-apa yang terjadi'' tanggap Victor tergagap, melihat mayat penjaga gerbang bergelimang di tanah dengan darah segar yang mengalir. Aku terdiam dan mendekati mayat tersebut.

Cakaran

Gigitan

Lalu darah yang mengalir dari luka tersebut. . .

   'Darah ini memiliki bau racun. Tak mungkin korban keracunan, sementara dia memiliki luka cakaran dan gigitan seperti hewan buas. Apa jangan - jangan...'' pikirku terbenak pada satu hal.

   ''Pangeran. Sepertinya-'' ucapanku terpotong dikala mendengar suara lolongan serigala lagi

AUuuuuu........

   ''Apa itu?'' Bingung sang pangeran lalu mencabut pedangnya. Aku langsung mengambil tombak yang tergeletak di sisi mayat prajurit itu.

   ''Sepertinya kita dalam masalah, Pangeran'' ucapku sedikit berkeringat dingin.

   Benar saja. Muncul sekelompok serigala dari kegelapan. Mata mereka berwarna merah, menggeram buas bak sedang kelaparan. Kami tersudut.

Grawl!!

   Salah satu dari mereka meloncat hendak menerkamku dari depan. Sempat aku menghindar walau rok serta kawatnya robek sepaha.

   'Sial. Seharusnya tadi aku memakai daleman rok' batinku malu melihat kakiku tampak saat rokku robek sepaha. Namun bukan waktunya mengurusi penampilan. Aku langsung menodongkan tombakku.

   Kami terdesak sampai punggung kami saling bersentuhan. Para serigala semakin mendekat. Geraman buas serta air liur mereka menetes. Aku meneguk ludahku kasar.

   Berbeda dengan pangeran. Ia langsung gegabah menyerang sembari mengayunkan pedangnya dengan terampil. Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku menyerang.

Srat!!

   Mengayunkan tombak kesana kemari sembari menghindari serangan, itu lumayan susah dengan posisi mengenakan gaun panjang dan highheels. Urgh.... kakiku pasti lecet.

Grawl!!

   Tanpa kusadari. Dari arah belakang, aku hendak diterkam. Baru aku berbalik, serigala itu melompat dan menerjangku. Tetapi. . .

Gret!!

Bruk!!

   Tes. . .

   Darah mengalir dan menetes diwajahku. Mataku membulat sempurna. Victor melindungiku. Bahunya tergigit, tubuhnya ambruk dan menimpaku. Posisinya terlihat ambigu, tetapi kami tak menyadari hal tersebut.

   Segera, Victor langsung menusuk kepala serigala tersebut dan lepas dari gigitan. Dia duduk sembari menahan lukannya. Dia terlihat kesakitan. Tanpa pikir panjang aku langsung merobek rendaku dan mengikatkan kuat di bahu sang pangeran yang terluka.

   ''T-Tunggu. Bajumu jadi rusak, Nona'' ujarnya.

   ''Saya tak peduli. Setidaknya saya harus menghentikan pendarahan di bahu pangeran terlebih dahulu. Penampilan itu bukan segalanya'' ucapku kemudian mengikat kuat bahunya.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang