Bertemu Penuh Debaran

13 3 0
                                    

Happy Reading
(Warning 15+)

''Siapa namamu, nona cantik''

Aku merasa gugup. Didepanku orang terhormat, orang yang kelak akan menjadi raja. Aku mulai berkeringat dingin. Mencoba berbicara ....

''N-nama saya A-''

''Oh. Alexa rupanya'' ucapanku langsung terpotong kala seseorang memanggilku. Alex.

''Anda mengenalnya, tuan Alex'' tanya pemuda bersurai blonde.

''Tentu. Dia adikku tercinta. Alexa Lavender'' ucapnya sembari mengusap pelan kepalaku. Aku berdiri tegak dan masih menunduk.

Hening.

''HEEEE!!!'' Seru sebagian prajurit kaget, termasuk dua prajurit tadi. Aku menghela nafas. Beberapa prajurit maju dan langsung berlutut hormat di depanku. Tentu aku terkejut.

''Maafkan saya kala itu!!''

''Maafkan saya saat menyerang anda dari belakang!!''

''Maafkan saya telah mengatai anda''

Begitulah kata - kata maaf dengan kerandoman alasan yang tak kuingat.

''MAAFKAN KAMI!!'' Ucap mereka serempak dan semakin tertunduk. Aku ternganga seketika. Hingga

Kretek. . .

Suara jari jemari berbunyi karena efek otot yang terus bekerja dan kurang perenggangan. Dengan mata tajam dan sinis, Alex memandang marah para bawahannya yang telah menyerang adiknya.

Aku menghalau Alex yang hendak murka terhadap bawahannya dengan tangan sebelah.

''Alexa....''

''Tak perlu kakak. Mereka sudah jera'' ucapku menggeleng pelan kemudian diakhiri senyuman.

''Tapi....'' aku beralih menatap mereka dengan tatapan datar. Mereka begidik kaget. Aku tersenyum manis.

''Jika kalian masih sama. Maju saja. Akan kulayani'' ucapku penuh penekanan. Mereka mengangguk cepat dan mundur dari hadapnku.

Prok...prok...prok

''Hebat. Nona bisa membuat para prajurit itu ketakutan'' ujar sang pangeran bertepuk tangan. Aku menunduk lagi.

''Terima kasih, pangeran'' ucapku.

''Hmm.....bagaimana anda berduel dengan saya. Kata para prajurit tadi, nona mengalahkan mereka dengan sebilah tombak. Apa itu benar?'' Ajaknya. Aku mengangguk saja.

''Alexa. Bahaya'' bisik Alex ditelingaku.

''Tak apa, kak. Aku bisa''

''Tapi tetap saja'' paksanya. Aku menghela napas kesal.

''Bagaimana?'' Tanya sang pangeran sekali lagi.

''Saya terima, pangeran''

''Bagus. Oh. Sebelumnya saya memperkenalkan diri. Nama saya Victor Wonder. Salam kenal nona Alexa Lavender'' perkenalannya sembari meletakkan tangan kanan di dada kiri. Aku sedikit berlutut.

''Salam kenal. Saya Alexa Lavender. Senang bertemu dengan anda, Pangeran Victor Wonder''

Berawal dari perkenalan, kini kami berada di altar pertarungan. Aku melepas sepatuku dan menggenggam sebuah pedang kayu tanpa sarung tangan. Walaupun sudah ditawarkan tetap saja aku tak mau.

''Anda melepas sepatu? Bukanya nanti kaki anda kasar?'' Tanya Victor khawatir.

''Saya terbiasa seperti ini, pangeran. Ngomong - ngomong, apakah pertarungan ini bebas atau hanya berpedang?'' Jawabku kemudian bertanya

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang