~Happy Reading~
Begitulah pertemuan keduaku dengan Jack. Aku duduk didepan api unggun bersebelahan dengan kudaku. Jack masih mengganti bajunya di semak - semak hutan. Sedangkan kedua temannya hanya menunggu dengan kesibukan mereka sendiri. Daniel mengasah pedangnya dan Liana membenahi busurnya.
Aku duduk sembari melihat - lihat kalung yang kukenakan. Mata kalungnya seperti kristal berwarna hijau tosca dan halus seperti habis diasah. Bentuknya oval, dan tembus pandang. Terkadang di malam hari, kalung ini bercahaya. Selain itu, tali kalung ini berupa rantai kecil berwarna perak. Tidak ada pengaitnya, jadi tak bisa dilepas, bahkan dengan sihirpun tidak bisa.
Grusak!!
Aku mendengar suara gresakan dari semak - semak. Kami bertiga menengok keasal suara. Dan ternyata Jack, tapi
Kenapa bajunya terbuka?
Untuk celananya pas tapi kenapa bajunya terbuka dan tidak dibenikkan. Malah tubuh atletisnya terlihat.
''Fiuuuuu........Waw Jack. Tak kusangka kau memiliki tubuh yang bagus'' ucap Liana menggoda Jack sembari bersiul. Jack yang bodo amat langsung memutar matanya malas.
''Memangnya kau nggak malu apa?'' Tanya Daniel heran
''Kenapa?'' Jack malah bingung sendiri. Liana dan Daniel menggedikkan dangunya ke arahku yang masih melihat seseorang yang hampir setengah telanjang di depanku.
Blu~sss!!
Jack langsung memerah dan berusaha mengancinggkan bajunya. Dia nampak kesulitan dan panik.
''Tak apa, Jack jika tidak bisa biarkan saja'' ucapku sambil melambai tangan. Jack pasrah dan berjalan dengan muka merah seperti tomat matang. Dia duduk disampingku dan tertunduk diam sembari menjemurkan bajunya di rerantingan kayu susun seperti jemuran. Dia kembali duduk dalam diam disisiku. Aku yang heran spontan mengulurkan tangan di dahinya
''Kau tak apa - apa Jack?. Apa kau sakit?'' Tanyaku. Jack malah begidik kaget dan semakin memerah
''T-tak....tak apa?'' Ucapnya pelan.
''Tapi kau panas''
''Aku tidak apa - apa!!'' Dia mengibas tanganya pelan agar aku melepas tangannya. Aku melepas tanganku. Hingga........
Gruuuuu~!!
Perut kami berempat berbunyi bersamaan. Setelah itu tawa kami pecah satu sama lain.''Ahahaha.......wah - wah~ bagaimana ini, kita kelaparan bersama'' ujar Liana
''Kelaparan berjamaah'' celetukku. Kami kembali tertawa pecah lagi sampai Daniel terpingkal - pingkal. Aku akhirnya berhenti tertawa dan menuju ke tas barang yang dibawa kudaku. Aku memakai tas sabukku dan menyelipkan belatiku di lubang sabuk. Kukalungkan syalku di leher kemudian mengambil rotiku yang tersisa. Hanya 4 buah saja.
''Ini, aku punya sedikit makanan'' aku memberikannya kepada Daniel, Liana dan Jack. ''Wah terima kasih, Alicia'' ucap Daniel. Aku tersenyum simpul. Aku kembali duduk di sebelah Jack. Kamipun makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia Stories : In Another World
FantasyKekejaman Penderitaan Kesedihan Kesepian Semua kupendam dalam-dalam. Ingin rasanya menghilang dari dunia bahkan tidak ingin dilahirkan sama sekali. Namun mengapa, Yang kuasa tidak menghendaki apa yang kupinta. Membiarkan diriku menderita didunia...