Happy Reading
''Kau...''
Jack tertahan lalu melangkah mendekatiku. Tatapannya berubah menjadi seperti predator.Aku merasakan sinyal bahaya darinya. Aku mundur beberapa langkah menjauhinya.
''Jack, kumohon. Jangan mendekat. Aku tau kah mau menerkamku'' Ujarku sedikit menahan dirinya. Namun ia tidak menghiraukan dan terus mendekatiku.
Daniel, Liana dan Victor tau situasi dan kondisiku. Mereka langsung menahan Jack secara bersamaan.
''Jangan menghalangiku!! Aku ingin memeluknya!!'' Bentak Jack kepada mereka. ''Hey!! Kau kehilangan akalmu setiap melihat Alicia. Sadarlah Jack!!'' Tukas Liana kesal.
''Tak mau!! Dia tampak mengundang!! Aku tak tahan!!'' Nada Jack semakin meninggi. Aku meneguk ludahku kasar. Jack menjadi ganas saat melihatku.
''Jack!! Sadarlah!!'' Seru Daniel menyadarkan Jack. ''Jack!! Sadarlah, hey?!!'' Ucap Victor ikut menyadarkan Jack. Namun tetap saja, ia masih menatapku dengan tatapan predator.
Aku memberanikan diri untuk mendekatinya, berjalan sesantai mungkin untuk mendekatinya. Saat sudah dekat...Plak!!
Aku menamparnya. Dia langsung tersadar dengan tatapan yang berbeda, tatapan kaget dan bingung. Daniel, Liana dan Victor sedikit menjauh. Aku menangkup kedua pipinya lalu menatap tajam.
''Jack. Dengarlah. Jangan seperti itu. Aku tau kau tidak bisa mengendalikan hasratmu. Tapi tahanlah. Aku tahu cara menahannya. Minimal tampar pipimu, cubit kulitmu atau gigit lidahmu agar tersadar'' Ujarku datar kepadanya. Lantas ia mengangguk patah - patah. Aku menyungging senyum dan melepaskan tangkupannya.
''Alicia.... kau terlalu rasis jika menggunakan cara tersebut'' Timpal Daniel sweatdrop dan diangguki oleh Victor dan Liana. Aku berkacak pinggang.
''Itu masih tahap kesadaran level sedang'' ucapku sedikit menyinggung Jack. Sementara Jack sendiri hanya mendengus kesal. ''Lalu jika orang yang kesadarannya sudah tidak bisa ditangani bagaimana?'' Tanya Liana penasaran.
''Mungkin di ikat lalu dicambuk, atau di sembuhkan oleh pihak gereja seperti di baptis atau bisa memotong tangan orang tersebut'' sarkasku gelap. Mereka begidik ngeri.
''Jadi, tuan - tuan. Silahkan lanjutkan aktivitas yang tertunda'' ucapku lalu menunduk dan berdiri lagi. Aku melangkah mendekati sepasang saudara sepupu yang sedari tadi menyimak orang berduel di altar.
''Baiklah. Karna kau sudah kalah untuk kesekian kalinya, kau mau lanjut?'' Ucap Victor mengacungkan rapiernya. Jack hanya tersenyum misteri dan berkata...
''Boleh. Kali ini kita taruhan, Senior. Taruhannya.....'' dia menjeda kata - katanya lalu menodongkan rapier yang ia bawa kearahku.
''Jika menang, hadiahnya adalah selalu bersama dengan Alicia seharian penuh'' lanjut Jack. Aku bingung dengan ucapan Jack. Sementara Daniel dan Liana memekik kaget. ''HAA!!''
''Apa maksudnya? Bukankah kita akan bersama seharian?'' Tanyaku polos. Karena aku memang tidak tahu apa yang dimaksudkan.
Plak!
Seketika mereka berempat menepuk jidat bersamaan. Aku semakin bingung dengan keadaan sekarang.
''Oh...begitu. boleh - boleh saja. Nanti aku tahu siapa jodoh adikku nantinya'' Ucap seseorang ikut dengan obrolan kami. Aku berbalik....
''Astaga. Kukira siapa, kak'' timpalku agak terkejut saat Alex berada tepat dibelakangku. Pasalnya, hawa keberadaannya tipis.
''Aku mengecilkan hawa keberadaanku, jadi tidak ada yang tau'' ucap Alex menjelaskan. Aku bertanya ''Kak. Apa maksudnya 'seharian bersamaku'?'' Tanyaku terang - terangan. Dia malah mengusap kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia Stories : In Another World
ФэнтезиKekejaman Penderitaan Kesedihan Kesepian Semua kupendam dalam-dalam. Ingin rasanya menghilang dari dunia bahkan tidak ingin dilahirkan sama sekali. Namun mengapa, Yang kuasa tidak menghendaki apa yang kupinta. Membiarkan diriku menderita didunia...