⚔End Conflic⚔
Happy Reading
Aku melanjutkan perjalananku untuk menghancurkan sumber masalah. Namun kini berbeda, aku ditemani oleh Victor. Kini aku mendaki bukit dan hampir sampai.
Bagaimana aku bisa mengetahui bahwa tempatnya hampir sampai?. Karena aura gelap yang kurasakan dari sore hilang tertutupi hujan dan muncul lagi saat hujan reda. Entah bagaimana aura itu tertutupi oleh hujan.
Kini, aura tersebut semakin kuat dan membuat atmosfer disekitar terasa sesak. Bahkan Victor yang berkuda disampingku terlihat pucat pasi karena sesak.
Sampai di puncak bukit. Terlihat ada sebuah goa kecil yang tertutupi akar menjalar. Aku turun dari pelana. Namun setelah selangkah maju, bukan hanya tekanan udara yang semakin besar tetapi gravitasinya juga. Sehingga langkah kami terhambat.
''A-Alexa. K-Kenapa te-kanan di-sini sangat ku-at. Ak-u merasa s-sesak'' ucap Victor terbata - bata.
''Jika kita semakin ke tempat tinggi, semakin tekanan udara membesar. Oleh karena itulah kita merasa sesak. Untuk tekanan gravitasi mungkin karena sumber masalah'' ucapku sedikit pelan namun masih didengar. Victor hanya mengangguk pelan.
'A-Alicia, k-kami disini saja. Masuklah dan hancurkan batu masalahnya atau baca tulisan di ukiran batunya. K-kami sudah ti-dak kuat lagi' ujar Pia kini terjatuh dari bahuku, begitu juga Pio. Kuda yang aku dan Victor tunggangi juga duduk terkulai lemas.
''Victor. Jika anda tidak kuat menahannya, tunggu disini bersama mereka. Saya akan masuk sendiri'' ucapku lalu mencabut tombak dari pengait punggungku.
Aku hendak pergi, tetapi Victor menahan tanganku. Aku berbalik menatapnya.
''Aku ikut. Setidaknya aku bisa membantumu'' ucapnya penuh keyakinan. Aku hanya mengangguk lalu membatunya berdiri.
Semakin melangkah kedalam gua, semakin tekanan gravitasi membesar. Victor hampir jatuh. Namun langsung kuberi tombakku untuk membantunya berdiri.
''Pakai ini'' ucapku memberikan tombakku. Dia menerimannya dan berdiri dengan tombak sebagai tompangannya.
''Bagaimana denganmu?'' Tanyanya.
''Selama saya masih bisa berdiri, saya tak butuh penyangga. Lagipula saya membawa 1 senjata lagi'' ucapku lalu mencabut belati dari sarungnya.
''Hebat'' ucapnya namun masih terdengar olehku. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Masuklah kami di gua. Tekanan masih sama. Namun oksigen semakin menipis dan sesak. Aku dapat menahannya. Karena di desa udaranya setipis ini.
Aku menggunakan sihir api ditangan kiriku sebagai penerang di gua. Gua ini termasuk kecil. Saat masuk, banyak bebatuan tajam di langit - langit gua. Kami terus mencari sumbernya tak peduli ada gangguan yang menghalau.
Hingga kami berhenti. Aku melihat batu yang kemungkinan mengeluarkan tekanan gravitasi disini memberat. Aku juga merasakan aura gelap keluar dari bebatuan.
''Victor. Anda disini saja. Saya akan menghancurkan batu tersebut'' ucapku. Dia mengangguk. Aku mulai melangkah.
Setiap langkah, tanah yang kupijak hancur. Sepertinya bobotku disini dengan yang biasanya lebih berat disini. Aku semakin melangkah, mendekat lalu terduduk di dekat batu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia Stories : In Another World
FantasiKekejaman Penderitaan Kesedihan Kesepian Semua kupendam dalam-dalam. Ingin rasanya menghilang dari dunia bahkan tidak ingin dilahirkan sama sekali. Namun mengapa, Yang kuasa tidak menghendaki apa yang kupinta. Membiarkan diriku menderita didunia...