Mendung

44 3 0
                                    

(Warning : mengandung bawang dan membuat nangis ataupun ngantuk. Semoga tidak ya. Happy reading~)





Dingin

Basah

Sedih

Gundah
   Hujan yang mengiringi pemakaman mereka membasahi ku. Tak terasa mereka begitu cepat meninggalkanku. Batu nisan terpasang dan bertuliskan nama mereka. Pagi ini adalah pagi pertamaku tanpa orang tuaku. Para pentakziah sudah pulang, sementara aku masih berdiri disisi liang lahat mereka dan terguyur hujan yang semakin deras. Aku terduduk lemas, baru bisa menangis. Air mata yang kutahan tak bisa kubendung lagi. Pecah tangisku tertutupi rintikan hujan yang deras.
    ''Kenapa.....hiks.....kenapa......kalian......meninggalkanku sendiri. Ayah....hiks.....ibu. KENAPA!!!''

Jdarr!!!
  
   Petir bergemuruh menutupi teriakan isak tangisku. Aku memeluk batu nisan ibuku sembari menyenderkan kepalaku. Aku tidak bisa memeluk ibu, tidak bisa mendengar teguran ibu, tidak bisa melihat dan menyentuh sosoknya lagi. Kulepaskan pelukku dan berpamitan kepada mereka.
   ''Ayah, ibu, aku pulang dulu. Istirahatlah dengan tenang disana''.

   Hujan menjadi gerimis. Aku berjalan pontang lantung tak berpayung di jalanan. Melihat kendaraan yang  berlalu lalang di jalanan. Pemandangan yang biasa kulihat. Kuremat bajuku didada untuk menahan tangisku. Untuk hari ini aku tidak pergi ke sekolah dulu.
    Sesampainya dirumah, aku langsung mandi, ganti baju dan membuat sarapan dengan bahan seadanya di kulkas. 'Nanti agak siang saja aku kesupermarketnya'. Aku berencana untuk membeli bahan makanan di supermarket dengan uang tabunganku.
   Selesai masak, aku langsung sarapan.
Setelah itu, aku beranjak naik ke kamar. Meratapi langit yang masih hujan rintik rintik. Tidak ada sinar mentari, tidak ada burung yang berkicau. Sama sekali tidak ada. Kubuka ponselku dan mengetik pesan kepada wali kelasku bahwa aku izin karena ada acara. Kubersender di kaca jendela, menatap gedung pencakar langit yang jauh nan tinggi dari balik jendela. Sungguh sepi dan sunyi di dalam kamar ini. Aku beranjak dari kasur, mengambil gitarku berwarna coklat tua. Gitar ini hadiah ulangtahunku dari ayah. Aku semakin sakit hati melihat ini. Aku mengelus gitar itu, membersihkan dari debu karena sudah lama tidak kumainkan. Nada dari tiap senar gitar masih baik dan tidak false. Jari jemariku memainkan gitar dan menyanyi sebuah lagu.

(Darkside~ alan walker)

We not in love.....

We share no stories.....

Just something in your eyes......

...

Dont be afraid......

The shadow know me.....

Let's leave the world behind.......

...

Take me through the night

Fall into the darkside.....

We don't need a light

We'll life on the darkside....

I see it, let feel it

While we're still young and fearles

Let go on the light

Fall into the darkside........

___________________     ___________________

   Satu lirik, satu genjrengan terakhir. Air mataku mengalir di pipiku. Aku kesepian dan gundah gulana. Tersadar, memang sedari dulu aku selalu sendiri, hanya orang tuaku yang selalu menjadi temanku, tempat aku bersandar dikala susah. Sekarang mereka meninggal, takkan kembali lagi ke dunia. Selamanya.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang