Sambutan Hangat

20 3 0
                                    

~Happy Reading~

Dingin

Gelap

Sesak

Seketika aku terjun kedalam samudra yang tenang. Namun menurutku, itu hal yang mengerikan ditambah orang yang memiliki thalassophobia, mungkin dia akan panik dan ketakutan.
   Aku jatuh dan terus tenggelam dalam samudra biru, begitu dingin dan sesak. Gelembung udara keluar dari mulutku dan air asin itu merasuk kerongkonganku. Pandanganku semakin gelap, memburam dan tertutup rapat.

Hingga aku melihat ingatan seseorang.





Bruk!

''Aduh......''

Seorang gadis kecil berusia 5 tahun terjatuh dari langkahnya. Mata violet dan rambut putihnya membuat siapapun terpana. Bibir mungilnya terus berucap keluh kesah dan rintihan kesakitan. Hingga seorang anak laki - laki berumur 9 tahun dan berambut silver menatap adiknya dikala masih terduduk disana.

''Kau tidak apa - apa, Alexa?. Apa ada yang sakit? Ayo berdiri.'' Anak laki - laki itu memberi uluran tangan dan kemudian diterima oleh sang adik. Gaun putih hijau sang adik terkena debu setelah terjatuh. Kakaknya mengibas rok dan baju adiknya agar bersih.

''Maaf.......kakak'' ucap gadis bersurai putih itu dengan manik mata biru lautnya bersendu.

''Tidak apa, lain kali berhati - hatilah''. Si adik hanya terpaku diam dan mengangguk lemah. Kemudian sang kakak berjongkok dan memberi punggungnya.

''Naiklah''

''T-tapi....''

''Agar kita cepat sampai. Naiklah'' ucap sang kakak. Adiknya hanya menaiki punggung kakaknya dan kemudian ia digendong sembari berjalan ke sebuah tempat. Sang adik hanya memangku wajahnya di bahu sang kakak. Hembusan angin semilir membuat gadis itu mengantuk. Sang kakak tahu gadis ini mengantuk.

''Tidurlah. Nanti akan kubangunkan'' sang adik hanya berdehem pelan. Matanya memberat dan sebelum tertidur, dia mendengar ucapan sang kakak.

''Aku menyayangimu, Alexa''









Hah.....

Hah.....

Hah.....

Aku terbangun dengan terengah - engah. Sinar matahari menyinariku, langit nan biru dihiasi sederet awan yang berbaris. Aku terbangun dan menatap satu pemandangan asri bak surga duniawi. Hamparan rumput hijau yang luasnya jauh mata memandang. Cakrawala di garisi oleh awan yang melengkung bersamaan dengan sinar mentari yang menembus atmosfer. Deretan pegunungan yang berjajar bak seperti dinding alami yang menjulang tinggi. Ini pemandangan indah bagai hidup di alam mimpi.

 Ini pemandangan indah bagai hidup di alam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang